Tangerang Selatan—Sebanyak 30 anak yatim-piatu binaan Komunitas Sahabat Muda Tangsel (SEMUT KECIL) mengunjungi markas Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa guna belajar mitigasi bencana pada Sabtu (01/10/2022).
Sebanyak 30 anak yatim memainkan ular tangga, merangkai puzzle, hingga vertical rescue dengan materi mitigasi bencana. Selain itu juga terdapat kawan dari Dua Barber yang menyajikan layanan cukur rambut gratis bagi anak-anak yatim piatu. Hingga ditutup dengan memberi santunan kepada para anak-anak.
“Komunitas Sahabat Muda Tangsel menawarkan konsep yang segar bagi dunia relawan dan penanggulangan bencana. Kami menerima terbuka atas kolaborasi dengan ragam keberkahan seperti ini,”terang Haryo Mojopahit selaku Chief Executive DMC Dompet Dhuafa melalui pesan singkat.
Acara ini bertujuan mengenalkan dunia kerelawanan yang bisa menjadi salah satu pilihan untuk bisa dijadikan profesi. Selain itu menjadi sarana edukasi dalam penanggulangan bencana untuk meminimalisir korban terdampak bencana.
“Kolaborasi yang terjadi antara SEMUT KECIL, DMC Dompet Dhuafa dan Dua Barber berjalan lancar. Alhamdulillah santunan ini berbeda, kami membawa anak ke sini untuk memperkenalkan dunia relawan agar anak-anak menumbuhkan jiwa sosialnya yang kuat,”jelas Dewi Anggraeni selaku pembina SEMUT KECIL.
Indonesia sendiri diperkirakan terdapat 16.000 anak yatim piatu, 18.000 anak kehilangan wali/ pengasuh utama, dan 24.000 anak kehilangan wali/pengasuh utama serta wali/pengasuh yang kedua. Jumlah tersebut mencapai 36 persen dari jumlah anak-anak yang ada di Indonesia.
United Nations Children’s Fund (UNICEF) sendiri memperkirakan 1 dari 4 anak-anak di dunia—535 juta anak—tinggal di negara-negara yang terkena dampak konflik atau bencana, seringkali tanpa akses ke perawatan medis, pendidikan, nutrisi dan perlindungan yang layak.
Sebanyak 1,5 juta anak menjadi anak yatim piatu akibat pandemi Covid-19. World Health Organization (WHO) mendorong pentingnya mendukung perawatan dan penghidupan layak yang berbasis data yang kuat terhadap anak-anak yatim piatu.
Anak-anak yang pernah memiliki pengalaman terpapar bencana alam dalam sebulan terakhir antara 9-18 persen cenderung terpapar penyakit tergantung pada hasil pemeriksaan (misalnya, diare, demam, penyakit pernapasan).
Sebanyak 50 persen anak terlaporkan memiliki gejala stres pasca trauma setelah terpapar bencana alam, seperti pikiran berulang tentang bencana, kewaspadaan berlebihan, sulit tidur atau berkonsentrasi.
Anak-anak yang hidup dalam kemiskinan, anak-anak yang minoritas, dan anak-anak yang tinggal di perumahan sementara atau tidak stabil sangat rentan karena konteks sosial seperti itu memperbesar kemungkinan mereka terdampak parah akibat bencana.
Sehingga dengan demikian DMC Dompet Dhuafa untuk memberikan manfaat kepada seluruh anak-anak di Indonesia. Melalui edukasi DMC Dompet Dhuafa berharap menjadi bekal manfaat bagi seluruh anak-anak agar terhindar dari bahaya bencana alam. Kemudian menjadi generasi penerus dalam melakukan respons-respons kemanusiaan dengan menjadi relawan yang tangguh.