Oleh: Annisa Aulia Zahra
Belum genap dua bulan di tahun 2024, musim hujan mulai mengambil alih panggung, menggantikan panas yang sudah terasa begitu menyengat. Banyak agenda yang terpaksa batal mendadak karena hujan yang turun tanpa aba-aba. Padahal sudah antisipasi sedini mungkin melalui ramalan cuaca yang katanya semakin akurat. Alam memang sulit untuk ditebak, pagi hingga siang panas, tiba-tiba saja sore mak bres begitulah orang jawa menyebut hujan deras yang tiba-tiba datang.
Dilansir dari CNN Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa musim hujan tahun ini akan lebih pendek dari biasanya, karena datangnya terlambat di beberapa daerah. Pada September 2023, BMKG memperkirakan puncak musim hujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2024. Beberapa wilayah, tepatnya 35,25 persen wilayah mengalami kemunduran puncak musim hujan.
BMKG juga menyebut hampir 50 persen wilayah Tanah Air mengalami musim hujan yang lebih pendek dibandingkan saat kondisi normal. Meskipun durasi hujan yang turun tidak terlalu panjang, tetapi intensitas hujan yang tinggi disertai angin dan petir yang lebih banyak, meningkatkan kekhawatiran bagi masyarakat.
Kekhawatiran tersebut bukan tak beralasan, sudah banyak bencana yang terjadi akibat hujan akhir-akhir ini. Di beberapa daerah misalnya, pohon tumbang menimpa rumah warga, banjir di Demak yang tak kunjung surut, dan angin kencang yang menerbangkan atap rumah warga.
Di balik perubahan cuaca ini ada hal penting tentang bagaimana alam seolah mengajarkan kita untuk tidak terlalu bergantung pada prediksi dan antisipasi semata. Meskipun ramalan cuaca semakin canggih, namun alam tetaplah makhluk Tuhan yang sulit untuk diprediksi dengan tepat dan hanya Tuhan-lah yang memiliki kuasa atasnya.
Ketika dari pagi hingga siang panas terik menyengat, membuat siapapun enggan keluar dan menghindar dari teriknya matahari, namun tiba-tiba saja sore hari mendung pekat datang menggantikan sinar matahari yang sebelumnya begitu terik.
Ketidakpastian cuaca ini juga memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap berbagai sektor kehidupan. Misalnya dalam sektor pangan dan pertanian, di mana tanaman yang seharusnya mendapatkan cukup sinar matahari untuk tumbuh dengan baik, kini harus bersiap menghadapi ancaman banjir akibat hujan yang datang secara tiba-tiba serta kelebihan pasokan air bagi tanaman. Sama halnya dengan sektor pariwisata, di mana banyak wisatawan yang terpaksa membatalkan agenda wisatanya karena takut terjebak di tengah cuaca ekstrem yang bisa membahayakan keselamatan dan kesehatan.
Namun, di tengah-tengah semua ketidakpastian ini, tentunya ada hikmah tersirat yang bisa kita petik dan renungkan.
Penting bagi kita untuk selalu mengingat bahwa kita adalah bagian dari alam semesta. Alam mengajarkan kita untuk selalu siap menghadapi segala kemungkinan, meskipun kemungkinan tersebut terlihat sangat kecil atau bahkan tidak masuk akal, kehendak alam memang nyata adanya.
Kita diajarkan untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar, berpikir ulang atas setiap tindakan yang kita akan lakukan kepada alam, dan selalu siap mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghadapi segala perubahan yang kerap datang tiba-tiba.
Perubahan cuaca yang ekstrem juga mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas dan gotong royong dalam menghadapi bencana alam. Di saat-saat seperti ini, kita harus bersatu dan saling membantu sesama. Tidak ada yang bisa menghadapi bencana sendirian, dan bantuan serta dukungan dari sesama manusia sangatlah berharga. Sebab dengan bersama-sama memberikan bantuan kepada mereka yang terdampak bencana, memberikan dorongan semangat, dan berbagi beban dengan mereka, serta tak lupa doa yang selalu kita panjatkan akan menjadi landasan kita menghadapi ini semua.
Selain itu, fenomena cuaca yang tidak menentu ini juga memberikan pelajaran berharga bagi kita semua tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Perubahan iklim yang semakin ekstrem menjadi sebuah cerminan dari ulah manusia yang serakah; terlalu banyak mengambil dan merusak sumber daya alam tanpa memikirkan konsekuensinya.
Maka dari itu, sudah saatnya bagi kita untuk lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, agar alam juga bisa kembali dalam keseimbangan dan tidak lagi memberikan kita ‘kejutan’ yang tidak menyenangkan seperti saat ini.
Di samping itu, perubahan cuaca yang drastis ini juga seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah dan berbagai lembaga terkait untuk lebih serius dalam menghadapi isu perubahan iklim.
Langkah-langkah adaptasi dan mitigasi perlu segera dilakukan untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem seperti ini. Investasi dalam infrastruktur tahan bencana, pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik, serta edukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan menjadi beberapa hal yang harus segera diimplementasikan.
Terlepas dari segala ketidakpastian dan tantangan yang dibawa oleh perubahan cuaca yang tiba-tiba ini, kita sebagai manusia harus tetap optimis dan gigih dalam menghadapinya.
Meskipun alam bisa menjadi tidak terduga, namun dengan kesadaran dan kerja sama yang baik, kita bisa menjalani hari-hari yang penuh tantangan ini dengan lebih baik. Kita bisa belajar dari setiap perubahan cuaca yang terjadi, dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk tetap bertahan dan berkembang di tengah-tengah ketidakpastian ini.
Dengan demikian, meskipun hujan datang saat sedang panas-panasnya, seperti rindu yang datang tiba-tiba, kita harus tetap tenang dan bijak ketika menghadapinya. Kita harus tetap menjaga semangat untuk terus beradaptasi dan berkembang, serta tidak lupa untuk selalu bersyukur atas segala berkah dan ujian yang diberikan oleh alam melalui segala bentuk kondisinya. Hanya dengan begitu, kita bisa melewati segala tantangan yang ada dan tetap teguh berdiri, meskipun dihantam oleh badai yang datang secara tak terduga.
Foto merupakan dokumentasi pribadi penulis