Panjang Umur Kerelawanan: Kesaksian Dimas menjadi Relawan Respons Bencana Dompet Dhuafa

Cianjur, Jawa Barat—“Ketika saya bisa berinteraksi dan mendengarkan keluh-kesah masyarakat, serta mendampingi mereka hingga bisa tersenyum kembali merupakan pengalaman yang berkesan bagi saya,” pungkas Dimas. H. Prasetyo salah satu relawan Dompet Dhuafa Jawa Barat (02/01/2023).

Dimas yang merupakan pemuda asal Bandung turut serta dalam aksi emergency response-recovery Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa di Cianjur. Sebagai pemuda yang fasih berbahasa Sunda, perannya sangat krusial dalam aksi kemanusiaan Dompet Dhuafa saat di Cianjur.

Ia menjadi perantara antara masyarakat asli Cianjur dengan Dompet Dhuafa. Sehingga tidak aneh apabila ia ditugaskan menjadi tim asesmen selama penugasan emergency response-recovery di Cianjur. Menjadi tim asesmen, ia diharuskan untuk menelusuri titik-titik terdampak bencana, mulai dari yang bisa dilalui oleh empat roda, hingga yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.

“Awalnya coba-coba, eh malah jadi keterusan menjadi relawan. Karena jujur, saya ingin menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat bagi sesama. Itulah mengapa saya tertarik menjadi relawan di Dompet Dhuafa,” lanjut Dimas.

Selain menjadi tim asesmen, ia juga turut menjadi tim bagian logistik. Mulai dari pendataan barang masuk-keluar hingga menjadi tim jaga malam gudang logistik.

Tidak sampai di situ, ia juga turut menjadi tim yang ikut melakukan distribusi bantuan yang diamanahkan kepada Dompet Dhuafa. Membagikan bantuan kepada penerima manfaat langsung, sambil tetap berhati-hati melewati jalanan yang penuh risiko.

“Alhamdulillahnya, selama menjadi relawan belum ada sekalipun hambatan. Orang tua juga merestui apapun yang saya kerjakan. Walaupun konsekuensinnya saya belum mendapat kesempatan untuk mencari pasangan hidup,” ujarnya sambil bergurau.

Menurut Dimas, aksi respons di Cianjur ini cukup memorable. Lantaran aksi respons di Cianjur ini termasuk aksi yang terlama. Kadang juga khawatir dengan kehadiran gempa-gempa susulan.

“Cukup amazing pengalaman respons kali ini. Karena ini kegiatan respons terlama yang saya ikuti. Saya bisa merasakan langsung menjadi penyintas akibat banyaknya gempa susulan yang ada. Di satu sisi saya bisa kenal dengan teman baru dari kawan-kawan relawan Dompet Dhuafa lainnya. Mereka sangat baik dan dengan tangan terbuka menerima saya sebagai kawan barunya,” tambah Dimas.

Dengan kondisi di wilayah terdampak yang kerapkali sulit diprediksi bahkan tidak jarang menjadi aspek yang penuh risiko, ia tidak pantang menyerah dan bersuram diri selama menjadi relawan kemanusiaan di Dompet Dhuafa. Ia bahkan berpesan kepada semua relawan kemanusiaan yang ada di luar sana agar selalu tetap sehat dan bahagia.

“Semoga seluruh relawan selalu sehat dan berbahagia dalam tugas, serta memiliki niat yang sama yaitu membantu sesama. Panjang umur kerelawanan,” tutup Dimas. (AFP/ DMC Dompet Dhuafa)