Dompet Dhuafa Telah Beri Manfaat Kepada Warga Palestina Sebanyak 5000 Jiwa

Jalur Gaza, Palestina—Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) kembali mengirimkan bantuan kepada warga Palestina. Kali ini Dompet Dhuafa mengirimkan bantuan makanan siap santap untuk wilayah utara Jablaia dan Tofah serta tempat pengungsian sekitar. Kemudian juga mengirimkan paket pangan di Beit Lahia dan Beit Hanouun, Kota Gaza pada Rabu (08/11/2023).

Total penerima manfaat semenjak awal pengiriman bantuan oleh Dompet Dhuafa adalah 5.000 jiwa. Hal ini terjadi berkat uluran tangan bantuan dari Kawan Baik di seluruh Indonesia, hingga mampu membantu masyarakat Palestina dalam melewati masa-masa sulit seperti ini.

Menurut Arif Rahmadi Haryono selaku Kepala Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa melalui pesan whatshap hari ini (Selasa, 07/11/2023) mengatakan, “Untuk memenuhi kebutuhan dasar pangan bagi masyarakat Gaza, kami berencana mendirikan Dompet Dhuafa Kitchen yang akan menyediakan paket makanan bagi 1000 orang setiap harinya selama satu bulan ke depan,” jelasnya

“Semoga ini menjadi harapan bagi kita semua dalam pemenuhan gizi para penyintas khususnya anak-anak dan wanita di Gaza, Palestina,” tambah Arif.

Sebelumnya pada tanggal 10 Oktober 2023 ambulan Dompet Dhuafa yang dioperasikan oleh RS. Kamal Adwan telah hancur akibat terkena serangan rudal Israel.

Bagian depan mobil ambulan rusak hingga tidak bisa beroperasi kembali. Namun itu tidak mengurangi mitra relawan lokal Dompet Dhuafa menyerah, mereka tetap membantu beri pelayanan dan evakuasi korban Palestina pada Minggu (22/10/2023)

Kemudian Dompet Dhuafa juga sudah melakukan distribusi 125 paket bantuan di pengungsian Jabalia Camp, Gaza. Sebanyak 500 jiwa terbantu dari paket bantuan program ini pada Selasa (10/10/2023).

Selain itu juga Dompet Dhuafa mengirimkan 1000 matras, 660 selimut dewasa, dan 1000 selimut bayi melalui kerja sama Pemerintah Republik Indonesia yang dikirimkan pada Sabtu (04/11/2023).

Dalam laporan kondisi terkini menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan (07/11/2023) jumlah korban jiwa yang dilaporkan sejak dimulainya agresi militer Zionis menjadi 10.328 orang, di mana 67 persen korban di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.

“Pada tanggal 7 November, tidak ada toko roti yang aktif di wilayah utara, karena kekurangan bahan bakar, air dan tepung terigu, serta kerusakan yang banyak dialami oleh banyak orang. Mitra ketahanan pangan tidak dapat menyalurkan bantuan ke wilayah utara selama tujuh hari terakhir,” tulis laporan OCHA.

Sekitar 2.450 orang lainnya, termasuk 1.350 anak-anak, dilaporkan hilang, mungkin terjebak, mati di bawah reruntuhan, atau menunggu penyelamatan.

Korban jiwa yang dilaporkan ini mencakup setidaknya 192 staf medis, dan setidaknya 16 staf medis terbunuh ketika sedang bertugas.

Sekitar 1,5 juta orang di Gaza menjadi pengungsi internal. Dari jumlah tersebut, hampir 725.000 orang berlindung di 149 fasilitas PBB untuk Palestina (UNRWA).

Sebanyak 122.000 jiwa secara sporadis mengungsi di rumah sakit, gereja, dan gedung-gedung publik, kemudian ada 131.134 jiwa mengungsi di 94 sekolah non-UNRWA, dan sisanya di keluarga angkat.

Kepadatan penduduk masih menjadi kekhawatiran utama. Lebih dari 557.000 orang berlindung di 92 fasilitas UNRWA di wilayah selatan, dimana tempat penampungan tersebut tidak mampu menampung pendatang baru.

Pusat Pelatihan Khan Younis, fasilitas UNRWA yang paling penuh sesak, menampung lebih dari 22.000 pengungsi internal: ruang per orang kurang dari dua meter persegi, sementara setiap toilet digunakan bersama oleh setidaknya 600 orang.

Kondisi sanitasi yang memburuk, serta kurangnya privasi dan ruang, menimbulkan bahaya kesehatan dan keamaan individu. Ribuan kasus infeksi pernafasan akut, diare dan cacar air telah dilaporkan di antara orang-orang yang mengungsi di tempat penampungan UNRWA.

Gaza masih mengalami pemadaman listrik penuh sejak 11 Oktober, menyusul penghentian pasokan listrik dan bahan bakar oleh Israel, yang memicu penutupan satu-satunya pembangkit listrik di Gaza.

Masuknya bahan bakar, yang sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan generator listrik hingga menjalankan peralatan penyelamat jiwa, tetap dilarang oleh otoritas Israel.

Kawan Baik, mari rapatkan barisan dan haturkan doa untuk kemerdekaan dan keselamatan saudara-saudara di Palestina. Satukan Solidaritas untuk Palestina.