Silih berkembangnya zaman, teknologi selalu mengalami perubahan. Mulai dari segi bentuk, fungsi, fitur hingga penggunaan sumber dayanya.
Melalui teknologi segala lini kehidupan juga turut mengalami perubahan. Salah satunya dalam kegiatan aksi pencarian dan penyelamatan (SAR).
Dalam masa kini, mulai bermunculan teknologi berupa robot penunjang aksi operasi pencarian dan pencarian. Penasaran apa saja robotnya, mari kita simak bersama-sama:
Robotika yang paling terkenal adalah Amphibious Velox Robot. Robot ini menggunakan sistem propulsi bergelombang dan lebih menyerupai beberapa vertebrata prasejarah daripada robot penyelamat biasa, Velox menavigasi medan menggunakan sirip silikon.
Robot ini mempunyai kemampuan manuver ekstrem yang mampu berenang di air, meluncur di sepanjang es/salju, sehingga dapat menyelamatkan korban dalam keadaan berbahaya.
Emergency Integrated Lifesaving Lanyard (EMILY) Hydronalix adalah robot pelampung yang dapat dikendalikan dari jarak jauh dengan sistem pengoperasian yang cukup taktis. EMILY memiliki mesin yang sama dengan jetski, tetapi tidak ada baling-baling untuk menghindari cedera atau benda yang tersangkut.
Versi pertama robot ini hadir di tahun 2010, tetapi masih relatif sedikit yang tahu. Kemudian pada tahun 2016 mulai dikenal, karena EMILY membantu menyelamatkan lebih dari 240 pengungsi dalam 10 hari pertama di Pulau Lesbos, Yunani.
Dikembangkan oleh U.S. Office of Naval Research, Navy’s Small Business Innovation Research, dan Hydronalix, EMILY dapat berlayar dengan kecepatan hingga 23 meter per jam dan sanggup melakukan aksi penyelamatan dalam situasi yang sulit.
Selain itu, kapal tersebut dapat membawa hingga lima orang dan terbuat dari Kevlar yang membantunya menahan gelombang besar dan jenis benturan lainnya. Tidak bergerak dari pantai, EMILY bisa dilontarkan langsung dari helikopter atau kapal, kemudian secara otomatis mencari manusia.
Videoray adalah sistem robot pencarian dan penyelamatan yang dioperasikan dari jarak jauh. Videoray dioperasikan dari panel kontrol berukuran koper yang terhubung ke tembaga atau serat optik yag kemudian dihubungkan ke kapal selam yang sudah dipasangi GPS dan lampu berkekuatan terang.
Snakebot Carnegie Mellon University (CMU)
Seperti banyak robot penyelamat lainnya, Snakebot yang dikembangkan oleh para peneliti di CMU menjanjikan mampu beroperasi di berbagai bidang.
Sejauh ini telah membantu penggalian arkeologi dan membantu memeriksa pembangkit listrik tenaga nuklir. Tapi kepala pengembang, Howie Choset dimaksudkan sebagai alat penyelamat hidup.
Robot ini memungkinkan untuk merangkak dan memanjat melalui puing-puing yang tidak dapat dinavigasi oleh tim respons dan asisten hewan.
Saat memanjat tiang, misalnya, ia dapat secara mandiri mentransisikan gerakannya berdasarkan perubahan radius tiang. Kamera yang dipasang di kepala, lampu LED, dan teknologi laser pengukur jarak memungkinkan petugas penyelamat menggiring melewati puing-puing sambil mengirimkan video kembali ke kru melalui jarak jauh.
Pleurobot berperan untuk terlibat dalam aksi operasi pencarian dan penyelamatan serta paleontologi. Karena pusat massanya yang rendah dan kakinya yang tersegmentasi, ia dapat bernavigasi di medan yang kasar tanpa kehilangan keseimbangan.
Dengan kulit yang tahan air ia juga bisa berenang. Fitur-fitur itu memungkinkan Pleurobot membantu dalam operasi pencarian dan penyelamatan.
Berikut beberapa catatan yang bisa diberikan oleh DMC Dompet Dhuafa terkait teknologi tercanggih dalam penggunaan di operasi pencarian dan penyelamatan. Semoga dengan hadirnya teknologi tersebut mampu memberikan semangat dan meningkatkan wawasan dalam menghadapi bencana.
Kawan Baik, mari rapatkan barisan dan perkuat solidaritas dalam membantu saudara-saudara kita di seluruh Indonesia maupun di mancanegara dalam menghadapi bencana. Kawan baik bergabung bersama DMC Dompet Dhuafa dalam aksi penanggulangan bencana melalui laman berikut https://donasi.dompetdhuafa.org/siagabencanaindonesia/. Mari Berdaya Hadapi Bencana.