DMC Dompet Dhuafa dan Dompet Dhuafa Sulawesi Utara Perkuat Jaringan Relawan Penanggulangan Bencana

Manado, Sulawesi Utara—Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa dan Dompet Dhuafa Sulawesi Utara hadirkan workshop temu relawan penanggulangan bencana di Manado.

Acara berlangsung pada Selasa (25/06/2024) di Jilan Cafe, Manado. Dengan tajuk “Perkuat Komunikasi Tangguhkan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana”, para peserta menyimak dengan khidmat materi-materi yang dibawakan.

Puluhan peserta yang terdiri dari Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) dan masyarakat umum yang tersebar di berbagai wilayah Sulawesi Utara berkumpul untuk saling bertukar pikir dengan bebas.

”Menurut kami potensi bencana itu amat sangat besar dikarenakan segala bencana itu ada di Sulawesi Utara. Misalnya untuk ancaman erupsi gunung api,  di Sulawesi Utara terdapat 13 gunung api aktif dan bencana banjir, longsor di wilayah pegunungan saat datangnya musim hujan,” pungkas  Fai Umara selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulawesi Utara.

”Belum lagi yang terbaru adalah terjadinya likuifaksi di Sulawesi Utara. Selasa kemarin likuifaksi di Minahasa. Sehingga akumulasi itu semua potensi bencana di Sulawesi Utara itu besar,” lanjutnya.

”Kita mengumpulkan semua relawan di mana kita saling berbagi pengalaman dan diskusi berbagi tentang penanggulangan bencana”.

Adapun para pematerinya adalah Haifa Nurul Aeni (Staf Project Tanggap Darurat, Pemulihan dan Kerelawanan DMC Dompet Dhuafa), Narwan (Manager Komunikasi Organisasi DMC Dompet Dhuafa), dan Akbar Saddam (Plt. GM Komunikasi dan Kemitraan Strategis DMC Dompet Dhuafa).

DMC Dompet Dhuafa mensosialisasikan satu siklus penanggulangan bencana, pra-bencana, saat terjadi bencana, maupun pasca-bencana. Bahwa penanggulangan bencana yang komprehensif adalah kesiapsiagaan dan kecakapan dalam menghadapi serta bangkit pulih dari terjadinya bencana.

Selain itu Dompet Dhuafa juga menekankan pentingnya informasi dan komunikasi. Ancaman bencana atau saat terjadinya bencana, informasi sangatlah penting. Banyak masyarakat yang belum mengetahui ancaman bencana yang ada di sekelilingnya.

Di sisi lain, informasi saat terjadinya bencana juga hal yang krusial untuk mendapatkan kabar atau situasi terkini di lokasi bencana. Mulai dari perihal jumlah korban, jumlah kerusakan dan kebutuhan darurat yang diperlukan.

Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk membangun jaringan DMC di Provinsi Sulawesi Utara atau kekuatan dan ketangguhan masyarakat dalam penanggulangan bencana.

Berdasarkan laporan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun 2022, Minahasa, Sulawesi Utara termasuk dalam urutan 20 besar sebagai wilayah yang rawan akan bencana alam.

Secara Topografi wilayah Provinsi Sulawesi Utara bervariasi diselingi oleh lembah yang membentuk dataran. Iklim wilayah Provinsi Sulawesi Utara termasuk tropis, berada pada khatulistiwa.

Berdasarkan data DIBI BNPB dan BPBD tercatat sebanyak 46 kejadian bencana di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2022. Bencana yang sering terjadi adalah bencana tanah longsor, banjir dan puting beliung.

”Sangat berterima kasih. Kegiatan yang sangat bermanfaat, karena di Bitung sering terjadi bencana alam yang tanpa kita sadari terjadi di sekitaran kita. Contohnya di Bitung sering terjadi banjir, kebakaran hutan, kebakaran pemukiman. Lewat kegiatan ini kita bisa tahu dan paham bagaimana cara mengantisipasi dan menanggulanginya saat terjadi bencana,” lanjut Nabil Hamsah salah seorang pemuda dari Bitung.

Jika diurutkan kota/kabupaten dengan risiko bencana tertinggi ke terendah, maka Minahasa yang tertinggi.

Kemudian disusul Minahasa Tenggara, Bolaang Mongondow Utara, Kepulauan Sangihe, Bolaang Mongondow Selatan, Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur, Minahasa Utara, Kota Tomohon, Kota Bitung, Kepulauan Talaud, Kota Manado, dan Kota Kotamobagu.

”Semoga ilmu yang didapatkan ini bisa bermanfaat dan akan saya bantu sebarkan ke kawan-kawan. Komunikasi adalah tombak untuk tercapainya aksi penanggulangan bencana, informasi sangat krusial dalam menentukan dan menggencarkan aksi penanggulangan bencana,” ujar peserta Marshanda Bolota dari DDV Bitung.

Semoga dengan hadirnya kegiatan ini mampu menumbuhkan semangat kemanusiaan dalam bidang penanggulangan bencana. Semoga juga dengan hadirnya acara ini mampu menekan risiko atau dampak berkepanjangan dari bencana alam itu sendiri. (AFP/ DMC Dompet Dhuafa)