Serang, Banten—Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menggelar talkhshow kebencanaan dan krisis iklim di UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten pada Kamis (20/06/2024). Kegiatan gelar wicara ini mengundang beberapa narasumber seperti Hanis Sulaeman dari UINSPIRE, Wingky Vitri Saputri dari Divers Clean Action, serta Akhmad Baikhaki dari DMC Dompet Dhuafa.
Talkshow yang mengangkat tema tentang Peran Anak Muda untuk Mitigasi dan Mengurangi Risiko Bencana di Wilayah Pesisir ini dipandu oleh Aurelia Adra sebagai moderator.

“Perubahan iklim paling mudah dilihat di wilayah pesisir. Sekarang lebih mudah melihat perubahannya. Melihat tema ini mudah-mudahan tidak saja memberikan kita pengetahuan, karena yang paling penting adalah action dari anak muda. Kalau bukan anak muda, siapa lagi?” ujar Helmi Faizi Bahrul Ulumi selaku Wakil Dekan 3 Fakultas Dakwah UIN SMH Banten.
“Semoga acara ini bisa memberikan manfaat yang konkret. Kami siap selalu untuk berkolaborasi dengan DMC dalam aksi-aksi pelestarian lingkungan,” pungkas Helmi.
Isu-isu yang berkaitan dengan peran anak muda dalam krisis dan perubahan iklim serta bencana yang mungkin timbul darinya dibahas oleh para narasumber dengan sangat lugas.
Krisis iklim sudah sangat dekat kehadirannya. Dampaknya sudah sangat nyata. Kita mungkin menganggap hari-hari yang kita jalani dengan cuaca terik dan panas, kemudian tiba-tiba menjadi sangat gelap dan hujan, menjadi suatu kenormalan. Namun, bila kita menilik lebih jauh ini merupakan satu dari sekian banyak hal tanda-tanda bahwa krisis iklim benar adanya.

Akhmad Baikhaki menguraikan perihal ini terutama dalam konteks daerah pesisir. “Di pesisir utara kita harus bilang kalau kita sedang menghadapi krisis iklim. Kenaikan air laut yang pelan-pelan menggerus pantai-pantai menjadi satu bukti,” ucap Baikhaki.
“Perubahan iklim sudah sangat dirasakan. Kita sekarang kadang bingung saat ini sudah musim hujan atau musim kemarau. Karena keduanya terjadi bersamaan,” lanjutnya.
Sementara itu Wingky Vitri Saputri menjelaskan lebih jauh tentang dari mana krisis iklim berasal serta masalah sampah yang menjadi satu faktor yang membuat kerusakan lingkungan bisa terjadi. “Krisis iklim, lalu kemudian bencana, diakibatkan tidak hanya oleh faktor alam, tetapi juga bisa dari tangan-tangan manusia. Dari manusia ini diakibatkan oleh sampah yang dihasilkannya menumpuk, dan dibiarkan begitu saja. Karena kita perlu tahu bahwa tidak ada manusia yang tidak menghasilkan sampah,” jelas Wingky.

Sampah-sampah yang menggenang dan mengotori wilayah pesisir menyebabkan gangguan pada kehidupan dan ekosistem laut dan sekitarnya, termasuk kehidupan manusia itu sendiri. Lebih lanjut keseimbangan ekosistem laut yang terganggu, bisa berakibat pada bencana yang tak terduga kedatangannya.
Kegiatan bersih-bersih pantai, pengelolaan sampah yang baik dan menimalisir aktivitas konsumsi kita yang bisa menghasilkan sampah punya daya besar dalam mencegah krisis iklim berlangsung.
Audience kegiatan yang sebagian besar merupakan mahasiswa dari Fakultas Dakwah menyimak pemaparan dari para narasumber dengan saksama. Dan begitu interaktif ketika sesi pertanyaan dibuka oleh moderator.

Acara talkshow dalam program DMC Goes to Campus ini bertujuan untuk menyebarkan nilai kerelawanan dan berkolaborasi dengan mahasiswa dan elemen masyarakat untuk menjaga lingkungan di wilayah pesisir.

Selain itu, dari pemaparan para narasumber yang ada diharapkan mampu memupuk komitmen pra mahasiswa dalam menjalankan pelestarian lingkungan agar mengurangi risiko bencana.
Dicky Wahyudi, mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam semester 6, menyampaikan kesan dan pesan setelah menyimak jalannya talkshow ini. Ia menanggapi baik acara yang diselenggarakan DMC Dompet Dhuafa yang mengangkat isu yang bersinggungan dengan masalah di wilayah pesisir.

“Acara yang luar biasa, dengan pemateri-pemateri yang luar biasa juga. Dengan diadakannya acara ini semoga saja anak-anak muda bisa lebih aktif lagi dalam kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan,” ucap Dicky.
Kawan Baik, talkshow ini tidak hanya memberikan wawasan mendalam mengenai krisis iklim dan bencana, tetapi juga memotivasi anak muda untuk berperan aktif dalam mitigasi bencana dan pelestarian lingkungan. Semoga semangat dan aksi nyata dari para peserta dapat menjadi langkah awal dalam menjaga bumi kita untuk masa depan yang akan datang. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (MAA/DMC Dompet Dhuafa)