Tiga Kabupaten Berpotensi Terpapar Karhutla

Pekanbaru, Riau—Dompet Dhuafa Riau dan Disaster Management Center (DMC) latih relawan untuk tangguh hadapi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Adapun pelatihan dilakukan di lokasi wisata Alamayang, Kota Pekanbaru, mulai tanggal 20 Oktober hingga 22 Oktober 2023.

Selain itu Dompet Dhuafa Riau menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Pekanbaru untuk memberikan pemateri yang kompeten dalam bidang karhutla.

Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Riau, Bapak Hendi Mardika, mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah komitmen nyata dalam menghadapi bencana karhutla yang menjadi ancaman aktif di Riau. 

Dengan kolaborasi lintas sektor, semangat, kapasitas dan implementasi program penanggulangan bencana di Riau akan semakin sukses dan hebat,

“Pelatihan relawan karhutla ini merupakan wujud nyata kepedulian kami terhadap lingkungan dan keberlanjutan Riau. Kami sangat mengapresiasi kerja sama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, komunitas, dan masyarakat dalam menjalankan kegiatan ini,” ujar Hendi Mardika

Berdasarkan Kajian Risiko Bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau, tercatat bahwa proyeksi potensi kerusakan lingkungan yang diakibatkan bencana karhutla lahan di Provinsi Riau adalah 278.190 Ha.

“Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu, dan Kabupaten Pelalawan memiliki potensi luas bahaya karhutla yang tinggi. Kenyataan ini juga sejalan dengan potensi kerugian yang dialami akibat bencana karhutla,” tulis dalam laporan Kajian Risiko Bencana BPBD Provinsi Riau.

Kemudian total kerugian untuk bencana karhutla adalah sebesar 39,65 triliun rupiah. Dengan luas bahaya karhutla secara total 7.758.383 Ha.

Adapun dalam pelatihan ini para relawan dilatih melakukan asesmen dan pengenalan program-program pencegahan maupun tanggap darurat selama karhutla terjadi. Kemudian para peserta juga dilatih untuk melakukan pertolongan pertama.

Selain itu mereka mengikuti simulasi pemadaman api dengan melihat dan mempertimbangkan volume api hingga arah mata angin.

Dengan berlangsungnya pelatihan ini diharapkan relawan mampu menjadi garda terdepan dan penyambung tangan kebaikan dalam melaksanakan misi-misi kemanusian serta penanggulangan bencana. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (DD Riau/DMC)