Bagaimana Musik Selamatkan Lingkungan dan Metode Mitigasi Kebencanaan

Rata-rata individu mendengarkan musik selama 961 jam 10 menit setiap tahunnya. Jika dikonversi dalam sebulan maka setiap individu mendengar kurang lebih 78 jam 51 menit.

Sedangkan jika dikonversikan dalam seminggu individu biasanya mendengar 18,4 jam musik. Terakhir jika dikonversi menjadi perhari maka setiap 2 jam 38 menit setiap individu mendengar musik.

Sebanyak 90 persen penduduk dunia mendengarkan musik menurut Nielsen Music 360. Kemudian menurut The Common Sense Media perempuan (73 persen) jauh lebih banyak mendengarkan musik ketimbang laki-laki (59 persen).

Pada tahun 2021 sendiri terdapat 487 juta penduduk dunia yang berlangganan layanan streaming music. Jumlah ini dua kali lipat dari jumlah penduduk Indonesia.

Sejujurnya mendengar musik memiliki manfaat tersendiri bagi masing-masing pendengarnya. Mendengar musik mampu mengeluarkan dopamin dan endorphin yakni menghadirkan perasaan bahagia dan penghilang rasa stres atau tekanan batin.

Selain itu musik juga dapat mempengaruhi dan memperkuat analisa pikiran seseorang. Di satu sisi musik juga membentuk identitas yang kuat, baik secara individu maupun kelompok dan memberikan kesempatan untuk menjalin hubungan sosial.

Artinya musik juga memiliki aspek edukasi yang mampu membuat pengaruh terhadap cara berpikir dan cara bersikap suatu individu. Tidak terkecuali penggunaannya dalam penanggulangan krisis iklim dan mitigasi bencana.

Dalam jurnal yang ditulis Helen M. Prior yang berjudul “How Can Music Help Us to Address the Climate Crisis?” (2022)mencoba menelaah musik dan lagu yang memiliki pesan penanggulangan krisis iklim.

Penelitian di atas menggunakan tiga kategori dalam melihat musik dan lagu yang mengandung pesan peduli lingkungan: pertama communicate, kedua convey, dan terakhir acoustic ecology. Daftar lagu yang ditelaah bisa dilihat di sini.

Konsep pertama merujuk kepada pesan yang kuat akan representasi data, kedua lebih bersifat artistik dan estetis. Sedangkan yang ketiga merujuk penggunaan suara instrumental yang merekam suara lingkungan “alami” dunia sekitar.

Selanjutnya>