Perkembangan Pembangunan Hunian Sementara Penyintas APG Semeru oleh Disaster Management Center Dompet Dhuafa

Lumajang, Jawa Timur (21/04)—Pembangunan hunian sementara (huntara) oleh Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa bagi penyintas awan panas guguran (APG) Semeru sudah memasuki angka 15 unit.

Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menargetkan 50 unit hunian sementara untuk penyintas terdampak APG Semeru yang akan dibangun di di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

“Dusun Curah Kobokan dan Kajar Kuning jadi yang paling terdampak. Berjarak kurang lebih 12 kilometer dari Semeru, Curah Kobokan dan Kajar Kuning jadi dua dusun paling terdampak. Ribuan rumah, masjid, dan sekolah rusak parah. Kami berkomitmen untuk meberikan dukungan bagi masyarakat penyintas awan panas guguran (APG) Semeru menjalani transisi paska (APG) yang terjadi akhir tahun lalu, salah satunya adalah pembangunan hunian sementara.” jelas Haryo Mojopahit selaku Chief Executive DMC Dompet Dhuafa.

Huntara tersebut berukuran 6 X 4,8 meter yang terdiri dari ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dapur dan tempat untuk mencuci piring. Satu unit huntara bisa memuat lima orang, bahkan bisa lebih.

Konstruksi huntara yang diusung DMC Dompet Dhuafa memuat baja ringan sebagai bahan pembangunan dengan konsep semi-permanen.

Diketahui baja ringan memiliki keunggulan sebagai bahan material yang tahan lama, anti-keropos, dan anti-karat serta kuat. Baja ringan sanggup menahan deformasi yang besar tanpa harus khawatir akan runtuh atau hancur.

Konstruksi baja ringan mampu menerima kelenturan, beban kejut, dan beban geser sehingga bentuk strukturnya pun bisa lebih fleksibel.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 10 Januari 2022 lalu, terdapat 1.027 rumah rusak dan 6.597 warga mengungsi. Pusat pengungsian terpusat di tiga kecamatan, yaitu Pasirian, Candipuro, dan Pronojiwo

“Perkembangan keseluruhan sampai dengan 30 Maret 2022 sebanyak 1.656 unit huntap dan huntara  dalam proses dibangun di 8 cluster dusun dan 115 blok hunian dengan progress fisik sebesar 48,45 persen. Dari total hunian, sebanyak 1.427 unit Risha di antaranya telah 100 persen terpasang,” terang Abdul Muhari selaku Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.

Di tengah cuaca terik siang hari dan hujan menjelang sore hingga malam, ribuan pengungsi juga harus bertahan di tengah keterbatasan tempat tidur, toilet, mushola, sumber listrik, hingga tempat mencuci pakaian.

Meski terhitung tidak nyaman, tempat ini menjadi pilihan lebih baik untuk mereka yang kehilangan tempat tinggal. 

Terlebih di masa bulan suci Ramadan ini, para penyintas terpaksa menjalani puasa di posko pengungsian. Mulai dari menyiapkan makanan sahur, hingga berbuka puasa. “Ini pertama kali puasa di pengungsian dan belum pernah kita sangka sebelumnya. Kalau ingat rumah ya sedih tapi juga masih trauma,” kata Sulianto di pengungsian Desa Penanggal, Minggu (10/4/2022) sebagaimana yang diberitakan dalam Kompas (AFP/ DMC Dompet Dhuafa).

Hubungi Disaster Management Center Dompet Dhuafa:

Linkedin: Disaster Management Center Dompet Dhuafa

Instagram: dmcdompetdhuafa

Facebook: dmcdompetdhuafa.offical

Twitter: dmcddofficial

Youtube: DMC Dompet Dhuafa

Tiktok: dmcdompetdhuafa