Bencana tsunami yang terjadi di Aceh pada 2004 lalu maupun tsunami Selat Sunda yang terjadi di penghujung akhir 2018 meninggalkan bekas luka yang besa bagi masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggal hingga keluarga terdekatnya.
Pasalnya bencana tsunami memiliki kecepatan 800 km/jam di laut dan 25-100 km/jam saat di daratan. Saat mencapai daratan, tinggi gelombangnya bisa mencapai 10-36 meter. Hal ini menambah kekhawatiran sendiri bagi masyarakat terkait adanya tsunami. Individu yang terdampak tsunami beresiko terseret arus dan tenggelam serta terbentur dan tertimpa uing yang terbawa arus.
Belajar dari peristiwa bencana tsunami yang terjadi pada tahun-tahun lalu. Masyarakat diwajibkan memahami tata cara siap siaga dalam menghadapi tsunami. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan dalam mengantisipasi tsunami:
Sebelum terjadi tsunami:
- Kenali dan waspadai tanda-tanda tsunami
- Jauh area pantai dan tepian
- Ketahui tanda peringatan dini di wilayah anda
- Siapkan perlengkapan darurat
- Ikuti arahan dari petugas
Tanda-tanda Tsunami:
- Didahului gempa besar dan lama
- Gelombang lebih dari satu kali
- Air laut mendadak surut
- Terdengar suara gemuruh dari arah laut
- Tercium bau yang tidak biasa, seperti amis/belerang yang kuat
- Hewan berlarian menjauhi pesisir
Ketika tsunami benar-benar terjadi maka yang harus dilakukan adalah:
- Lari ke tempat yang tinggi atau tempat evakuasi sementara terdekat
- Berjalan kaki saat evakuasi lebih dianjurkan
- Ikuti petunjuk evakuasi dari petugas setempat
- Hindari area aliran sungai dan jembatan
- Tetap bertahan sampai keadaan dinyatakan aman oleh petugas
Di Perjalanan (ketika berkendara):
- Segera menepi, kunci dan tinggalkan kendaraan
- Lari ke tempat aman dengan berjalan kaki
- Tetap bertahan sampai keadaan dinyatakan aman oleh petugas
Catatan penting, bila terbawa gelombang tsunami, carilah benda terapung sebagai tempat berpegangan dan menghemat tenaga. Pada saat darurat, bangunan/pohon yang cukup tinggi dan kokoh bisa dijadikan alternative tempat evakuasi.
Ketika situasi sudah mulai kondusif dan tsunami sudah berlalu maka masyarakat harus:
- Periksa kondisi anda dan keluarga. Bila mengalami cedera, pastikan mendapatkan pertolongan pertama.
- Jangan kembali ke rumah sebelum keadaan benar-benar aman.
- Tunggu informasi dari pihak berwenang dan bertindaklah sesuai himbauan.
- Waspada runtuhan bangunan dan puing-puing yang terbawa arus.
Kurang lebih itu adalah hal-hal yang bisa dilakukan saat bencana tsunami hadir di wilayah kalian. Jika terjadi eskalasi bahaya, masyarakat bisa menghubungi menghubungi call center DMC Dompet Dhuafa di 0811-6116-916 untuk penanganan lebih lanjut terkait bencana tsunami yang terjadi di tempat kalian.
DMC Dompet Dhuafa akan membantu melakukan evakuasi dan penanganan darurat seperti penyediaan logistik, penyediaan makanan dan minuman di kala darurat hingga pelayanan medis.
Sumber: Panduan Kesiapsiagaan Bencana Alam, Safety Sign Indonesia.