AIA Gandeng Dompet Dhuafa Salurkan Bantuan untuk Penyintas Banjir di Bekasi

Bekasi—Ketika bencana alam terjadi di suatu kawasan, yang hancur tidak hanya tembok dan atap, melainkan juga hubungan antar manusia, mata pencaharian, dan tujuan hidup yang telah ditata selama bertahun-tahun.

Banjir besar di Jabodetabek di awal Ramadan lalu mengganggu keseimbangan penghidupan sehari-hari warga terdampak. Tak dapat dipungkiri warga terdampak perlu pertolongan bersama untuk dapat pulih kembali.

Untuk itu, Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menyalurkan bantuan uang tunai dari PT. AIA Financial untuk penyintas banjir Jabodetabek di Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu (19/3/2025).

Pada siang itu, di bawah terik matahari langit Bekasi, tim DMC Dompet Dhuafa menyalurkan bantuan  ke 305 penerima manfaat yang merupakan terdampak banjir di Desa Buni Bakti yang tersebar  di RT/RW 10/06, 11/06, 15/08 dan 18/15.

Pembagian bantuan dilakukan di Musholla dan rumah warga yang memiliki halaman depan yang luas.

Warga yang telah terdata sebagai penerima manfaat berbondong-bondong datang ke lokasi penyaluran. Mereka, baik ibu-ibu maupun bapak-bapak, sabar mengantre, menanti giliran nama mereka dipanggil.

Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, menjadi satu dari 36 titik di Bekasi yang dilanda banjir pada awal Maret lalu.

Pada Selasa (4/3/2025) lalu, Desa Buni Bakti terendam banjir setinggi 2 meter akibat meluapnya air dari Kali Bekasi dan Sungai Cikeas. Ada 11.000 warga terdampak di 36 RT dari 17 RW.

Keesokan harinya, pada Rabu (5/3/2025) banjir yang menggenang diperparah dengan jebolnya tanggul anak Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL). Jebolnya tanggul ini membuat aliran air anak Kali CBL masuk ke area persawahan warga dengan begitu deras.

Ada 200 hektar sawah yang rusak tergerus deras air banjir sehingga membuat warga yang menghidupi keluarganya lewat produksi pertanian merugi.

Pritno (40), salah satu petani sekaligus penerima manfaat bantuan menjelaskan bagaimana banjir memporakporandakan lahan pertaniannya. Pertanian yang sudah diupayakan selama berbulan-bulan oleh Pritno, habis ludes diterjang banjir.

“Habis semua sama banjir. Gak ada yang tersisa karena rusak terkena air banjir itu. Sekarang sudah banjir sudah surut, tapi kita mulai  pertaniannya dari nol lagi,” kata Pritno.

Pritno menerima bantuan dari penyaluran yang dilakukan DMC Dompet Dhuafa siang itu. Ia menceritakan bantuan yang didapat membantu kondisi keuangannya saat ini. Terutama untuk menutup biaya sekolah dua anaknya yang duduk di kelas 11 SMK dan kelas 3 SD.

“Terima kasih untuk para donatur. Ini sangat membantu saya buat biaya sekolah anak-anak,” ucap Pritno.

Sementara itu Ibu Nenti (47), warga Desa Buni Bakti, menceritakan bagaimana awal kejadian ketika banjir merayap masuk ke dalam rumahnya saat itu.

“Setinggi dada banjirnya. Waktu itu subuh. Air di dalam rumah bikin lemari, meja, kasur saya terbalik,” ungkap Nenti.

Ibu Nenti menjadi salah satu penerima manfaat menuturkan rasa terima kasihnya atas bantuan yang ia dapat. Uang tunai yang ia terima berguna untuk bisa menyambung hidup selama Ramadan ini, lantaran tempatnya bekerja sebagai buruh masak terhenti karena banjir.  

“Terima kasih banyak untuk bantuannya. Bantuan ini bisa buat belanja. Kemarin-kemarin susah cari kerja, cari uang. Alhamdulillah bersyukur banget bisa dapat bantuan ini. Bisa buat beli kebutuhan sehari-hari,” kata Nenti.

Desa Buni Bakti menjadi wilayah yang pertama kali terendam banjir dan yang paling akhir surut. Jalanan yang lebih rendah dari tanggul membuat desa ini sulit diakses saat air menggenang, sehingga bantuan pun terbatas. Namun, di tengah keterbatasan itu, kepedulian terus mengalir. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (Muhammad Afriza Adha/DMC Dompet Dhuafa)