Tahun 2022, Merupakan Tahun dengan Timbunan Sampah Terbanyak di Aceh

Sabang, Aceh—Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) Aceh dan Disaster Management Center (DMC) galakan aksi kepung sampah di Pantai Anoi Itam, Desa Anoe Itam, Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Provinsi Aceh pada Sabtu (30/09/2023).

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Voluntrip Waste Summit (VWS) yakni sebuah kegiatan kerelawanan yang memadukan unsur edukasi sekaligus wisata dengan aksi peduli lingkungan.

Aksi kepung sampah merupakan kegiatan bersih-bersih sampah di tempat wisata Indonesia. Kegiatan bersih-bersih tersebut meliputi pemilahan dan audit sampah. Hasilnya tim mengumpulkan 97,5 kilogram sampah.

Koordinator DDV Aceh Ibnoe Khaldoen mengatakan bahwa potensi bahaya sampah di Pantai ini cukup besar. Lantaran intensitas tinggi kunjungan wisatawan membawa kekhawatiran akan hadirnya sampah di lokasi ini.

“Karena tempat tersebut merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi warga lokal maupun warga dari luar pulau, sehingga berpotensi maraknya timbunan sampah di sana,” ucapnya.

“Ada banyak sampah plastik yang berasal dari pengunjung yang tidak membuang sampah pada tempatnya dan juga sampah-sampah kiriman yang terbawa oleh ombak laut ke pinggir Pantai. Kemudian setelah kami melakukan audit ternyata lebih banyak sampah kiriman,” terang Ibnoe.

Hasil audit yang dilakukan ditemukan sampah plastik kemasan minuman dan makanan mie instan merupakan yang terbanyak.

“(Sampah terbanyak) kemasan air mineral produksi lokal dan juga kemasan mie instan,” pungkas Ibnoe.

Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, timbunan sampah pada tahun 2022 di Aceh merupakan terbesar ketimbang tahun-tahun sebelumnya yakni hampir 600 ribu ton. Hal ini berbanding terbalik dengan tahun 2019 – 2021 yang berada di kisaran 100 ribu – 250 ribu ton.

Sumber sampah terbanyak di Aceh merupakan sampah yang berasal dari rumah tangga yakni 41,82 persen. Dengan komposisi terbanyak sisa makanan 29,93 persen dan sampah plastik 20,81 persen.

Sampah yang terkumpul dan teraudit kemudian dikirimkan ke pihak DLHK Kota Sabang untuk kemudian ditindak lanjut demi meminimalisir dampak kerusakan sampah. (Tulis: AFP/ DMC/ Foto:DDV Aceh).