Jakarta—Kita hadir setelah begitu banyak hal terjadi. Salah satu dari banyak hal itu adalah penyusutan hutan mangrove di Jakarta. Selama periode 2007-2020 kurang lebih 279 hektare hutan mangrove di Jakarta lenyap akibat dampak alih fungsi lahan yang diperuntukkan pembangunan ekonomi dan permukiman. Pada tahun 2020 luas lahan mangrove tidak lebih dari 63.25 hektare.
Pembukaan-pembukaan lahan hijau untuk proyek permukiman dan pusat-pusat perekonomian melahap lahan hutan bakau di Jakarta dalam luas yang tidak sedikit.
Areal hutan mangrove yang dulunya hijau kini digantikan oleh proyek permukiman dan pusat-pusat ekonomi. Menukil pernyataan Walhi yang dilansir dalam laman CNN Indonesia, menyatakan bahwa luas hutan mangrove di Jakarta sampai 2020 tidak lebih dari 63,2 ha. Luas tersebut masih lebih kecil daripada luas Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Menyadari pentingnya melestarikan hutan mangrove, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan Pizza Marzano Indonesia dalam aksi penanaman bibit bakau di kawasan ekowisata Pantai Indah Kapuk, Jakarta, pada Rabu (26/062024). Kolaborasi ini dilakukan bertepatan dengan ulang tahun Pizza Marzano Indonesia yang ke-18.
“Dalam rangka merayakan ulang tahun ke-18 Pizza Marzano di Indonesia, kami memprakarsai program CSR dengan menanam 180 bibit bakau di Pusat Ekowisata Mangrove di Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Selain untuk merayakan hari jadi kami, upaya ini mencerminkan komitmen kami yang lebih luas untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan planet ini, karena sudah menjadi jadi tugas kita juga untuk menjaga bumi,” ungkap Adina Clarashiva, Marketing Manager Pizza Marzano.
Lebih dari sebuah perayaan memperingati hari jadi Pizza Marzano Indonesia, aksi ini merupakan sebuah upaya untuk memperbaiki kondisi-kondisi mangrove di Jakarta yang terancam keberadaannya.
Sebanyak 180 bibit yang ditanam berjenis rhizopora apiculata. Jenis bakau ini, sebagaimana bakau-bakau lainnya, memiliki manfaat untuk mencegah abrasi, penyerap emisi karbon dioksida, menjaga kualitas air, serta hutan mangrove digunakan sebagai habitat beberapa jenis hewan liar yang punya kontribusi dalam keseimbangan ekosistem alam kepada alam.
Adapun penanaman mangrove di ekowisata Pantai Indah Kapuk, diharapkan dapat tumbuh besar dan mampu menjadi penyuplai oksigen dan penyerap emisi karbon yang dihasilkan kendaraan berbahan bakar minyak yang berlalu lalang. Ini tidak lain karena titik lokasi ekowisata mangrove yang berdampingan langsung dengan jalan tol.
“Manfaat mangrove banyak sekali. Mangrove itu, kan, ditanam sebenarnya di pesisir pantai, tetapi karena di sini dekat dengan jalan Tol maka mangrove itu digunakan penyuplai oksigen dan penyerap gas emisi karbon (dan lebih besar 20 kali dari tanaman lainnya). Sebenarnya mangrove itu untuk menahan abrasi pantai, sedangkan di sini untuk penyerapan gas karbon dari sekitaran jalan tol yang penuh polusi,” terang Yana Mulyana dari Pemeliharaan Hutan Mangrove Kelompok Tani Hutan Jakarta.
Kegiatan penanaman bibit mangrove di kawasan ekowisata PIK ini sejalan dengan komitmen DMC Dompet Dhuafa dalam mensukseskan Sustainable Development Goals (SGDs) untuk menekan pemanasan global dan perubahan iklim.
Penanaman tanaman mangrove yang dilakukan diharapkan mampu tumbuh besar dan berkembang di waktu yang akan datang sehingga dapat memberikan segala macam keuntungan ekologis untuk kehidupan kita semua.
Aksi penanaman mangrove ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan lingkungan, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem. Semoga kolaborasi ini menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Kawan Baik, ketika bumi ini dihadapkan pada tantangan perubahan iklim dan pemanasan global akibat dari aktivitas yang dilakukan manusia, maka tanggung jawab untuk memulihkan itu semua ada di tangan kita bersama. (MAA/DMC Dompet Dhuafa)