Ogan Ilir, Sumatera Selatan—Kasi Penangangan Darurat dan Logistik BPBD Ogan Ilir, Rulian Topanda mengungkapkan dari bulan Januari 2023 hingga Oktober 2023 karhutla (Kebakaran Hutan Dan Lahan) di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan mencapai 220 titik panas karhutla yang melalab 900 hektar tanah sampai hangus terbakar.
“Selama bulan Januari hingga sekarang kita harus menangani 220 titik panas karhutla, pasukan kami turun kelapangan itu tiap hari tanpa berhenti siang malam setiap aduan kami respon cepat. lahan yang terbakar 900 hekar lebih sampai saat ini” Ungkapnya
Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) tetap membersamai proses pemadaman karhutla yang melanda Kabupaten Ogan Ilir bersama BPBD, TNI, Polri dan Damkar. Lalu DMC dan Dompet Dhuafa cabang Sumsel akan melaksanakan program Safe School di salah satu SMA di Kabupaten Ogan Ilir.
Tim telah melakukan pemadaman karhutla yang berlokasi di Samping Jembatan Sakatiga, Kecamatan. Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, pada Rabu (11/10/2023). Kemudian juga melakukan pemadaman di dekat TOL KM 02, Kecamatan Indralaya, serta di Desa Sarjana, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir pada Kamis (12/10/2023).
Kebakaran menyebabkan asap yang tebal hingga masuk kepemukiman. Sungguh akan membahayakan untuk para pengendara karena jarak pandang penglihatan tidak jelas. Lalu udara di langit-langit penuh asap rasanya makin sesak lambat-laun jika dibiarkan asap tidak sehat ini akan berpengaruh pada kesehatan manusia.
Warga juga mengeluhkan mata perih dan tenggorokan panas saat berkegiatan di luar rumah. Menurut Arif, saat asap menjebak Ogan Ilir, dirinya membatasi di luar rumah, kecuali untuk keperluan kegiatan penting mendesak.
“Asap ini bahaya terutama bagi anak kecil. Perlu pengawasan ekstra untuk anak baik di rumah maupun sekolah maupun diluar sekolah, kebutuhan saat karhutla tentunya masker, kaca mata dan banyak-banyak minum vitamin” ungkapnya.
Rulian Topanda menungkapan kejadian karhutla di Ogan Ilir bisa di pastikan diatas 90% ulah manusia itu sendiri. Pun ada yang disengaja ataupun tidak di sengaja. Sebagian kecil lagi nya karna kemarau panjang.
“Ya Karhutla ini ulah manusia saya pastikan 90% lebih ulah manusia juga, ada yang disengaja maupun tidak disengaja, seperti ada yang buang puntung rokok lah, bakar sampah ataupun oknum yang membakar lahannya. Saya lihat didekat tol posko kita itu baru di padamkan malam hari. Eh esoknya sudah ada alat berat saja” Pungkas Rulian Topanda. (DAP/DMC)