Jakarta—Dompet Dhuafa melalui unit respons penanggulangan bencana menggencarkan tim bantu penanganan WNI dari Sudan.
Terdiri dari Disaster Management Center (DMC), Respons Darurat Kesehatan (RDK) Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC), dan Dapur Keliling (Darling) Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM). Tim sudah melakukan giat aksi mulai dari Jumat (28/04/2023) dan akan terus bantu penanganan WNI dari Sudan hingga semua WNI sudah dievakuasi hingga selamat sampai Indonesia.
Dompet Dhuafa mengerahkan aksi layanan kesehatan, Pos Hangat, hingga Taman Ceria di Asrama Haji Pondok Gede, Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Kota Jakarta Timur.
Asrama Haji Pondok Gede menjadi tempat peristirahatan para WNI untuk kemudian dilakukan pendataan dan kemudian kembali ke rumahnya masing-masing.
Para WNI bisa menunggu jemputan dari Pemda setempat, dijemput oleh keluarganya atau diantarkan langsung oleh Dompet Dhuafa ke wilayahnya masing-masing.
“Tim Dompet Dhuafa sendiri standby di Asrama Haji Pondok Gede, dikarenakan WNI yang dari Sudan itu setiba di Indonesia langsung beristirahat di Asrama Haji tersebut untuk di lakukan pendataan ,cek kesehatan dan nantinya akan dipulangkan ke wilayah masing-masing atas dukungan Pemda setempat, dijemput oleh keluarga, atau diantarkan pulang bersama tim Dompet Dhuafa,” lapor Erwandi ‘Bojek’ Saputra selaku Staf Emergency Response-Recovery DMC Dompet Dhuafa dari Asrama Haji Pondok Gede pada Minggu (30/04/2023).
Salah satu WNI dari Sudan yang telah tiba di Indonesia mengatakan bahwa dia sudah berada di Sudan selama 15 tahun. Akan tetapi akibat konflik bersenjata yang sedang terjadi, dia harus segera kembali ke Indonesia.
“Saya sudah bekerja selama 15 tahun di Sudan. Tetapi keadaan sedang ada musibah. Jadi dievakuasi ke Port Sudan. Perjalanan menuju Port Sudan itu kurang lebih 15 jam. Saat dalam perjalanan sempat mengalami kecelakaan. Setiba di Port Sudan kemudian diantarkan ke Jeddah, di sini saya dirawat selama dua hari,” terang salah satu WNI dengan inisial C pada Minggu (30/04/2023).
“Terima kasih bapak/ibu Dompet Dhuafa atas kehadirannya, saya bisa kembali ke rumah saya,” lanjutnya.
Dilaporkan konflik bersenjata yang terjadi di Sudan memaksa sejumlah negara segera mengevakuasi warganya yang berada di sana. Indonesia juga segera dengan sigap menarik kembali diaspora di Sudan ke Indonesia.
Adapun pemulangan evakuasi dari Sudan ke Indonesia dilakukan secara bertahap. Mulai dari 28 April – 1 Mei. Meskipun demikian, ada beberapa WNI masih memutuskan untuk menetap di Sudan dengan alasan terdapat kerabat di sana.
Terdapat lima Pemda yang sudah terdata akan menjemput warganya dari Asrama Haji Pondok Gede, yaitu Pemprov Aceh, Bengkulu, Jawa Timur, Lampung dan Riau.
Diketahui konflik bersenjata antara militer Sudan dengan Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Force/ RSF) dimulai dari tanggal 15 April 2023. Konflik bersenjata memecah di Khartum, ibu kota Sudan.
Keesokan harinya militer Sudan dan RSF sepakat untuk gencatan senjata. Namun selang beberapa jam, pertempuran kembali terjadi sehingga membatalkan rencana evakuasi yang sudah dicanangkan sebelumnya.
Kemudian pada 25 April pukul 00.00 militer Sudan dan RSF kembali sepakat melakukan gencatan senjata selama 72 jam. Hal ini dimanfaatkan secara maksimal bagi warga negara asing di Khartum, Omdurman, dan Bahri untuk segera evakuasi.
Akan tetapi bagi Indonesia tantangan berat selama proses evakuasi tersebut adalah mencari keberadaan para WNI lantaran sebagian belum lapor diri ke KBRI. Tercatat ada 1.209 WNI di Sudan. Terhitung saat ini sudah ada 748 WNI dari Sudan kembali ke Indonesia.
Kawan Baik, mari kita doakan untuk keselamatan bagi saudara kita yang berada di Sudan. Semoga musibah ini cepat usai dan damai kembali hadir di kehidupan insan warga Sudan.