Tekan Risiko Banjir di Penghujung Tahun 2022 dengan Aksi Bersih-bersih Sungai

Tekan Risiko Banjir di Penghujung Tahun 2022 dengan Aksi Bersih-Bersih Sungai

Jakarta—Dengan meningkatnya intensitas hujan di Ibu Kota, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa melakukan aksi bersih-bersih di Sungai Ciliwung pada Minggu (11/12/2022).

Melalui rute sungai dari Pangkalan H. Mukmin (Komunitas Ciliwung Kedung Sahong) hingga ke Pangkalan Mualim H. Kontong (Ciliwung Muara Bersama), tim yang terdiri dari relawan, musisi Vikri Rasta dan Marjinal, hingga public figure turut dalam aksi bersih sungai.

Menggunakan perahu karet dan alat pelindung diri (APD) yang lengkap, semua bahu-membahu dalam membersihkan sang sungai yang seringkali dianggap penyebab banjir di Ibu Kota.

Tim melakukan aksi bersih-bersih.

Acara yang diisi dengan pengarungan sungai dan aksi bersih-bersih di sekitaran bantaran sungai Ciliwung ini merupakan komitmen DMC Dompet Dhuafa dalam meningkatkan literasi peduli lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap peran penting dalam keterlibatan menanggulangi bencana serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

“Tujuan dari kegiatan hari relawan ini adalah kita diingatkan dengan kejadian gempa di Cianjur yang begitu meledak, maka kemudian berharap relawan yang ada di Jabodetabek dan sekitarnya peduli terhadap potensi dan ancaman yang ada di Jakarta. Salah satunya adalah potensi ancaman gempa bumi, yang mana kita punya ancaman yang disebut sesar baribis,” ucap Ahmad Baikhaki selaku Manager Community Resilience and Advocacy DMC Dompet Dhuafa.

Salah satu peserta susur sungai menceritakan pengalamannya selama dua hari mengikuti kegiatan ini.

Adzkia Az Zahra salah satu peserta.

“Di hari pertama ada talkshow, tanam 100 pohon, dan malamnya ada hiburan musik. Tadi kita baru selesai menyusuri sungai Ciliwung dan bersih-bersih sampah,” ungkap Adzkia Az Zahra.

“Seru, seru banget. Karena aku kan dari individu, bener-bener nggak ada teman (sendirian) di sini nambah teman dan pengalaman. Terus tadi pas susur sungai aku hampir kejengkang, karena ada ranting-ranting yang gantung. Tapi untungnya ada teman-teman yang  menyelamatkan,” ucap Adzkia.

“Harapannya untuk teman-teman relawan adalah tetap semangat karena relawan dari kata (rela) dan (wan) selama jadi relawan jangan berharap apapun. Pokoknya tetap berbuat baik,” lanjutnya

Banjir yang melanda sejumlah pemukiman di sekitar Sungai Ciliwung menjadi tanggung jawab bersama yang sulit diselesaikan. Berbagai pihak termasuk pemangku kebijakan sudah berupaya membenahi masalah banjir di sekitaran pemukiman dekat Sungai Ciliwung. Namun bagi sebagian pihak upaya tersebut belum tepat dan belum berparadigma keberlanjutan.

Melalui hubungan kerja sama yang terjalin antara komunitas di pangkalan-pangkalan Sungai Ciliwung seperti Saung Bambon Riverside (Srengseng Sawah), KPC Kedung Sahong (Lenteng Agung), Ciwilung Muara Bersama – CMB (Tanjung Barat), Padepokan Ciliwung Condet – PCC (Balekambang), dan Kometa (Balekambang). Diharapkan dapat berupaya melakukan serangkaian penanggulangan bencana di wilayah Ciliwung.

Diharapkan pada Hari Relawan Internasional ini dapat meningkatkan kesadaran akan kontribusi penting dari layanan secara sukarela hingga bisa merangsang lebih banyak orang di semua lapisan masyarakat untuk ikut bergerak dalam memberikan layanan sebagai relawan, baik di dalam, maupun di luar negeri.

“Semoga teman-teman relawan yang mengikuti kegiatan ini terbangun ketangguhannya, paham potensi multi hazard yang ada di Jakarta dan aware terhadap lingkungan dan bumi,” tutup Baihaki. (AMR/ DMC Dompet Dhuafa)