Gorontalo Darurat Banjir

Bone Bolango, Gorontalo—Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa kerahkan tim penanganan percepatan respons tanggap darurat banjir di Gorontalo.

Dilansir dari Kompas, Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bone Bolango (Pusdalops BPBD Bone Bolango). Jumlah masyarakat terdampak mencapai 523 KK/ 1.897 jiwa, sedangkan ada 16 KK/63 jiwa mengungsi (28/08/2024).

Desa dengan jiwa terdampak terbanyak adalah Desa Masiaga dengan 121 KK/ 475 jiwa, kemudian disusul Desa Bilungala 116 KK atau 390 jiwa, Desa Taludaa sebanyak 100 KK atau 318 jiwa, Desa Bonda Raya 82 KK atau 280 jiwa, Ilohuuwa 64 KK atau 254 jiwa, Desa Tunas Jaya 24 KK atau 136 jiwa, Desa Bilungala Utara 1 KK atau 3 jiwa, dan Desa Tongo 15 KK atau 41 jiwa.

Kemudian ada 5 rumah hanyut, 8 rumah rusak berat, dan 60 rumah terendam.

Berdasarkan laporan yang dihimpun tim DMC Dompet Dhuafa terbaru adalah sebagian titik yang terdampak masih tergenang air. Hujan masih terus mengguyur wilayah Kabupaten Bone. Di beberapa titik menuju loksi bajir mengalami longsor sehingga akses menuju loksi terputus.

Sebelumnya pada Senin (26/08/2024) air di Sungai Bilungala meluap pada pukul 07:00 WITA dan mulai menggenangi pemukiman warga.

Tim DMC Dompet Dhuafa bagian Gorontalo telah menurunkan tim pada Senin (26/08/2024) hingga Kamis saat ini (29/08/2024) masih terus berlangsung.

Tim tengah bantu melakukan asesmen membuka Pos Hangat di Kantor Kecamatan Bonepantai dan di Dusun Iloheluma, Desa Bilingala. Kemudian tim akan melakukan aksi bersih-bersih rumah penyintas dari material lumpur banjir.

”Aksi Kepung Kampung untuk pembersihan rumah warga yang terdampak banjir di Dusun Iloheluma Desa Bilungala Kec. Bonepantai”, ujar Irvan Suleman selaku Koordinator Lapangan Respons Banjir Gorontalo DMC Dompet Dhuafa.

Saat ini beberapa kendala di lapangan adalah aliran listrik padam di beberapa lokasi terdampak, akses menuju lokasi korban terdampak itu terputus, jarak menuju lokasi banjir dari pusat kota cukup jauh yakni kurang lebih 36 kilometer.

Saat ini masyarakat masih membutuhkan perbantuan logistik makanan siap saji dan juga alat kerja guna pembersihan material lumpur banjir yang memadati rumahnya.

”Pos relawan DMC Dompet Dhuafa beralamat di Jl. Kenangan III, Kel. Dulalowo Timur, Kec. Kota Tengah, Kota. Gorontalo Prov. Gorontalo”, ungkap Irvan.

Aksi banjir ini akibat sungai yang meluap, namun beberapa pegiat lingkungan hal ini terjadi akibat alih fungsi lahan.

Defri Dinamisator Simpul Walhi Gorontalo menuturkan bencana banjir yang ada di Gorontalo terjadi akibat alih fungsi lahan, pembangunan dan penataan ruang yang berantakan.

“Ada pula masalah tata ruang perkotaan yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan hidup dan kesesuaian lahan seperti drainase yang jauh dari standar, pemukiman di area rawan bencana, dan hilangnya area tangkapan air akibat pembangunan,” ungkap Defri sebagaimana diberitakan dalam Betahita pada Selasa (23/07/2024).

Dilansir dari Betahita (23/07/2024), Data dari Forest Watch Indonesia (FWI) menunjukkan, pada kurun waktu 2017–2021, Provinsi Gorontalo mengalami deforestasi akibat konsesi perusahaan tambang dan perkebunan seluas 33.492,76 hektare, atau sekitar separuh luas Jakarta. 

Rekam jejak ini bisa terlihat ketika terjadi bencana longsor di tambang emas illegal di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango yang menewaskan 27 korban, dan 14 orang masih dalam pencarian serta 284 korban selamat.

Tambang emas illegal itu terletak di kaki gunung, selain itu pembuangan tambang pasir terus semakin lama menumpuk hingga memicu terjadinya bencana longsor.

Semoga penyintas dan relawan pada bencana kali ini selalu berada di dalam perlindungan Allah SWT. Semoga juga pemangku kebijakan dan pemerintah saling bahu-membahu pemulihan atas terjadinya bencana ini. (AFP/ DMC Dompet Dhuafa)