Edukasi Pengelolaan Sampah di Hunian Tetap Gunung Semeru

Lumajang, Jawa Timur—Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menggandeng Asa Bergending melaksanakan kegiatan penyadartahuan pengelolaan sampah bagi warga penyintas erupsi Gunung Semeru di hunian tetap Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur pada Minggu (24/11/2024).

Berawal dari kejadian erupsi Gunung Semeru pada tanggal 4 Desember 2021, beberapa desa di sekitarnya mengalami dampak yang cukup memprihatinkan, sehingga harus direlokasi ke tempat baru.

Relokasi dilakukan ke Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Hunian relokasi disiapkan bagi 2000 KK dari beberapa dusun yang ada di Desa Sumberwuluh dan Desa Supiturang.

Berbagai fasilitas disiapkan bagi kawasan relokasi yang digadang-gadang menjadi hunian relokasi percontohan di Indonesia ini seperti sekolah, taman, puskesmas pembantu hingga tempat pengolahan sampah terpadu (TPST). TPST sendiri dibangun oleh Kementerian PUPR, BUMN Hutama Karya (HK), dan DLH Kabupaten Lumajang.

Setelah melalui berbagai fase, TPST yang mempunyai kapasitas untuk mengolah satu kecamatan ini, kini dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Bumi Semeru Damai (BSD) di bawah naungan DLH kabupaten.

Penunjukkan KSM BSD baru diresmikan pada Agustus 2024 lalu sehingga para pengurus anyar menghadapi berbagai tantangan yang cukup pelik. Salah satunya adalah pemilahan sampah yang sulit dilakukan karena sampah masih tercampur antara organik, anorganik bahkan residu.

Melihat kondisi seperti ini DMC Dompet Dhuafa menginisiasi pelatihan dan penyadartahuan kepada masyarakat, sampah mana yang bisa didaur ulang dan mana yang tidak bisa didaur ulang.

Kegiatan ini juga memberikan pelatihan bagi warga hunian tetap Gunung Semeru terkait dengan pembuatan sabun untuk mencuci pakaian dari sampah organik berupa sisa makanan buah-buahan dan juga pembuatan lubang biovori.

Peserta pada kegiatan ini dibagi menjadi dua waktu, yang pertama dilaksanakan pagi dan berlokasi TPST Gunung Semeru, lalu dilanjut siang hari di sekolah TK hunian tetap Gunung Semeru dengan jumlah total peserta 120 jiwa yang tersebar dari blok A- G.

“Pelatihan seperti ini sangat penting karena kami bisa tahu sampah mana yang sekiranya bisa kami manfaatkan dan sampah mana yang harus diserahkan ke TPST”, ungkap Risma salah satu peserta kegiatan yang bermukim di hunian tetap Blok G, No 16.

“Kami akan berkomitmen dan melaksanakan pemilahan sampah ini, agar ke depannya lingkungan kami tetap asri dan tidak tercemar dengan berbagai macam sampah yang dihasilkan rumah tangga”, lanjut ucap Risma.

Ke depannya setelah mengikuti kegiatan ini masyarakat bisa sadar dan tahu harus bagaimana menyingkapi permasalah sampah tingkat rumah tangga.

“Kegiatan alhamdulillah berjalan dengan baik dan lancar. Sempat agak sedikit khawatir karena hujan peserta sedikit yang akan datang tapi alhamdulillah bisa mencapai target peserta yang direncanakan. Hal tersebut mudah-mudahan merepresentasikan kemauan para pelanggan TPST untuk terlibat dalam pemilahan dan pengelolaan sampah rumah tangga”, ujar Ika Saragih Officer Departemen KMAPI

Sebagaimana berdasarkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, upaya penanganan sampah dapat meliputi upaya pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah (Direktorat PPLP, 2012) dan selaras dengan model pengembangan Integrated Sustainable Waste Management (2001) bahwa timbulan dan pemisahan disebut pertama dalam elemen sistem persampahan, penyadartahuan mengenai pemilahan di rumah tangga akan sangat berdampak baik untuk membangun sistem pengelolan sampah yang terpadu.

Kawan Baik, marilah kita selalu bijak dengan sampah kita, karena sampah kita adalah tanggung jawab kita. Karena Bumi Cuma Satu. (NRW/DMC Dompet Dhuafa)