Gunungkidul, DIY—Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa melakukan penilaian ketangguhan hadapi bencana di Desa Pengkol, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Kamis (16/05/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur dan meningkatkan kesiapan desa dalam menghadapi berbagai jenis bencana yang kerap melanda daerah tersebut. Desa Pengkol sendiri terdiri dari 10 dusun.
Acara ini dihadiri oleh pihak kelurahan, FPRB, kepala dukuh, Babinsa, Babinkamtibmas, perwakilan PKK, perwakilan difabel, perwakilan Karang Taruna, perwakilan UMKM, dan perwakilan kelompok tani.
”Desa Pengkol memiliki kerentanan bencana kekeringan saat musim kemarau dan longsor saat musim hujan. Pada kegiatan kali ini penilaian difokuskan pada kekeringan karena memiliki dampak yang lebih luas dan intensitas yang lebih tinggi,” jelas Ahmad Baikhaki Manager Kesiapsiagaan dan Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim (KMAPI) DMC Dompet Dhuafa.
Dalam penilaian tetapi mengacu kepada format penilaian dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). DMC Dompet Dhuafa menggunakan layanan penilaian dari laman resmi BNPB.
DMC Dompet Dhuafa melakukan serangkaian wawancara dan diskusi kelompok terarah dengan warga untuk memahami persepsi mereka tentang risiko bencana dan tindakan yang sudah atau belum dilakukan.
Warga Desa Pengkol menunjukkan antusiasme tinggi dengan berpartisipasi aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan yang diadakan.
Kepala Desa Pengkol, Agus, menyambut baik inisiatif ini dan mengungkapkan bahwa penilaian tersebut sangat penting untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan dalam sistem penanggulangan bencana di desa mereka.
“Kami berharap dapat menyerap ilmu dan berkolaborasi lebih jauh dengan DMC dalam penanggulangan bencana di Desa Pengkol,” ujarnya.
Hasil dari penilaian menunjukkan Desa Pengkol berada pada tingkatan Tangguh Madya. Artinya desa ini sudah cukup tangguh, sudah banyak kegiatan pengembangan dan pemberdayaan di Desa Pengkol di berbagai sektornya. Kelurahan juga mendukung berbagai program.
Tetapi ada beberapa hal yang belum didapati di sana seperti, masyarakat juga kesulitan mendeteksi kekeringan karena anomali cuaca yang terjadi, meskipun begitu masyarakat punya EWS lokal yaitu suara tonggeret yang akan bermunculan saat akan musim hujan.
Hasil temuan penilaian ini akan ditindak lanjuti sesegera mungkin, terutama terhadap poin-poin yang belum/kurang dari desa ini, seperti kegiatan lingkungan, pengadaan sarana dan prasarana, pengadaan pelatihan bagi anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), penyusunan dokumen, dan lain-lainnya. (AFP/ DMC Dompet Dhuafa)