Dalam jangka pendek masyarakat di wilayah pesisir wajib adaptasi setiap harinya. Jika rob mencapai 30 sentimeter maka mereka harus meninggikan atau menyesuaikan dengan ketinggian rob.
Mulai dari barang-barang vital seperti tempat tidur, perangkat elektronik dan lain-lain lebih tinggi agar tidak terendam.
Baik yang memiliki modal finansial lebih, mereka akan lebih mudah beradaptasi. Karena mereka bisa dengan mudah pindah rumah atau segera evakuasi ke wilayah lain.
Entah mereka bisa pergi dengan alasan liburan atau secara permanen memang pindah tempat tinggal. Namun bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki kekuatan finansial yang mencukupi?
“Ya ini, karena mereka tidak mempunyai sumber daya untuk memperbaiki. Jika sampai rumah terendam, maka mereka pun keluar dulu menunggu sampai airnya surut,” imbuhnya.
Bachtiar melihat pentingnya tata ruang penggunaan lahannya. Sehingga tidak serampangan lahan bisa digunakan untuk pembangunan apapun yang berpotensi memperparah kondisi apabila banjir rob terjadi.
Demikian pula yang menyangkut industri skala besar beserta penggunaan air tanah yang biasanya kapasitas pemakaiannya jauh lebih besar dibanding pemakaian masyarakat biasa. Hal-hal semacam ini perlu diatur secara khusus.
“Kita berharap ada semacam moratorium atau peraturan yang melarang penggunaan air tanah yang di skala industri atau seperti apa itu perlu dilakukan juga,” ungkap Bachtiar.
Bahkan jika perlu masing-masing warga dilengkapi dengan pelampung pribadi di mana pelampung tersebut didistribusikan secara gratis kepada mereka yang terancam banjir rob.
Pembangunan tanggul atau perkuat tanggul perlu dilakukan. Namun seiring dengan itu, masyarakat juga perlu dibekali dengan sarana-prasarana siap siaga bencana.
Mulai dari titik evakuasi, perahu evakuasi dan titik yang rawan terdampak parah dari banjir rob tersebut.
Bahkan di titik yang sedikit absurd seseorang atau suatu organisasi bisa membuat program pembangunan hunian sementara atau pemukiman di laut dengan mengadopsi cara hidup Suku Bajo atau Suku Sampan, yakni membangun rumah di atas perairan laut.
Dengan demikian, itu bisa menjadi solusi soal tata ruang dan upaya mitigasi bencana alam perairan.
Sehingga masyarakat tidak perlu takut akan hancurnya rumah mereka akibat gelompang pasang yang tinggi. Meski hal ini memunculkan masalah baru: jika bencana tsunami menghampiri mereka, apa yang akan terjadi pada rumah laut mereka?
Mungkin belajar bela diri dan berenang sejak dini sebagaimana yang ditampilkan di film Waterworld bukanlah hal buruk. Dengan begitu masyarakat bisa menjadi lebih adaptif terhadap suatu bencana.
Hubungi Disaster Management Center Dompet Dhuafa:
Markas Disaster Management Center Dompet Dhuafa: Jalan Menjangan Raya No.130, Pondok Ranji, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten 15412
Disaster Management Center Dompet Dhuafa Linkedin: Disaster Management Center Dompet Dhuafa
Disaster Management Center Dompet Dhuafa Instagram: dmcdompetdhuafa
Disaster Management Center Dompet Dhuafa Facebook: dmcdompetdhuafa.offical
Disaster Management Center Dompet Dhuafa Twitter: dmcddofficial
Disaster Management Center Dompet Dhuafa Youtube: DMC Dompet Dhuafa
Disaster Management Center Dompet Dhuafa Tiktok: dmcdompetdhuafa