Synchronize Festival dan Dompet Dhuafa Gemakan Darurat Kekeringan lewat Program Patungan Air Bersih

Jakarta–Dompet Dhuafa dan Synchronize Festival 2023 gemakan program peduli lingkungan lewat gerakan Patungan Air Bersih pada Jumat (01/09/2023) hingga Minggu (03/09/2023).

Berlokasi di JI Expo Kemayoran, gerakan tersebut menggelora sepanjang acara berlangsung.

Program tersebut merupakan respons atas risiko kekeringan pada masa kemarau di seluruh titik Indonesia. Melalui unit Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, Patungan Air Bersih sebelumnya sudah menjangkau dan memberikan manfaat untuk warga di Bojonegoro-Jawa Timur, Gunungkidul-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kotawaringin Timur-Kalimantan Tengah, dan Boyolali-Jawa Tengah. Adapun aksi Patungan Air Bersih tersebut adalah mendistribusikan air bersih kepada warga terdampak kekeringan di wilayah pelosok.

“Dompet Dhuafa bersama Synchronize Festival 2023 berkolaboraksi kebaikan dengan membuat campaign bersama melalui  Patungan Air Bersih,” ujar Dandy Esviyansyah Fathoni selaku Brand Activation Dompet Dhuafa saat ditemui di booth Dompet Dhuafa di Synchronize Festival 2023.

Dalam kesempatan yang berbeda Maizar Helmi selaku Ketua Squad Penanggulangan Bencana Karhutla dan Kekeringan DMC Dompet Dhuafa mengatakan beberapa rekomendasi program selain distribusi dan pipanisasi air bersih di titik-titik rawan kekeringan.

“Besar harapan kami program ini bisa berlanjut hingga mampu memberikan manfaat seluas-luasnya,” ujar Maizar.

Diketahui dalam laporan United Nations Convention to Combat Desertification (UNCCD) yang berjudul Drought in Numbers 2022, menyebutkan ada 55 juta orang di seluruh dunia secara langsung terkena dampak kekeringan setiap tahun. Kekeringan menjadi bencana paling serius bagi ternak dan tanaman di hampir setiap bagian dunia.

Semenjak tahun 1970 hingga 2019, kekeringan merupakan salah satu bencana yang menyebabkan kerugian manusia terbesar, dengan total sekitar 650.000 kematian. Di antara semua kematian akibat bencana perubahan iklim tersebut lebih dari 90 persen terjadi di negara berkembang.

Diperkirakan pada tahun 2040 sebanyak 160 juta anak terkena dampak kekeringan parah dan berkepanjangan. Satu dari empat anak akan tinggal di daerah dengan kekurangan air yang ekstrim. Sedangkan Indonesia pada tahun 2040 diperkarakan akan mengalami kekurangan persediaan air yang tinggi.

Indonesia sendiri termasuk ke dalam kategori menengah ke atas dalam negara dengan tingkat risiko kekeringan tertinggi. Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.

Bencana kekeringan juga memiliki keterkaitan yang erat dengan bencana yang lainnya. Pasalnya kekeringan panjang dapat menyebabkan kebakaran di wilayah hutan dan lahan, terutama di wilayah lahan gambut.

Di satu sisi pemanfaatan air tanah yang berlebihan di wilayah perkotaan juga berpotensi mengakibatkan bencana kekeringan. Indonesia semenjak tahun 2019 sudah termasuk dalam negara dengan risiko kekurangan air tanah menengah ke atas.

Kekeringan juga penyebab utama ketidakstabilan kualitas pertanian dan perkebunan. Hal ini juga akan berdampak pada penghasilan ekonomi masyarakat. Kesimpulannya kekeringan mampu berdampak ke seluruh bidang kehidupan masyarakat. Baik secara ekonomi, sosial, lingkungan hingga kesehatan.

Selain itu kekeringan dapat mengakibatkan malnutrisi yang terjadi karena penurunan ketersediaan pangan dan air serta sanitasi yang higienis. Meningkatnya risiko penyakit menular seperti  kolera, diare, dan pneumonia.

Kesimpulannya kekeringan mampu berdampak ke seluruh bidang kehidupan masyarakat. Baik secara ekonomi, sosial, lingkungan hingga kesehatan.

Mari turut serta dalam gerakan Patungan Air Bersih yang diinisiasi Dompet Dhuafa dan Synchronize Festival 2023. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (AFP/ DMC Dompet Dhuafa)