DMC Dompet Dhuafa Tetapkan Wilayah Muaragembong menjadi Kawasan Tanggap dan Tangguh Bencana

Bekasi – Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa melakukan Focus Group Discussion: Penilaian Ketangguhan Desa sebagai lanjutan untuk melaksanakan program Kawasan Tanggap dan Tangguh Bencana (KTTB) bersama masyarakat dalam melakukan upaya pengurangan risiko bencana atas potensi, ancaman dan peristiwa yang terjadi  di Desa Pantai Harapan Jaya, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (03/08/2023).

Kegiatan FGD ini dihadiri oleh 50 orang, di antaranya adalah pemerintah desa, kelompok organisasi masyarakat (ormas), permberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK), pos pelayanan terpadu (posyandu), babinsa dan tokoh masyarakat lainnya.

“Alhamdulillah program ini kami sambut dengan antusias. Kami berharap setelah hasil penilaian desa ini, seluruh stakeholder maupun pemerintah desa bisa menjadikan penilaian tersebut sebagai acuan untuk bisa memfasilitasi kami dan memberikan solusi dalam ketangguhan menghadapi bencana,” ungkap Bapak Yumi salah satu warga Desa Pantai Harapan Jaya.

Menurut Perum Perhutani, pengelola kawasan Muaragembong, ekosistem mangrove di Muaragembong sudah terdegradasi. Luas hutan mangrove alami di Muaragembong adalah 10.480 hektar. Namun, luas tutupan hutan sangat berkurang sekitar 93,5 persen menjadi tambak dan lahan pertanian masyarakat.

Melihat kenyataan yang disampaikan Perum Perhutani, DMC Dompet Dhuafa menjadikan Kecamatan Muaragembong sebagai Kawasan Tanggap dan Tangguh Bencana (KTTB) dalam pengurangan risiko bencana atas potensi dan ancaman bencana.

“Betul kami pilih Desa Muaragembong, karena melanjutkan intervensi program KTTB sebelumnya. Tadi kami juga sudah melakukan Penilaian Ketangguhan Desa (PKD). Namun, hasilnya belum direkap, tapi akan ada beberapa rekomendasi program untuk penguatan lembaga (FPRB), peningkatan kapasitas tim dan pembangunan infrastruktur kesiapsiagaan dari ancaman dan potensi bencana, misalnya, plang jalur evakuasi, titik kumpul, dll.” jelas Abdul Aziz salah satu tim Community Resilience Advocacy (CRA) DMC Dompet Dhuafa.   

“Harapannya setelah Penilaian Ketangguhan Desa (PKD) ini adalah mampu melaksanakan tahap pencegahan dan mitigasi bencana, dapat dilakukan secara struktural maupun kultural (non struktural). Secara struktural upaya yang dilakukan untuk mengurangi kerentanan (vulnerability) terhadap bencana adalah rekayasa teknis bangunan tahan bencana. Sedangkan secara kultural upaya untuk mengurangi kerentanan (vulnerability) terhadap bencana adalah dengan cara mengubah paradigma, meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga terbangun masyarakat yang tangguh. Mitigasi kultural termasuk di dalamnya adalah membuat masyarakat peduli terhadap lingkungannya untuk meminimalkan terjadinya bencana,” tutup Abdul Aziz.

Sekretaris Desa dan semua warga desa Pantai Harapan Jaya sangat antusias menyambut kehadiran teman-teman DMC Dompet Dhuafa untuk membantu mengurangi risiko bencana yang kerapkali terjadi di desa ini.  

“Saya sangat mengapresiasi sekali penilaian FGD yang dilaksanakan oleh tim DMC Dompet Dhuafa. Mudah-mudahan bisa membawa manfaat untuk warga desa dan bisa juga membantu kami untuk mengetahui keadaan desa kami, terutama dalam bidang kebencanaan. Dan semoga bisa membantu kami dalam penangganan bencana. Harapannya semoga data hasil FGD ini, semua stakeholder bisa membantu kami untuk menanggulangi banjir dan kekeringan di desa kami,” ucap Murdani selaku Sekretaris Desa Pantai Harapan Jaya.

Dilansir dari apahabar.com, banjir yang terjadi di desa Pantai Harapan Jaya pada awal tahun 2023 menggenangi 21 RT dan korban mencapai 1.426 Kepala Keluarga (KK). Hal yang sama juga disebutkan oleh Murdani dan salah satu warga saat sesi FGD berlangsung.

“Banjir yang menggenangi desa kami datang dengan permisi artinya naik secara perlahan sedikit demi sedikit dan surutnya juga secara perlahan. Alhamdulillah rumah saya tidak pernah kemasukan air banjir, hanya saja airnya masuk tapi sampai depan teras saja, tidak pernah sampai ke dalam rumah. Jadi, tetangga kanan-kiri saya rumahnya penuh air tapi rumah saya tidak. Nah itu karena ketinggian air di setiap wilayah bervariasi,” terang Bapak Yumi.

Semoga dengan hadirnya KTTB DMC Dompet Dhuafa mampu mewujudkan masyarakat yang Tangguh Hadapi segala macam Bencana. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Hadapi Bencana. (AMR/DMC Dompet Dhuafa)