Respons Banjir Pandeglang, DMC Dompet Dhuafa Kerahkan Tim Tanggap Darurat 

Kab. Pandeglang, Banten—Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa cepat tanggap merespons bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Pandeglang, Banten.  

Pada Rabu (4/12/2024) malam, DMC Dompet Dhuafa mendistribusikan selimut hangat kepada penyintas yang mengungsi di pos pengungsian yang terletak di SD Negeri Pagelaran 4, Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang.  

Tidak hanya itu, DMC Dompet Dhuafa juga melakukan asesmen kebutuhan dasar untuk memastikan kondisi penyintas aman dan nyaman di pos pengungsian.  

Mida Dwi Nurlina, staf Tanggap Darurat, Pemulihan dan Kerelawanan DMC Dompet Dhuafa melaporkan sebanyak 202 jiwa dievakuasi dan mengungsi di pos pengungsian SD Negeri  Pagelaran 4.  

“Di Pos Pengungsian ini (SD Negeri 4 Pagelaran) sebagian warga dari Desa Pagelaran mengungsi di sini. Kondisi cuaca di sini hujan masih mengguyur, dan untuk kondisi tinggi air banjir di Desa Pagelaran mencapai 70-100cm,” lapor Mida.  

“Kami mendistribusikan selimut untuk para penyintas karena kondisi di sini hujan masih terus mengguyur, dan kondisi di pos cukup dingin,” tambahnya.  

Dari hasil asesmen sementara yang dilakukan tim DMC Dompet Dhuafa di lokasi bencana banjir melaporkan kebutuhan darurat para penyintas saat ini berupa selimut,  evakuasi, dan air bersih.  

Banjir yang melanda 18 kecamatan dari 35 kecamatan di Kabupaten Pandeglang tidak hanya dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi sejak Senin (2/11), tetapi juga disebabkan oleh pendangkalan sejumlah aliran sungai.  

Diketahui wilayah terdampak banjir di Pandeglang sebagian besar terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS), seperti Sungai Cilemer, Ciliman, dan Cilatak.  

Dilansir dari laman RRI.co.id, Nana Suryana Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten menyatakan bahwa banjir yang terjadi di Pandeglang banyak dipengaruhi kondisi sungai yang mengalami pendangkalan, dan intensitas hujan yang tinggi beberapa hari terakhir ini  serta gelombang pasang air laut menyebabkan sungai tak bisa menampung banyak air yang ada.  

“Bencana banjir ini memang diakibatkan luapan sungai. Tentunya normalisasi sungai ini harus direkomendasikan. Mudah-mudahan sinergi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten terjalin,” tuturnya. 

Sementara laporan dari Badan Penanggulanang Bencana Daerah (BPBD) Kab. Pandeglang mencatat ada 15.405 jiwa terdampak banjir Pandeglang ini.  

Riza Ahmad Kurniawan Kepala Pelaksana BPBD Pandeglang menjelaskan ada 18 dari 35 kecamatan yang terdampak banjir.  

Riza mengatakan kecamatan tersebut antara lain Cikeusik, Angsana, Bojong, Cibaliung, Cigeulis, Cisata, Labuan, Munjul Pagelaran, Pulosari, Saketi, Sindangresmi Sobang, Sukaresmi, Panimbang, Picung, dan Menes.  

Riza menyebut wilayah yang terdampak parah berada di Kecamatan Patia dan Angsana. Sementara itu, lima kecamatan yang mulai surut ialah Menes, Cibaliung, Pulosari, Labuan, dan Cigeulis. 

Kawan Baik, mari kita eratkan solidaritas untuk membantu para penyintas banjir Pandeglang agar mampu bertahan di kondisi sulit akibat bencana hidrometeorologi ini. Semoga banjir segera surut dan keselamatan menyertai para penyintas. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (MAA/DMC Dompet Dhuafa)