Seri Berdaya Hadapi Bencana: Bagaimana Mitigasi Bencana Saat Bulan Suci Ramadan

Bulan Ramadan sudah di depan mata. Masyarakat gegap gempita menyiapkan diri baik jasmani maupun rohani dalam menyambutnya. Pada bulan Ramadan masyarakat muslim akan melakukan puasa, yakni menahan diri untuk tidak makan, minum, dan godaan nafsu lainnya mulai dari sebelum matahari terbit hingga waktu magrib.

Namun ada beberapa catatan yang harus diperhatian sebelum melakukan ibadah puasa. Apa saja, mari kita simak bersama-sama.

Perhatikan Kesehatan Diri Sendiri

“Penyakit darurat yang paling sering terlihat saat puasa adalah ulkus gastro-duodenal dan komplikasinya seperti: perdarahan dan perforasi,” tulis dalam laporan Ramadan: a different side of the emergencies?(2010).

Hal ini disebabkan oleh puasa, stres, variasi ritme sirkadian yang dapat memperburuk akibat tidak segera ditangani. Selain itu, beberapa patologi kronis dapat dilihat pada kasus yang lebih tinggi, terutama diabetes mellitus yang diperburuk oleh acidocetosis atau hipoglikemia pada pasien yang diobati dengan suntikan insulin.

Meskipun menggunakan obat -obatan yang dihirup tidak membatalkan puasa, sebagian besar pasien yang membutuhkan penerimaan perawatan intensif, akan menghentikan obat-obatan ini di siang hari. Masalah jantung dan vaskular juga lebih sering terjadi selama bulan ini, terutama hipertensi parah, obleiteran tromboareriopati dan iskemia akut.

“Penyakit-penyakit di atas dapat dijelaskan oleh banyak faktor, namun salah satunya adalah perubahan pola diet makan. Selain itu, orang lebih rentan mengalami masalah kesehatan karena mereka tidak minum obat pada siang hari karena takut akan berbuka puasa,” lanjut dalam laporan Ramadan: a different side of the emergencies?.

Perhatikan Keamanan Diri Sendiri

Dalam keadaan tertentu, puasa membuat tubuh kekurangan asupan gizi dan membuat diri kurang fokus. Dalam keadaan ini diri menjadi rentan terhadap serangan kejahatan seperti pencurian atau kecelakaan dsb. Meski begitu dalam bulan dalam bulan Ramadan tindakan kejahatan yang bermuara dari minuman keras mengalami pengurangan.

“Jumlah keadaan darurat karena agresi berkurang karena penurunan kejahatan selama bulan suci ini. Kecelakaan yang terkait dengan asupan alkohol (trauma, agresi, kecelakaan mobil …) berkurang secara signifikan selama Ramadhan,” terang dalam laporan Ramadan: a different side of the emergencies?.

Perhatikan Batasan Diri Sendiri

Bagi para relawan kebencanaan dan kemanusiaan yang dengan sigap melakukan aksi respons juga harus memperhatikan diri saat terjun ke lapangan.

Dalam suatu kondisi tanggap darurat bencana, baik relawan maupun penyintas berada dalam keadaan rentan terpapar bahaya, baik dari segi kesehatan, keamanan, hingga psikis. Dengan demikian dalam suatu sumber mengatakan mereka (relawan dan penyintas) diperbolehkan untuk berpuasa dan menggantinya di hari yang lain.

“Bagi orang yang sakit dan sedang melakukan safar, mereka dibolehkan untuk tidak berpuasa (dalam hal ini adalah puasa yang sifatnya wajib seperti puasa Ramadhan) dan mengqadhanya di hari yang lain. Demikian pula hukum tersebut berlaku bagi orang yang sedang berada dalam kondisi bencana, baik relawan ataupun korban. Hal tersebut disebabkan karena mereka menjumpai kesulitan dan kesukaran untuk berpuasa yang dihadapi pada saat bencana lebih berlipat dibandingkan bagi orang yang sekedar sakit atau berpergian. Oleh karena itu, adalah suatu tindakan yang kurang tepat jika tetap berpuasa padahal tidak mampu dan berada dalam situasi sulit, seperti kondisi ketiadaan logistic,” tulis dalam Muhammadiyah.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وما جعل عليكم في الدين من حرج… (أية  78 من سورة الحج)…

…Allah tidak menciptakan kesulitan dalam beragama bagi Kamu sekalian… (QS Al Hajj : 78).

Perkuat Semangat Gotong Royong

Dalam konteks Indonesia terdapat slogan Gotong Royong, yakni kerja sama-sama. Di mana masyarakat akan saling membantu dan melengkapi ketika saudara terdekat dan terjauhnya sedang berada dalam kondisi kritis. Dalam momen Ramadan, di mana merupakan bulan suci yang penuh dengan pahala menjadi momen tepat menggaungkan kembali semangat gotong royong.

Semangat kerelawanan Indonesia menemukan gema di banyak negara lain. Dalam laporan The UN Volunteers’ (UNV) flagship 2022 State of the World’s Volunteerism, mengacu pada studi kasus di beberapa benua untuk mengeksplorasi bagaimana kerja sama antara relawan dan pemerintah dapat berkontribusi untuk membangun masyarakat yang lebih setara dan inklusif.

Laporan tersebut memperkirakan bahwa 862 juta orang menjadi sukarelawan secara global setiap bulan, atau sekitar satu dari setiap tujuh orang.

“Di Indonesia, negara Muslim terpadat di dunia, jutaan relawan mewujudkan nilai -nilai kemurahan hati dan belas kasih, pada bulan suci Ramadan. Dalam suatu survey pada tahun 2018, sekitar 53% orang Indonesia mengatakan mereka telah mengajukan waktu secara sukarela kepada sebuah organisasi dalam bulan sebelumnya. Tradisi swadaya komunitas Indonesia sangat dijunjung tinggi sehingga ia memiliki nomenklatur sendiri: Gotong Royong, yang berarti bantuan timbal balik.,” tulis dalam laman PBB.

Ramadan Siaga Bareng DMC Dompet Dhuafa

Dalam bulan Ramadan ini DMC Dompet Dhuafa menggencarkan tiga program utama yakni Ramadan di Pengungsian, Kado Lebaran untuk Penyintas, dan Relawan Bangun Mushola.

Ramadan di Pengungsian merupakan program bantuan pengadaan logistik untuk penyintas selama di pengungsian pada bulan Ramadan. Mulai dari sahur hingga berbuka puasa, DMC Dompet Dhuafa akan memberikan bantuan terus-menerus.

Kado Lebaran untuk Penyintas merupakan program bantuan sembako untuk penyintas berupa sembako dan pakaian baru. Bencana merenggut seluruh harta benda dan seluruh kehidupan penyintas hingga mereka tidak bisa beraktivitas seperti sedia kala.

Relawan Bangun Mushola merupakan program kerja sama dengan para relawan di seluruh Indonesia untuk menggencarkan pembangunan mushola yang aman dan nyaman dari bencana susulan. Dengan demikian para penyintas mampu menunaikan ibadah di bulan suci Ramadan dengan khidmat dan khusyuk kepada Allah SWT.

Kawan Baik, masih banyak penyintas bencana yang membutuhkan uluran tangan kebaikan. Mari rapatkan barisan dan perkuat solidaritas dalam membantu saudara-saudara kita di Indonesia. Kawan baik dapat mengirimkan bantuan dan doa melalui laman berikut https://donasi.dompetdhuafa.org/siagabencanaindonesia/. Mari sambut Ramadan Siaga Bareng DMC Dompet Dhuafa, Saatnya Indonesia Berdaya Hadapi Bencana. (AFP/ DMC Dompet Dhuafa)