DMC Dompet Dhuafa bersama Tim SAR Gabungan Berhasil Temukan Korban Tenggelam

Bekasi—Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa dan tim SAR gabungan berhasil menemukan korban tenggelam di Muara Gembong pada pukul 08:20 WIB, Senin (22/04/2024).

Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Korban dengan inisial T (22) adalah seorang nelayan yang berasal dari Indramayu. Almarhum tenggelam pada Jumat (19/04/2024) sekitar pukul 16:00 WIB di Sungai Citarum, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.

“Kami menerima informasi dari Kapal Nelayan mengenai penemuan jenasah dan langsung ke lokasi penemuan untuk kita evakuasi ke rumah duka serta kita serahkan kepada pihak keluarga.” ungkap Rizky Dwianto, S.E., Koordinator Unit Siaga SAR Bekasi dalam keterangan resmi diterima.

Rizky Dwianto juga menegaskan pencarian dilakukan melalui dua tim. Tim pertama melakukan pencarian menggunakan perahu karet di perairan dengan radius 8 NM (Nautica Miles) dari lokasi kejadian. Kemudian tim kedua menyisir jalur darat di bantaran Sungai Citarum hingga radius 2 KM dari lokasi kejadian.

Korban dalam kondisi mengapung di atas perairan dengan radius 8 NM dari lokasi kejadian. Kapal Nelayan kemudian menginformasikan kepada tim SAR untuk segera ditindaklanjuti.

”DMC bersama tim gabungan juga turut dalam aksi penyisiran di atas permukaan air,” terang Mida Dwi Nurlida selaku Staf Tanggap Darurat, Pemulihan, dan Kerelawanan DMC Dompet Dhuafa.

Dalam laporan World Health Organization (WHO) dengan judul Hidden Depths: The Global Investment Case for Drowning Prevention (2023) mencatat setiap tahun hampir 236.000 orang kehilangan nyawa karena tenggelam. Mayoritas kematian ini (91%) terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.

Tenggelam memperburuk kesenjangan kesehatan dan sosial ekonomi. Masyarakat miskin di semua negara pada umumnya menanggung beban terbesar dalam hal hilangnya nyawa dan tekanan ekonomi. Di negara Indonesia yang notabene negara maritim yang di kelilingi lautan dan sungai, mayoritas mata pencaharian berkaitan dengan air, ketika pihak yang menjadi sumber pendapatan meninggal maka hilang juga pendapatan kehidupan mereka.  

Dalam laporan tersebut, ada 10 usulan untuk menekan angka kematian akibat tenggelam: (1) Mengajari anak-anak usia sekolah keterampilan dasar berenang, keselamatan di air, dan penyelamatan yang aman; (2) Latih para pengamat (orang dewasa/orang tua) dalam penyelamatan dan resusitasi yang aman; (3) Pasang penghalang yang mengendalikan akses terhadap air; (4) Sediakan tempat yang aman (misalnya tempat penitipan anak) yang jauh dari air untuk anak-anak prasekolah, dengan penitipan anak yang mampu; (5) Memperkuat kesadaran masyarakat dan menyoroti kerentanan anak-anak terhadap tenggelam; (6) Menetapkan dan menegakkan peraturan berperahu, pelayaran, dan feri yang aman; (7) Membangun ketahanan dan mengelola risiko bencana alam dan bahaya lainnya secara lokal dan nasional; (8) Mengkoordinasikan upaya pencegahan tenggelam dengan kerja sektor dan agenda lain misalnya penyediaan air bersih dan sanitasi; (9) Mengembangkan rencana keamanan air nasional; (10) dan adakan penelitian lebih lanjut.

DMC Dompet Dhuafa turut berduka cita atas apa yang terjadi kepada mendiang T. Kami berdoa semoga amal perbuatan korban diterima di sisi-Nya dan diampuni dosa-dosanya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan sebesar-besarnya. (AFP/ DMC Dompet Dhuafa)