Api Mengancam Ibu Kota: Rawan Kebakaran yang Merata

Jakarta—Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021 terdapat 1.535 peristiwa kebakaran yang melanda DKI Jakarta. Pada tahun 2020 sendiri jumlahnya mencapai dua kali lipat dari sebelumnya yakni 3.156. Perumahan dan pemukiman menjadi target utama yang dilahap si jago merah.

Sedangkan menurut Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta, peristiwa kebakaran tertinggi terjadi di tahun 2018 yakni 1.528. Jumlah kebakaran terendah terjadi di tahun 2021 yakni 196. Sedangkan pada tahun 2022 terdapat 1.600 jumlah kejadian kebakaran di DKI Jakarta. Dari jumlah tersebut, luas area yang terdampak telah mencapai lebih dari 151.338 meter persegi.

Pada Jumat malam (03/03/2023) peristiwa kebakaran kembali terjadi di wilayah Jakarta. Depo milik PT Pertamina (Persero) di Plumpang, Jakarta Utara, terbakar pukul 20.11 WIB. Sumber api diketahui berasal dari pipa bensin di kompleks tersebut. Diketahui terjadi beberapa kali ledakan dan api melahap pemukiman warga sekitar.

Saat itu hujan mengguyur wilayah Jakarta. Namun tidak lama disusul dengan aroma bensin dan gas yang menyengat. Kemudian ledakan pertama mengagetkan dan mendorong kepanikan warga sekitar.

Berbondong-bondong warga berlarian keluar rumah bersama anggota keluarganya. Disusul dengan teriakan histeris dan deru tangis. Tidak lama ledakan kedua muncul. Suara ledakan kedua jauh lebih besar ketimbang yang pertama.

Lalu muncul ledakan ketiga yang dilengkapi dengan asap lebat menutup langit malam yang sedari awal sudah gelap. Beberapa warga muntah akibat bau bensin yang menyengat tersebut.

Informasi terakhir yang diterima, korban jiwa sebanyak 17 orang (15 dewasa dan 2 anak-anak) dan korban luka-luka sebanyak 50 orang (49 dewasa dan 1 anak). Sementara itu, sebanyak 1.085 orang mengungsi ke berbagai lokasi dan posko yang disediakan oleh pemerintah

Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC), Respons Darurat Kesehatan (RDK) Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) dan Dapur Keliling (Darling) serta Badan Pemulasaran Jenazah (Barzah) Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) menghadirkan layanan bantuan penanganan warga terdampak.

“Setelah selesai melakukan pendingan oleh tim pemadan kebakaran, tim DMC DOMPET DHUAFA melakukan koordinasi bersama BASARNAS untuk melakukan penyisiran ke beberapa titik yang dicurigai. Setelah selesai melakukan penyisiran, titik-titik tersebut dinyatakan CLEAR,” terang Ahmad Yamin selaku Koordinator DMC Dompet Dhuafa melapor dari lokasi kejadian.

Peristiwa ini mengangkat kembali adanya buffer zone antara pemukiman dengan Depo Pertamina Plumpang. Secara sederhana buffer zone adalah kawasan yang dibiarkan tak dibangun pemukiman ataupun lainnya hingga seperti aslinya kawasan tersebut. Buffer zone bisa berupa tanah lapang, hingga hutan, sampai rawa yang dibiarkan begitu saja.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi DKI sudah pernah mengusulkan adanya jarak antara permukiman warga dengan Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara. Beliau meminta buffer zone sejauh 50 meter.

“Kira-kira begitu, kami kembalikan ke Pertamina,” kata Heru usai menggelar rapat darurat di Pos Koramil Koja, Jakarta Utara, Sabtu dini hari (04/03/2023) sebagaimana diberitakan oleh Tempo.

Namun salah seorang warga bernama Andri mengatakan rencana buffer zone pernah disampaikan pada tahun 2007, namun hingga sebelum peristiwa kebakaran ini terjadi belum ada kabar kelanjutan program tersebut.

“Dulu sih ada pas ledakan pertama, 2009,” kata dia kepada wartawan Tempo.

“Cuma info mau-berapa jarak ratus meter disterilin dari perumahan, berapa ratus meter dari ini biar disterilin tapi sampai sekarang masih nggak,” ujarnya.

DMC Dompet Dhuafa menuturkan belasungkawa dan turut berduka atas warga yang terdampak akibat peristiwa kebakaran ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan ketangguhan untuk kembali menyongsong masa depan selepas kejadian ini. Semoga juga korban yang meninggal dalam keadaan husnul khotimah, Amin.