Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang Sumatera Barat, DMC Dompet Dhuafa Gencarkan Operasi SAR bersama Tim SAR Gabungan

Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat—Hari ketiga setelah penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang, Lahar Dingin dan Tanah Longsor Sumatera Barat pada Senin (13/5/2024), Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa dan Dompet Dhuafa Singgalang terus menggencarkan operasi pencarian korban hilang dampak bencana ‘Galodo’ di sejumlah wilayah Sumatera Barat. 

Pada Kamis (16/5/2024), Tim DMC Dompet Dhuafa mengerahkan dua tim untuk aksi pencarian korban hilang dampak banjir bandang.  

Titik pertama bertempat di wilayah Kabupaten Agam, tepatnya di Nagari Galuang, Kecamatan Sungai Pua. Bersama Basarnas dan tim SAR Gabungan, mereka menyusuri sungai yang belum terjamah sebelumnya.  

Akses menuju sungai tersebut cukup curam karena perlu menuruni tebing yang penuh semak belukar.  

Sementara, di wilayah Kabupaten Tanah Datar, tim DMC Dompet Dhuafa melakukan operasi pencarian di Nagari Perambahan, Kecamatan Lima Kaum. Bersama Basarnas yang tergabung dalam tim SAR Gabungan menyusuri sisi kiri Sungai Perambahan.  

Operasi yang juga melibatkan 30 personil Satpol PP Padang, terkendala akses yang licin dan penuh lumpur. Kondisi medan diperparah oleh deras hujan yang turun dari siang hingga sore hari.  

Hujan deras yang turun di Kabupaten Tanah Datar, membuat debit air sungai meninggi. Hal ini memaksa pencarian diberhentikan di ujung sungai di sekitar Manunggal.  

Agus, tim Basarnas Pekanbaru, yang turun dalam operasi SAR di Kabupaten Tanah Datar menjelaskan bahwa aksi SAR hari ini cukup menyulitkan karena akses jalan yang licin akibat hujan deras. 

“Hari ini (16/5) hujan turun cukup lebat, tidak seperti biasanya. Menghindari hal yang tidak diinginkan, kita ubah jalur pencarian dengan menyusuri pematang sawah lalu ke pinggir sungai, tanpa harus turun ke tepi pantai sungai Perambahan,” ucap Agus.  

Dua operasi SAR yang dilakukan pada Kamis (16/5) belum membuahkan hasil. Sehingga, merujuk pada laporan Basarnas korban yang masih dinyatakan hilang per Kamis (16/5) masih berjumlah 14 jiwa, yakni 13 jiwa di Kabupaten Tanah Datar dan 1 jiwa di Kabupaten Agam. 

“Terlepas dari hasil hari ini, kita akan terus melakukan SAR, sesuai dengan kondisi tanggap darurat ini. Karena masih ada 14 korban yang masih belum ditemukan,” lanjutnya.   

Mida Dwi Nurlina, Penanggung Jawab Respons Banjir Bandang dan Tanah Longsor Sumatera Barat DMC Dompet Dhuafa, mengatakan bahwa personil DMC akan terus membantu operasi SAR yang dilakukan.  

“Terkait status tanggap darurat yang turun dari Gubernur Provinsi Sumatera Barat, kita terus gencar bergabung dalam operasi SAR bersama Basarnas. Ini menjadi prioritas aksi yang dilakukan Basarnas dan pihak lain selama status tanggap darurat ini,” ujar Mida. 

Selain operasi SAR yang dilakukan, DMC Dompet Dhuafa juga melakukan giat aksi bersih-bersih di Jorong Galuang, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam, pada Kamis (16/5) siang.  

Tepatnya di belakang Masjid Jami’ah, tim DMC Dompet Dhuafa bersama tim SAR Gabungan dan BPBD Sumatera Barat, serta bantuan dari para warga setempat melakukan pembersihan material-material yang hanyut dibawa oleh banjir bandang.  

“Dalam aksi bersih ini juga kita sekaligus melakukan SAR dengan mencari bau-bau yang menandakan adanya jasad yang tertimbun di beberapa titik dekat pemukiman warga akibat dampak banjir ini,” lapor Dewa Rahmana, personil dari DMC Dompet Dhuafa di lokasi.  

Kawan Baik, bencana ‘Galodo’ yang menimpa beberapa wilayah di Sumatera Barat berdampak pada berbagai kenyataan yang tak diharapkan oleh kita semua. Semoga penyintas dampak bencana ini mampu kuat dan tabah serta diberikan kesalamatan oleh Allah SWT. Dan seluruh pegiat kemanusiaan yang turut membantu penanganan juga senantiasa dilimpahkan keselamatan. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (MAA/DMC Dompet Dhuafa)