Kesehatan merupakan bagian dari hak asasi manusia, karena kesehatan menyentuh hal-hal mendasar dalam kehidupan manusia dengan menyangkut hidup dan mati.
Dalam situasi bencana selalu terjadi kedaruratan di semua aspek kehidupan, terutama pada aspek kesehatan. Bencana yang mengharuskan sebagian penyintas evakuasi menuju tempat pengungsian sering menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang besar.
Kelompok penduduk pengungsi perlu perhatian khusus, terutama terkait kondisi kesehatannya. Karena mereka telah kehilangan hak-hak dasarnya tanpa kemauannya sendiri. Keadaan ini dapat mengancam kehidupan para pengungsi.
Bencana memiliki pengaruh terbesar pada kelompok rentan, seperti lansia dan terutama pada anak-anak. Hal ini disebabkan karena anak-anak mengalami, menyaksikan dan merasakan dampak yang ditimbulkan akibat faktor usia yang belum matang secara pertumbuhan psikologis.
Berdasarkan penelitian sebelumnya pada responden anak-anak dan remaja di Turki menunjukkan adanya peningkatan PTSD, depresi dan ketakutan akibat gempa bumi pada kelompok anak-anak dan remaja. Masalah psikologis tersebut disebabkan oleh hilangnya kendali atas ketakutan yang disebabkan oleh getaran gempa bumi yang tiba-tiba tak terduga dan tak terkendali. (Şalcıoğlu & Başoğlu, 2008)
Selain membutuhkan tempat tinggal sementara di pengungsian, para penyintas juga membutuhkan makanan bergizi. Sumbangan persediaan pangan harus memperhatikan kebutuhan gizi dan kemanfaatan berkelanjutannya.
Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum, seorang influencer dan ahli gizi menyampaikan satu hal yang sangat penting diperhatikan yaitu persoalan gizi bagi korban bencana. Konsumsi untuk korban bencana yang harus tersedia bukanlah makanan yang sekadar tersedia, tetapi harus aman dan bergizi untuk dikonsumsi para korban.
Selain itu, gizi para pengungsi ini tidak boleh hanya dipenuhi dengan konsumsi karbohidrat dari nasi dan lemak. Bahkan biasanya para pengungsi hanya diberi mie instan dengan nasi yang sebenarnya sangat tidak disarankan untuk memenuhi gizi dan kebutuhan makanan harian manusia. Selain itu makanan kaleng juga banyak jadi alternatif makanan yang disediakan.
Berikut lima jenis makanan sehat dan bergizi untuk para penyintas bencana :
- Telur. Makanan ini sangat mudah diolah dan sehat. Alih-alih memberi mie instan, alangkah baiknya memberi telur yang dinilai lebih bergizi dan bisa membantu menjaga kesehatannya.
- Susu. Disarankan untuk minum susu sebagai sumber protein pengganti daging dan ikan. Tetapi, jangan berikan kental manis.
- Umbi-umbian. Makanan ini mengandung serat tinggi dan sumber karbohidrat kompleks, sehingga dapat menambah energi bagi tubuh.
- Kacang-kacangan. Makanan ini sangat bagus untuk memenuhi kebutuhan gizi. Hidangan ini bisa diberikaan saat sarapan pagi atau makan malam.
- Buah dan sayuran. Makanan ini sangat membantu kesehatan para penyintas. Jika terlalu sulit menerima buah-buahan segar, bisa diganti buah-buahan kaleng yang banyak dijual di supermarket, atau buah-buahan kering seperti kurma.
Dalam situasi bencana, selain kebutuhan papan dan pangan di pengungsian, akan ada implikasi meningkatnya penyebaran penyakit menular.
Timbulnya berbagai penyakit menular, disebabkan karena jumlah pengungsi yang tidak sebanding dengan jumlah dan luas lokasi pengungsian, jumlah air bersih, dan jumlah tempat sampah menyebabkan sanitasi lingkungan kurang baik dan bahkan memburuk sehingga timbul berbagai penyakit diare dan gangguan saluran pernafasan.
Agar kondisi kesehatan para penyintas tidak semakin memburuk, maka sangat dibutuhkan sumbangsih tempat pengungsian yang layak huni bagi korban dan menyediakan makanan yang bergizi.
Penulis: Amira Nissa Umniyya
Fotografer: Arifian Fajar Putera / DMC Dompet Dhuafa
Editor: Arifian Fajar Putera/ DMC Dompet Dhuafa