Dampak Buruk Bagi Tubuh Akibat Cuaca Panas

Akhir-akhir ini di beberapa negara seperti India, Thailand, China dan termasuk Indonesia merasakan peningkatan suhu panas.

Pusat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan fenomena perubahan iklim makin mengkhawatirkan. Kondisi ini dimulai sejak 2016 saat Indonesia mencapai kategori suhu terpanas selama periode 1981-2020.

Kini cuaca panas sangat terasa dalam beberapa hari terakhir, khususnya pada siang hari.

Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), memperkirakan suhu panas di beberapa wilayah Indonesia beberapa waktu lalu telah mencapai 36 – 37 derajat celcius.

Perkiraan BMKG, suhu panas yang cukup ekstrem masih akan dirasakan oleh masyarakat Indonesia hingga bulan Oktober mendatang. BMKG juga terus menghimbau masyarakat Indonesia menggunakan tabir surya (sunscreen) karena tingginya indeks sinar ultraviolet (UV).

Cuaca ekstrem ini tentunya akan memberikan dampak buruk, bukan hanya berdampak terhadap aktivitas sehari-hari tetapi berdampak bagi kesehatan tubuh manusia, terutama kulit. 

Dampak yang dirasakan oleh tubuh setiap orang bukan sekedar merasakan gerah atau berkeringat saja, tetapi dapat berdampak yang cukup serius.

Di India bahkan lebih parah, dalam beberapa waktu lalu cuaca panas langsung menelan korban jiwa. Setidaknya 90 persen negara India menjadi lebih rentan terhadap risiko masalah kesehatan hingga kematian.

Sudah ada 13 orang yang meninggal dunia dan puluhan orang dirawat di rumah sakit karena cuaca panas ekstrem di India pada tahun ini.

Berdasarkan data Statista, cuaca panas di India yang paling parah terjadi pada tahun 2015 dan dilaporkan ada 2.081 orang meninggal dunia.

Di Eropa, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan setidaknya 15.000 orang tewas akibat panas ekstrem yang melanda Eropa pada akhir tahun 2022.

Dampak terburuk dirasakan oleh tiga negara yaitu Spanyol, Portugal dan Jerman. Otoritas kesehatan melaporkan data selama 3 bulan musim panas, hampir 4.000 kematian di Spanyol, lebih dari 1.000 di Portugal, 3.200 di Inggris dan sekitar 4.500 kematian di Jerman. 

Di Indonesia, suhu maksimum harian tercatat mencapai 37,2°C di stasiun pengamatan BMKG di Ciputat pada pekan lalu, meskipun secara umum suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi berada pada kisaran 34°C – 36°C hingga saat ini.

Berdasarkan analisis dari 117 stasiun pengamatan BMKG, suhu udara rata-rata bulan April 2023 adalah sebesar 27.1 °C, Normal suhu udara klimatologis untuk bulan April periode 1991-2020 di Indonesia adalah sebesar 26.9 °C (dalam kisaran normal 20.1 °C – 29.1 °C).

Berdasarkan nilai-nilai tersebut, anomali suhu udara rata-rata pada bulan April 2023 menunjukkan anomali positif dengan nilai sebesar 0.3 °C. Anomali suhu udara Indonesia pada bulan April 2023 merupakan nilai anomali tertinggi ke-7 sepanjang periode data pengamatan sejak 1981.

Lantas, bagaimana cuaca panas menyebabkan kematian?

Dilansir dari Telegraph, dalam kebanyakan kasus kematian terkait panas yaitu detak jantung berhenti yang berakibat fatal dan heat stroke yang sering terjadi jika seseorang mengalami dehidrasi parah.

Badan layanan kesehatan di Inggris, National Health Service (NHS) mengatakan, heat stroke atau pitam panas terjadi jika tubuh meningkat di atas 40 derajat Celcius yang menyebabkan sistem sel rusak dan fungsi tubuh menjadi tidak normal.

Ketika tidak bisa berkeringat, kita tidak bisa mengendalikan suhu panas tubuh. Dampaknya, bisa nafas memburu-buru, sakit kepala, lesu, dan kehilangan kesadaran. Jika tidak ada tindakan darurat, bisa menyebabkan kegagalan organ dan kematian.

Tips melindungi diri dari sinar matahari menurut National Health Service (NHS) adalah:

  • Hindari panas. Jangan keluar antara pukul 11.00 dan 15.00 siang saat hari sedang panas-panasnya.
  • Dinginkan ruangan dengan penghalang atau pemantul panas di luar jendela.
  • Mandi air dingin dan perciki badan dengan air dingin.
  • Minum banyak air, susu rendah lemak, teh dan kopi, serta hindari alkohol.
  • Pakai baju longgar dan topi, serta kacamata hitam ketika keluar.
  • Periksa dan bantu teman, saudara dan tetangga terdekat yang mungkin tidak mampu merawat diri saat suhu panas tinggi.

Mari rapatkan barisan dan perkuat kapasitas dalam menghadapi bencana dan menjaga bumi pertiwi. Karena Bumi Cuma Satu. Mari Berdaya Hadapi Bencana.