Mitigasi Sejak Dini, DMC Dompet Dhuafa Gelar Simulasi Bencana di Sekolah Tanah Tingal

Tangerang Selatan, Banten—Pelajar sekolah perlu siap menghadapi gempa. Oleh karena itu, simulasi penanganan bencana menjadi sangat penting. Pada Jumat (8/11/2024) lalu, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa mengadakan sosialisasi kebencanaan dan simulasi penanganan gempa sebagai bagian dari implementasi program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Sekolah Tanah Tingal, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Selain simulasi menghadapi bencana gempa, DMC Dompet Dhuafa mengajak siswa dan guru untuk melakukan praktik memadamkan api menggunakan alat pemadam api ringan (APAR).

Pagi itu, seluruh siswa SD dan TK Sekolah Tanah Tingal berkumpul di aula sekolah untuk mendengarkan penjelasan tentang kebencanaan dari pemateri DMC Dompet Dhuafa.

Sebelum memulai simulasi, DMC Dompet Dhuafa memberikan penjelasan mengenai apa itu gempa, bagaimana gempa terjadi, dan langkah-langkah tepat yang harus dilakukan saat gempa melanda.

Suasana di aula menjadi hidup dan penuh antusiasme ketika Achmad Lukman, Manajer Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kebencanaan DMC Dompet Dhuafa, menjelaskan bahwa gempa bukanlah penyebab langsung kematian; yang membahayakan adalah bangunan yang tidak tahan gempa.

Penjelasan ini memantik rasa penasaran siswa. Sesi presentasi berlangsung interaktif, dan siswa bergantian mengajukan pertanyaan. Secara umum, pertanyaan mereka terpusat pada satu hal: apa yang harus dilakukan saat gempa terjadi.

Para guru turut terlibat dalam simulasi. Ketika alarm berbunyi menandakan adanya gempa, mereka memandu siswa untuk bersembunyi di bawah meja sambil melindungi kepala dengan kedua tangan atau tas.

Setelah menunggu selama 15 hingga 30 detik untuk memastikan gempa telah usai, guru mengarahkan siswa untuk keluar dari kelas dengan tertib dan menuju area terbuka di lapangan yang telah ditetapkan sebagai titik evakuasi.

Di lapangan, para guru mengecek keberadaan siswa mereka, memastikan tidak ada yang tertinggal atau terluka, sebelum melaporkan kondisi keseluruhan kepada kepala sekolah.

Simulasi gempa ini berlangsung sesuai dengan instruksi dan standar SPAB. Siswa dan guru berpartisipasi aktif dan antusias dalam setiap tahapannya.

Kepala Sekolah Tanah Tingal, Ari Wibowo Shinoda menyambut baik lawatan DMC Dompet Dhuafa ke Sekolah Tanah Tingal dalam rangkaian SPAB.

Menurutnya, SPAB merupakan program prioritas dari Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), sehingga kegiatan yang difasilitasi oleh DMC Dompet Dhuafa di Sekolah Tanah Tingal sangat membantu sekolah tersebut dalam menerapkan sekolah yang aman bencana.

“Program ini bukan hanya untu seremonial (formalitas saja), tetapi memberikan keterampilan bagi semua guru dan siswa di Sekolah Tanah Tingal. Karena kita berada di negara yang rawan akan bencana alam, tidak hanya perusahaan, sekolah pun harus siap dan waspada terhadap potensi bencana. Maka sekolah perlu sekali suatu SOP tentang mitigasi bencana,” ujar Ari.

Menurut Ari, Sekolah Tanah Tingal akan memasukkan materi tentang kebencanaan dalam pembelajar siswa, baik TK, SD, atau KB (Kelompok Bermain). Hal ini bertujuan untuk memberikan kesadaran pentingnya kesiapsiagaan terhadap potensi bencana dan bahaya lain di sekitar mereka.

“Di kalender akademik Sekolah Tanah Tingal kami akan memasukkan di semester satu itu melakukan simulasi menghadapi bencana kebakaran. Dan di semester 2 ada simulasi bencana gempa bumi,” lanjutnya.

Sosialisasi dan penerapan SPAB yang difasilitasi DMC Dompet Dhuafa di Sekolah Tanah Tingal sudah berlangsung selama dua bulan.

Achmad Lukman Manajer Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kebencanaan DMC Dompet Dhuafa mengatakan, “Terdapat beberapa target yang akan dicapai di Sekolah Tanah Tingal untuk jadi sekolah yang aman bencana sesuai prosedural SPAB, yaitu Sarana dan Prasarana Sekolah yg Aman Bencana, Manajemen Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah Tanah Tingal dan Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana.”

Dengan adanya SPAB di Sekolah Tanah Tingal, diharapkan para siswa dan guru memiliki pengetahuan kesiapsiagaan akan potensi bencana yag mungkin hadir tak kenal waktu dn tempat. Serta lingkungan sekolah menjadi tempat yang aman bagi setiap warga sekolah, khususnya anak-anak. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (MAA/DMC Dompet Dhuafa)