UDM Latih Kesiapsiagaan Bencana bagi Kelompok Rentan dan Lansia

Depok—Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa giatkan Urban Disaster Management (UDM) pada kelompok rentan dan lansia di di Pos Sehat Relawan, dalam kawasan Bumi Pancar Harapan, Jalan Durian, Rangkapan Jaya Baru, Depok , pada Kamis pagi (29/09/2022).

UDM dengan tajuk Sis Tania (Berbasis Kelompok Rentan dan Lansia) melatih para puluhan peserta yang terdiri dari ibu-ibu PKK, kader kesehatan posyandu, dan elemen masyarakat lainnya. DMC Dompet Dhuafa melatih mereka untuk melakukan penanganan darurat pertama saat tanggap darurat bencana terjadi.

“UDM Sis Tania adalah penanggulangan bencana perkotaan Dompet Dhuafa yang berfokus pada kesiapsiagaan bencana untuk perempuan, lansia dan kelompok rentan lainnya,”terang Haryo Mojopahit selaku Chief Executive DMC Dompet Dhuafa.

Program ini juga berfokus pada penanggulangan krisis kesehatan dan kegawatdaruratan sehari-hari. Mulai dari dasar-dasar manajemen kebencanaan komunitas. Kesiapsiagaan bencana kebakaran (sistem peringatan dini, termasuk pemadaman api ringan dengan APAR atau peralatan rumah tangga lainnya, dan evakuasi). Lalu kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi (banjir, rob, dan tanah longsor) dan gempa bumi. Terakhir kesiapsiagaan untuk lansia dengan disabilitas dan kesiapsiagaan krisis kesehatan pada mitigasi bencana komunitas.

“Semua pelatihan sangat berkesan dan bermanfaat untuk saya serta teman-teman saya. (Lewat pelatihan ini) kita bisa menanggulangi (bencana). Kemudian kita tadi sudah dapat ilmunya dari pelatihan tadi. Mulai dari (pertolongan) untuk orang pingsan, patah tulang, hingga gawat jantung. Kalau ada kejadian seperti tadi di jalan raya, tempat rekreasi, tempat pengajian, sedikit banyaknya kita bisa menolong,”terang Sumiyati Bambang salah satu peserta.

Selain itu DMC Dompet Dhuafa memaparkan tata cara pembuatan Dapur Umum dan Pos Hangat yang sesuai dengan standar gizi sebagai salah satu layanan kedaruratan di saat bencana. Terakhir DMC Dompet Dhuafa melatih para peserta untuk memberikan pertolongan darurat pertama (first aid) pada korban bencana alam.

“Biasanya kan kalau menemui kebakaran itu langsung panik, langsung keluar rumah. Tapi dengan adanya kegiatan seperti ini, kita bisa tahu sendiri bagaimana menghadapinya. Menurut saya (pelatihan ini) penting  banget, apalagi negara kita ini sering banyak bencana. Biasanya kita susah cara (menghadapinya),”jelas Desty Lutfiana salah satu peserta.

Data United Nation for Disaster Risk Reduction (UNDRR) menunjukan bahwa 71 persen orang dengan disabilitas tidak memiliki rencana evakuasi jika terjadi bencana dan 85 persen dari mereka tidak pernah turut serta dalam upaya penanggulangan bencana.

“Sebagian besar 63 persen penduduk Indonesia tinggal di perkotaan. Kepadatan penduduk menyebabkan masyarakat harus tinggal di daerah-daerah yang rawan bencana. Oleh karena itu, masyarakat harus dibekali kemampuan untuk mengenal potensi bencana di daerahnya dan cara penanggulangannya,”lanjut Haryo.

Tujuan diadakannya kegiatan ini untuk mengidentifikasi dan memetakan potensi bencana perkotaan di komunitas. Sekaligus membangun masyarakat perkotaan yang tanggap dan tangguh bencana. Terutama di kawasan-kawasan yang padat penduduk dan berpenghasilan kecil. Terakhir memberdayakan kader Pos Sehat terutama komunitas perempuan, lansia dan kelompok rentan lainnya, dan para pendamping mereka untuk menanggulangi bencana.