Pengentasan Bahaya Kekeringan Melalui Semangat Pemberdayaan

Kendari, Sulawesi Tenggara–Dompet Dhuafa Sulawesi Tenggara (DD Sultra) dan Disaster Management Center  (DMC) gemakan semangat Siap Siaga Kekeringan dan Karhutla di Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2023 yang berlokasi di Lapangan Ex-MTQ, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada Rabu (11/10/2023) hingga Sabtu (14/10/2023).

Pada acara Bulan PRB, BNPB mengusung jargon ‘Sultra Posanggu Indonesia Mokora’ atau ‘Sultra Tangguh, Indonesia Kuat’.

“Ini adalah pilihan kata yang sangat tepat dan sangat baik. Bagaimana bisa kita jadikan sebagai persatuan dan kesatuan di Sulawesi Tenggara ini menjadi satu kekuatan untuk membangun bangsa dan negara kita,” terang Asrun Lio selaku Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara mewakili Pj. Gubernur Sulawesi Tenggara dalam pembukaan Bulan PRB 2023.

Asrun Lio menambahkan bahwa kekayaan alam dan budaya merupakan elemen penting dalam pembangunan masyarakat. Namun apabila tidak dimanfaatkan dengan hati-hati atau cenderung eksploitatif, maka akan menjadi sumber bencana yang berbahaya bagi masyarakat.

“Kekayaan budaya, bukan hanya dikenal sebagai sumber daya alamnya saja. Kalau sumber daya alam ini terus digali akan habis pada suatu saat. Dan tentu meninggalkan potensi-potensi bencana,” lanjut Asrun.

Di satu sisi, Dompet Dhuafa juga menghadirkan Dapur Keliling dengan menyediakan aneka makanan ringan dan minuman segar.

Selain itu DD Sultra dan DMC juga menyuarakan inklusivitas tentang penanggulangan bencana dengan mengadakan kemah inklusi atau yang dinamakan Youth Inclusive Camp (YIC).

Dalam Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Sulawesi Tenggara (2011). Tercatat bahwa Kendari dan Konawe Selatan sempat menjadi wilayah yang memprioritaskan pengentasan kekeringan di Sulawesi Tenggara.

Kejadian terburuk yaitu pada tahun 2004 di Kabupaten Konawe Selatan yang menyebabkan kerusakan lahan sebanyak 6164 hektar.

Bencana kekeringan cenderung mengalami peningkatan pada tahun 2011.

Berdasarkan Pengkajian Kerentanan, bencana kekeringan di Provinsi Sulawesi Tenggara akan berdampak pada 1.178.230 jiwa yang tinggal dan/atau beraktivitas di kawasan terancam.

Indeks Kerusakan Lingkungan akibat bencana kekeringan dari pengkajian risiko bencana terhitung sebesar 3.611.827 ha lahan yang akan rusak.

Berdasarkan kenyataan di atas DD Sultra dan DMC gemakan program Air untuk Kehidupan (AUK) dengan tanggap darurat dan pemberdayaan.

Pada tanggap darurat, tim akan melakukan distribusi air bersih ke titik pelosok kekeringan. Pada tahap pemberdayaan, tim melakukan pipanisasi, pembuatan sumur bor, dan instalasi penampungan air hujan hingga penanaman vegetasi yang mampu menyerap air serta konservasi air.

“Ada tiga tahap (implementasi) program Dompet Dhuafa. Pertama bantuan darurat berupa dropping air, kedua pipanisasi, dan ketiga pembuatan sumur bor. Kesemua itu, Dompet Dhuafa mengajak unsur masyarakat yang partisipatif sehingga (kebermanfaatan) mulai dari masyarakat untuk masyarakat itu sendiri,” jelas Hassan Afif selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulawesi Tenggara dalam sesi diskusi di Bulan PRB 2023.

“Kesemua itu berasal dari pengelolaan dana ZISWAF yang diamanahkan kepada Kami. Karena menurut kami ZISWAF merupakan sumber (dana) yang bersih, insyallah hasilnya (atau implementasinya) juga akan bersih dan memberi kebermanfaatan bagi masyarakat yang membutuhkan,” lanjut Hassan.

Mari bergabung bersama DD Sultra dan DMC dalam gerakan Air untuk Kehidupan. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang.(AFP/DMC)