Secara asumsi logis guys ya, jika perputaran uang berjalan baik—apalagi secara sukarela—maka perekonomian juga bergerak, yang kemudian kesejahteraan juga semakin meningkat.
Mungkin peningkatan kesejahteraan agak sedikit istilah yang berlebihan, paling tidak, kemungkinan masyarakat yang menderita di tengah situasi tidak tentu, atau menderita karena kemiskinan harusnya semakin minim atau jarang terlihat.
Sayangnya hal-hal tersebut masih terlihat nyata di sekitar kita, di samping rumah kita, di seberang perkampungan kita, dan masih banyak lagi.
Sebuah plot twist hadir ketika riset GoPay Digital Donation Outlook 2020 terpublikasi, dilansir dari Tirto, terungkap bahwa bidang kebencanaan merupakan salah satu isu yang menjadi perhatian masyarakat.
Sebelum Covid-19, donasi terhadap bidang kebencanaan hanya 20 persen yakni diurutan kedua setelah bidang keadilan sosial sebesar 25 persen.
Sejak Covid-19, masyarakat lebih tertarik donasi dalam bidang keadilan sosial (28 persen), kesehatan (27 persen), keagamaan (16 persen) dan kemudian kebencanaan (12 persen).
Artinya hanya ada 12 orang dari 100 yang melakukan donasi terhadap bidang kebencanaan, dengan demikian kurang lebih perbandingannya adalah 1:8 orang.
Masyarakat memutuskan bidang donasi paling besar karena nilai-nilai sosial yang dianut, keterdesakan dan terakhir karena pernah mengalami langsung (mantan penyintas).

Kesediaan masyarakat Indonesia sangat berkaitan erat (selain juga berkaitan erat dengan paham lainnya) dengan ajaran keagamaan yang ada di Indonesia.
Hal ini juga yang mendorong tumbuh suburnya lembaga filantropi yang bergerak atas masing-masing ajaran agama tertentu.
Dengan masing-masing ajaran agama menekankan saling menolong sesama, seringkali lembaga filantropi datang hadir langsung ke wilayah yang terdampak bencana untuk mengerahkan bantuan.
Mulai dari bantu pengadaan logistik, layanan kesehatan fisik dan mental, pendidikan darurat, dan masih banyak lagi.
Hal ini mengindikasikan bahwa tolong menolong sudah erat dalam penanggulangan dan penanganan dampak bencana di Indonesia. (AFP/ DMC Dompet Dhuafa)