Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta—Disaster Manajement Center (DMC) Dompet Dhuafa memberikan dampingan dan pelatihan bagi masyarakat Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) di Kelurahan Pengkol, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Sabtu (20/07/2024).
Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, mulai dari hari Sabtu (20/07/2024) hingga Senin (22/07/2024).
Puluhan peserta dalam kegiatan ini mempunyai latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda, mulai dari ibu rumah tangga, guru, petani, linmas dan juga aparat Pemerintahan Desa.
Tujuan dalam kegiatan ini adalah untuk meningkatkan literasi kebencanaan masyarakat untuk menghadapi bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat perubahan iklim dengan penanganan secara mandiri.
“Masyarakat Kelurahan Pengkol ini dikelilingi potensi bencana, mulai dari kekeringan, longsor, angin ribut, bahkan sebagai desa dengan mayoritas masyarakatnya bertani menjadikan masyarakat di sini terkena imbas perubahan iklim terkait dengan kegagalan panen. Keberadaan FPRB di sini tentu menjadi salah satu garda depan masyarakat,” ujar Lu’lu-u Azizah Akma Staf Project Kesiapsiagaan dan Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim DMC Dompet Dhuafa.
”FPRB yang sekarang juga baru saja dilantik sehingga dapat menjadi awal yang baik dalam kepemimpinan baru. Potensi sumber daya manusia juga sangat baik, budaya gotong-royong masih sangat kental dan masyarakat cukup antusias dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pihak luar,” lanjut Lulu selaku Penanggung Jawab KTTB Gunungkidul.
”Harapannya kegiatan pelatihan selama tiga hari ini bisa meningkatkan kapasitas baik ilmu maupun keterampilan para pengurus FPRB sehingga tidak hanya siap tetapi juga tepat dalam menjalankan tanggung jawabnya. Kegiatan ini juga sebagai upaya bonding antar anggota FPRB,” pungkas Lulu.
”Selain itu kegiatan pelatihan ini juga menjadi ajang kolaborasi antara DMC dengan pihak luar seperti BPBD dan PMI Gunungkidul”.
Adapun dalam kegiatan ini peserta dibekali berbagai macam materi dan pengetahuan mengenai bencana krisis iklim, manajemen tanggap darurat, manajemen logistik dan juga pengetahuan terkait dengan pertolongan pertama.
Materi-materi di atas dianggap perlu karena kawasan Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kawasan rawan terhadap bencana mulai dari bencana kekeringan, kebakaran dan pergerakan tanah atau longsor.
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Provinsi DIY dengan luas wilayah 1.485,36 kilometer persegi atau sekitar 46,63 persen dari luas wilayah DIY.
Dengan luas wilayah hampir setengah wilayah dari DIY, Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu daerah dengan potensi berbagai jenis bencana.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), wilayah Kabupaten Gunungkidul telah mengalami 1.457 kejadian bencana dengan tujuh jenis potensi bencana yang mengancam di antaranya banjir, kekeringan, gempa bumi, tanah longsor, cuaca ekstrem, tsunami, kebakaran hutan dan lahan.
Dari beberapa potensi tersebut terdapat prioritas bencana yang harus segera ditanganin yaitu bencana banjir, kekeringan, gempa bumi, tanah longsor dan cuaca ekstrem dimana prioritas bencana ditentukan berdasarkan penggabungan antara tingkat risiko bencana dan analisis kecenderungan bencana.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai bentuk penanganan potensi bencana prioritas adalah dengan melakukan kajian ilmiah perencanaan mitigasi bencana di wilayah Kabupaten Gunungkidul.
“Memang sangat perlu kegiatan seperti ini, karena kita tahu sendiri daerah Gunungkidul itu wilayahnya berkontur dan sangat rawan terhadap bencana, khususnya longsor dan kekeringan. Dengan kegiatan ini masyarakat diberikan pemahaman bagaimana langkah-langkah yang harus dihadapi ke depannya ketika kejadian itu benar-benar terjadi di wilayah ini,” ujar Sumadi, S.Sos, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul dalam sambutan pembukaan acara.
Semoga pelatihan ini bermanfaat dan mampu menciptakan benih-benih relawan dalam menghadapi dan menanggulangi bencana di sekitaran mereka. (AJI/ NRW DMC Dompet Dhuafa)