Sambut Hari Ibu di Pengungsian, DMC Dompet Dhuafa Galakan Taman Cerita

Cianjur, Jawa Barat—Disaster Management Center(DMC) dan Respons Darurat Pendidikan (RDP) Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa menghadirkan Taman Ceria (Tempat Aman dan Nyaman dari Resiko Bencana) di posko pengungsian Lapangan Cariu, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur pada Kamis (22/12/2022). Melalui Taman Ceria, anak-anak penyintas mampu terhibur dan belajar selama mengungsi akibat gempa bumi yang telah merenggut keceriaan mereka.

Dengan tajuk “Berbagi Cerita Di Taman Ceria”, Taman Ceria bermaksud membawa pesan untuk mencintai ibu yang telah berjuang dan memberikan kasih saying yang terbaik bagi sang buah hati. Dengan mengusung hastag #akusayangibu. Kegiatan ini menjadi salah satu kegiatan menyenangkan untuk anak-anak penyintas di Hari Ibu.

Hadawiyah Marsya Ayu sedang mendampingi anak-anak penyintas gempa bumi Cianjur.

“Tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan keceriaan kepada anak-anak penyintas. Selain itu untuk mengasah kretivitas anak-anak penyintas dalam peringatan Hari Ibu. Serta membuat kegiatan positif sebagai media membangkitkan semangat belajar anak-anak penyintas,” pungkas Hadawiyah Marsya Ayu selaku Brand Activation DMC Dompet Dhuafa melapor dari lokasi kegiatan.

Taman Ceria kali ini turut menghadirkan Ahmad Fauzan atau yang biasa disapa Kak Ojan dari Dongeng Acamedy yang merupakan seorang pendongeng. Pada kesempatan kali ini, Kak Ojan  bercerita tentang kura-kura yang takut akan suara dentuman dan getaran, tidak hanya kura-kura yang merasakan ketakutan, monyet yang kerap kali berdiam di pohon ataupun singa yang gagah pun juga merasakan ketakutan yang sama, Kak ojan mencoba memberikan pesan bahwa siapapun bisa saja takut dan itu tidak masalah.

Melalui cerita yang dibawakan oleh Kak Ojan, bermaksud untuk membawa pesan tentang edukasi mitigasi bencana khususnya gempa bumi. Metode edukasi lewat cerita akan lebih mudah diterima oleh anak-anak, selain itu metode ini juga dapat membantu memulihkan kondisi psikologis anak sehingga mereka kembali ceria dan semangat untuk kedepannya.

Kak Ojan sedang mendampingi anak-anak penyintas gempa bumi Cianjur.

“Cerita tadi ada beberapa intervensi yang bersifat psikososial yang saya masukan. Bahwa merasa takut itu boleh (dan wajar). Jadi anak-anak, dewasa, dan orang tua itu merasa takut adalah boleh (dan hal yang wajar),” terang Kak Ojan.

“Selain itu sebagaimana cerita yang saya suguhkan tadi, saya juga menyusupkan unsur-unsur mitigasi. Dengan harapan, setelah sesi ini anak-anak menjadi lebih ceria, lebih semangat untuk belajar, tapi harus tetap waspada,” sambung Kak Ojan.

Salah satu anak penyintas sedang mendengarkan dengan ceria dongeng dari Kak Ojan.

Selain mendengarkan dongeng dari Kak Ojan, anak-anak yang terdampak bencana juga dihibur dengan membuat prakarya serta kalimat yang indah untuk ibu mereka, bertepatan dengan Hari Ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember menjadi momen yang baik untuk memulihkan kondisi mental anak melalui dukungan kasih sayang seorang ibu.

Raut wajah anak-anak yang mengikuti PFA perlahan kembali cerah dan ceria, tawa serta kehangatan tersebar di setiap penjuru tenda, setelah mendengarkan dongeng dari Kak Ojan serta membuat pra karya kawan-kawan penyintas mendapatkan bingkisan dari donatur berupa school kit dan snack.

Salah satu anak tengah sibuk membuat prakarya di kegiatan Taman Ceria.

“Terima kasih sekali terutama kepada DMC Dompet Dhuafa atas kegiatan bareng anak-anak. Bisa mendengarkan dongeng, dan para donatur juga. Terima kasih kami sangat terhibur, jazakumullah semoga kebaikan dari para donatur dibalas oleh Allah SWT,”terang Sarah selaku Koordinator Posko Pengungsian di Lapangan Cariu. (RAK/ AFP/ DMC Dompet Dhuafa).

Sebagian anak-anak sedang menikmati wahana hiburan trampolin DMC Dompet Dhuafa.
Keseruan anak-anak dalam kegiatan Taman Ceria.
Keseruan anak-anak dalam kegiatan Taman Ceria.