Konawe, Sulawesi Tenggara—Dompet Dhuafa Sulawesi Tenggara (DD Sultra), Dompet Dhuafa Volunteer Sulawesi Tenggara (DDV Sultra) dan Disaster Management Center (DMC) hadirkan Youth Inclusive Camp (YIC) di Villa La Familia Tapulaga – Desa Tapulaga, Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Acara berlangsung selama dua hari mulai dari Kamis (12/10/2023) hingga Jumat (13/10/2023).
Acara tersebut merupakan dalam rangka memperingati Bulan Pengurangan Risiko Bencana (Bulan PRB) 2023 yang dimulai dari tanggal 10 Oktober – 14 Oktober 2023.
Selama kegiatan ini, peserta dari segala usia berkumpul untuk belajar, berinteraksi, dan tumbuh bersama. Para peserta merupakan peserta didik dari SLB ABC Mandara Kendari Barat. Para peserta mengunjungi sekolah setempat, membuat kegiatan yang menyenangkan dan meruntuhkan hambatan-hambatan yang ada dengan kegiatan edukasi penanggulangan bencana.
Salah satu contohnya adalah para peserta mendapatkan edukasi tentang pemadaman kebakaran skala kecil.
“Hari ini saya belajar memadamkam api. Saya tertarik untuk belajar lebih lanjut (tentang penanggulangan bencana),” terang Ahmad Fahri menggunakan bahasa isyarat.
Selain itu, kegiatan ini juga memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui lokakarya pengelolaan limbah bersama Setiawan selaku dari NatureEvolution.
Peserta juga diajarkan Bahasa Isyarat untuk berkomunikasi dengan komunitas tuli bersama Ade Anggari dari Gerkatin Kendari serta belajar etika komunikasi dan interaksi terhadap disabilitas oleh Kasihan selaku dari Arbeiter-Samariter-Bund (ASB) dan Kafarudin, NPC Provinsi Sulawesi Tenggara.
Tidak hanya sampai di situ, para peserta juga dibekali motivasi dan kiat-kiat mengembangkan potensi diri untuk menjadi pelaku ekonomi kreatif bersama Sasmita Sugiardi Ketua HIPMI Kendari.
Kegiatan ditutup dengan nonton bersama film inspiratif yang berjudul Tegar (2022).
“Menyampaikan apresiasi kepada DMC Dompet Dhuafa dalam membangun ketangguhan (di aspek) inklusi dan saya menyambut baik kegiatan ini karena penanggulangan bencana adalah urusan bersama tanpa batas, sehingga semua harus mengenal dan memahami pengurangan risiko bencana karena itu adalah satu kegiatan mitigasi. Ketika menghadapi bencana, maka mereka semakin tangguh,” ujar Prasinta Dewi selaku Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) seusai menghadiri pembukaan YIC pada Kamis (12/10/2023).
Dilansir dari Kompas, menurut data Komisi Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Asia Pasifik (UNESCAP), penyandang disabilitas di Asia Pasifik berisiko 2-4 kali lebih tinggi terhadap kematian saat bencana dibandingkan orang nondifabel. Adapun jumlah penyandang disabilitas di Asia Pasifik mencapai 700 juta orang.
“Youth Inclusive Camp adalah gerakan yang memiliki tujuan kuat untuk menciptakan masyarakat yang lebih penuh kasih dan inklusif di Indonesia. Kegiatan ini adalah simbol harapan, yang menghubungkan orang-orang dengan disabilitas dan mereka yang tidak memiliki disabilitas,” terang Desi Edian Sari selaku staf Community Resilience and Advocacy (CRA) DMC Dompet Dhuafa. (AFP/ DMC)