Dulu Belajar Kedokteran di Turki, Kini Kembali menjadi Tim Percepatan Penanganan Medis Dompet Dhuafa

Adana, Turki–Dompet Dhuafa melalui unit Disaster Management Center (DMC) kembali menurunkan tim kesehatan Respons Darurat Kesehatan (RDK) Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) pada Rabu (08/02/2023).

“Melakukan pemetaan terhadap daerah terdampak sekitar. Kamu masih mengikuti instruksi dan koordinasi dari pemerintah Turki,” terang dr. Rosmalia selaku relawan medis Dompet Dhuafa yang hendak berangkat ke Turki.

“Kami akan melakukan giat aksi medis di Turki. Rencana kami akan membangun rumah sakit lapangan, namun belum ada lokasi yang tepat,” lanjutnya.

Tim medis Dompet Dhuafa lainnya yang bernama dr. Zainab Aqila juga turut berangkat menuju Turki. Pasalnya Turki merupakan tempat beliau menempuh pendidikan kedokteran. Beliau sangat memahami medan lokasi dan cuaca ekstrem selama di Turki.

Selain itu beliau masih memiliki kedekatan emosional yang kuat terhadap Turki. Masih banyak teman dr. Zainab Aqila yang berada di lokasi gempa.

“Saya masih mencoba menghubungi teman saya yang berada di lokasi terdampak gempa,” pungkas dr. Zainab Aqila.

Dalam kesempatan lain Andi Noor Faradiba Syarifin atau yang biasa disapa Diba selaku relawan advance Dompet Dhuafa penugasan respons gempa bumi Turki. Menuturkan musim dingin di kala tanggap darurat merupakan tantangan tersulit. Pasalnya rumah penyintas yang rusak akibat gempa mengakibatkan penyintas tidak memiliki tempat tinggal yang mampu menghangatkan diri dan melewati musim dingin.

“Rencananya Dompet Dhuafa akan melakukan asesmen sambil siapkan logistik.. Karena di musim dingin, (kebutuhan) selimut dan emergency food (sangat penting),” ujarnya.

“(Titik pengungsian) dipilih daerah yang bisa menampung jiwa yang banyak seperti stasiun dan sekolah. Kami mengirim dua tim, tim awal untuk asesmen dalam memetakan alur keberangkatan dan titik yang bisa dijangkau,”tutup Diba.

Sebelumnya Dompet Dhuafa juga tengah mengirimkan tim advance guna melakukan asesmen dan pemetaan medan serta titik-titik pengungsian.

Gempa berkekuatan 7,8 magnitudo pertama terjadi di dekat Gaziantep pada dini hari Senin, diikuti oleh gempa berkekuatan 7,5 beberapa jam kemudian.

Lebih dari 7.800 orang tewas, namun ada peringatan bahwa jumlah korban tewas bisa terus melonjak.

Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menyatakan tiga bulan masa tanggap darurat di 10 provinsi yang paling parah terkena dampak gempa.

Tim SAR-Evakuasi setempat masih terus-menerus tanpa henti mencari korban di Turki bagian selatan dan Suriah bagian utara setelah dua gempa besar pada hari Senin.

Penyintas yang mengungsi sementara di reruntuhan bangunan turut serta membantu dalam pencarian korban reruntuhan menggunakan beliung dan linggis.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengingatkan jumlah korban mungkin meningkat secara dramatis karena penyelamat menemukan lebih banyak korban. Lebih dari 23 juta orang dapat terkena dampak bencana.

Kawan baik mari kita rapatkan barisan dan perkuat solidaritas untuk saudara-saudara kita di Turki dan Suriah. Kawan baik dapat mengunjungi tautan berikut https://digital.dompetdhuafa.org/donasi/gempaturki untuk bantu meringankan beban penyintas gempa bumi di Turki dan Suriah. Turki Berdaya Hadapi Bencana.