Semakin berkurangnya lahan akibat pembangunan membuat kegiatan bertani dan berkebun jarang terlihat di kawasan perkotaan yang padat penduduk. Ditambah lagi keterbatasan waktu bagi masyarakat perkotaan yang cenderung sibuk dengan pekerjaan. Namun, dari sinilah konsep urban farming lahir dan dikenal secara luas.
Pertanian perkotaan atau sering disebut urban farming merupakan kegiatan bertani dengan memanfaatkan lahan sempit yang diperuntukkan bagi masyarakat di kawasan perkotaan.
Tidak hanya hadir sebagai solusi bagi pemenuhan kebutuhan makanan sehari-hari, namun urban farming juga hadir memberi dampak bagi lingkungan di perkotaan.
Dalam penerapannya, urban farming mudah dilakukan masyarakat perkotaan dan hasilnya juga dapat menjadi nilai ekonomi. Karena memanfaatkan lahan sempit dan alat serta bahan sederhana.
Urban farming memiliki banyak manfaat dan keuntungan tidak hanya bagi mereka yang mengelola tetapi juga bagi lingkungan setempat. Seperti memberikan ketahanan pangan, meningkatkan kesehatan masyarakat, dan lain sebagainya.
Dalam studi, Farming Inside Cities: Entrepeneurial Urban Agriculture in the United States, Kauffman dan Bailkey (2000) menjelaskan ada beberapa manfaat dari urban farming, yakni:
- Mengurangi persediaan lahan perkotaan yang kosong dan tidak produktif sehingga bisa memberikan nilai tambah pada perekonomian kota.
- Meningkatkan citra positif antar masyarakat perkotaan.
- Meningkatkan lahan hijau di lingkungan kota.
- Menyediakan makanan yang lebih sehat dan bergizi bagi penduduk yang berpenghasilan rendah untuk bisa mengonsumsi produk pangan yang berkualitas baik.
- Merevitalisasi lingkungan berpenghasilan rendah dan menciptakan lapangan kerja berbasis makanan (khususnya bagi kaum muda) sehingga memberikan pendapatan lebih bagi warganya.
- Mengubah limbah makanan menjadi kompos.
- Meminimalisir impor makanan melalui ketersediaan produk lokal.
- Dan mendukung sistem pangan lokal dan regional.
Dengan menerapkan urban farming dan membawa bahan makanan bergizi ke komunitas lokal, risiko kekurangan bahan pangan dan terjadinya berbagai penyakit bisa berkurang, termasuk penyakit jantung, obesitas dan diabetes.
Kawan Baik, kita harus menjaga lingkungan dengan memanfaatkan lahan sempit di rumah atau lahan atap (rooftop) apartemen dan perkantoran untuk mengembangkan urban farming.
Mari rapatkan barisan dan perkuat kapasitas dalam menghadapi bencana dan menjaga bumi pertiwi. Karena Bumi Cuma Satu. Mari Berdaya Hadapi Bencana. (AMR/ DMC Dompet Dhuafa)