Jalur Gaza, Palestina– Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) kirim bantuan darurat bagi warga imbas konflik Palestina-Israel pada Selasa (10/10/2023).
Sebelumnya pekan lalu konflik kembali memanas di mana kedua belah pihak saling melancarkan serangan.
Masyarakat sipil, relawan kemanusiaan, dan diaspora dari berbagai negara–termasuk Indonesia–turut terdampak akibat konflik berkepanjangan ini.
Dilansir dari Kompas, hingga Senin (09/10/2023), baru tiga hari, sudah hampir 1.200 orang menjadi korban.
Melalui pantauan di berbagai media, tangisan rasa sedih bergema di antara puing-puing bangunan. Kesehatan dan kesejahteraan anak-anak serta lansia menjadi rentan akibat konflik yang tidak berkesudahan ini.
Melihat kenyataan di atas, Dompet Dhuafa melalui unit organ kebencanaan DMC sebarkan 125 paket bantuan pangan di Jalur Gaza di wilayah pengungsian Jabalia Camp. Sebanyak 500 jiwa terbantu atas program bantuan ini.
“Saat ini fokus DMC Dompet Dhuafa adalah memberikan bantuan tanggap darurat bagi masyarakat sipil, anak-anak, dan kelompok rentan lainnya sebagai akibat peningkatan eskalasi kontak bersenjata,” ujar Arif Rahmadi Haryono Chief Executive DMC Dompet Dhuafa melalui pesan singkat.
“DMC akan berkoordinasi secepat mungkin dengan para pemangku kepentingan strategis untuk dapat mencari solusi atas permasalahan krisis kemanusiaan yang membayangi di depan mata,” lanjut Arif.
Berdasarkan laporan yang dikumpulkan, saat ini warga Gaza memerlukan bantuan pangan, layanan kesehatan khususnya bagi anak dan kelompok rentan, bantuan psikososial untuk mengurangi trauma, dan layanan pendidikan.
Di lain hal, sebagai akibat pemutusan saluran energi oleh Pemerintah Israel, saat ini pasokan listrik bagi Gaza hanya cukup untuk 2-3 jam per hari saja.
Hal ini tentu akan membawa dampak bagi layanan darurat kesehatan bagi para korban.
Kenyataan di atas diperburuk oleh kenyataan bahwa akses akan air bersih juga terputus dan membahayakan segenap masyarakat Palestina.
Stéphane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, mengatakan, banyak orang yang saat ini tidak mempunyai listrik dan internet, dan akan segera kehabisan persediaan makanan dan air yang penting.
“Kerusakan fasilitas air, sanitasi dan kebersihan telah mengganggu layanan bagi lebih dari 400.000 orang,” kata Dujarric sebagaimana dikutip dari BBC (09/10/2023).
“Pembangkit Listrik Gaza sekarang menjadi satu-satunya sumber listrik dan bisa kehabisan bahan bakar dalam beberapa hari,” lanjut Dujarric. DMC Dompet Dhuafa mengajak setiap insan baik DMC untuk rapatkan barisan dan perkuat solidaritas untuk pembebasan serta perdamaian Palestina. (Tulis: AFP/ DMC/ Foto: Istimewa).