DMC Dompet Dhuafa Sosialisasikan Rencana Penanggulangan Bencana dan Resiliensi Masyarakat Desa Sidomulyo

Pacitan, Jawa Timur – Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa mensosialisasikan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB), Rencana Aksi Komunitas (RAK) serta memperbarui data-data kebencanaan khususnya adalah data kelompok rentan di setiap dusun. Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari, 9-10 Agustus 2023, di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

RPB merupakan rencana umum dan menyeluruh yang meliputi seluruh tahapan (pra-saat-pasca) bencana dan bidang kerja kebencanaan (Perka BNPB No 4 2008). Dalam arti luas, RPB merupakan program strategis pada seluruh bidang atau cakupan pengurangan risiko bencana, baik dalam bidang pencegahan, kesiapsiagaan, kedaruratan, rehabilitasi, maupun rekonstruksi untuk seluruh ancaman bencana prioritas dalam suatu wilayah administratif.

Sebagaimana dokumen perencanaan desa, maka RPB dibuat secara partisipatif dalam musyawarah desa. Dokumen inilah yang nantinya akan menjadi rujukan bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa maupun Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa.

Melihat kenyataan tersebut, DMC Dompet Dhuafa melalui Divisi Community Resilience Advocacy menginisiasi Focus Group Discussion RPB yang dihadiri oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), Ibu-ibu PKK, fasilitator desa program IDRIP dan kelompok warga desa Sidomulyo.

Roziqin selaku Bendahara dari FPRB dan warga local di sana menuturkan bahwa pertemuan ini sangat bermanfaat. Melalui pertemuan ini warga mampu memahami dan mengidentifikasi titik-titik potensi bencana dan peta kelompok-kelompok rentan suatu wilayah. Dengan pertemuan ini Roziqin berharap mampu meningkatkan resiliensi atau ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana.

“Forum pertemuan hari ini sangat terkesan dengan baik, karena Desa Sidomulyo adalah desa yang terletak di dekat pantai selatan yang rentan terjadi bencana. Alhamdulillah banyak lembaga yang bersimpati dan berkontribusi kepada desa kami dalam membantu penanggulangan bencana di aspek PRB. Kami teman-teman FPRB berharap semoga tidak ada bencana,” ujarnya di sela-sela diskusi.

Sebelum sesi FGD dimulai, DMC Dompet Dhuafa berkunjung ke BPBD Kabupaten Pacitan untuk berdiskusi terkait rencana program IDRIP di Desa Sidomulyo, yang mana konteks agendanya sejalan dengan KTTB DMC Dompet Dhuafa di Desa Sidomulyo. Harapannya bisa saling berkoordinasi dan berkolaborasi untuk melengkapi program satu dengan yang lainnya supaya tidak tumbang tindih sehingga bisa lebih komprehensif.

Ruslianto selaku Sekretaris Desa Sidomulyo mengungkapkan bahwa kegiatan FGD ini sangat penting untuk mengenali dan mengantisipasi bencana alam yang sering menjangkit wilayah Desa Sidomulyo. Beliau memahami betul ancaman bencana yang mendiami wilayahnya, salah satunya ancaman bencana abrasi pantai yang perlahan-lahan meneror dan membawa resah terhadap masyarakat.

“Hari ini sudah dilaksanakan FGD KTB Desa Sidomulyo dalam rangka penyusunan dokumen kebencanaan. Setelah terbentuk dan terlengkapi semua dokumen kebencanaan, diharapkan bisa dijadikan sebagai panduan atau SOP ketika saat dan terjadi bencana, khususnya pra bencana dalam hal ini adalah kewaspadaan dini,” ujarnya.

“Karena kami memahami bahwa Desa Sidomulyo selain potensi sumber daya alam yang lumayan bagus tetapi juga seiring dengan itu potensi kebencanaan juga sangat besar. Semoga setelah FGD ini diharapkan masyarakat kami sudah memahami langkah-langkah waspada dini. Untuk itu dokumen ini sangat penting sebagai panduan dokumen desa,” sambungnya.

Kemudian, FGD diawali dengan menyampaikan hasil diskusi dengan BPBD Kabupaten Pacitan, dilanjut membuat peta tiap dusun terkait kelompok rentan (ibu hamil, bayi/balita, lansia, disabilitas) di desa Sidomulyo. Dan terakhir adalah Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) dan Rencana Aksi Komunitas (RAK).

“Tujuannya untuk me-review dan meng-update serta memperbaiki SOP mitigasi kebencanaan yang ada di Desa Sidomulyo. Hasilnya adalah beberapa dokumen yang harus dilengkapi oleh perangkat desa dan FPRB Sidomulyo, yakni melengkapi peta kelompok rentan, mendetailkan sejarah kebencanaan di Desa Sidomulyo, mengajukan rencana aksi komunitas termasuk ajuan data kelayakan titik aman untuk mengaktivasikan pengungsian berdasarkan para ahli,” pungkas Desi Edian Sari selaku tim Community Resilience and Advocacy DMC Dompet Dhuafa seusai memimpin FGD.

“Harapan setelah FGD ini bisa menyelesaikan dokumen inti berupa SOP kedaruratan, pembentukan kelompok relawan kebencanaan tingkat dusun dan menyelesaikan dokumen RPB,” tutup Desi. (AMR/ DMC Dompet Dhuafa)