Banten—Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) gandeng Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa dalam mengukur kesiapsiagaan bencana tsunami di Banten. Kegiatan dilakukan selama dua hari mulai dari Rabu (14/09/2022) dan Kamis (15/09/2022) di Balai Desa Panggarangan.
GMLS menjadi tuan rumah kegiatan Verifikasi Lapangan Tsunami Ready Community oleh UNESCO-IOC dan Komite Nasional Kesiapsiagaan Tsunami.
Desa Panggarangan menjadi desa pertama di Banten yang mengupayakan indikator tsunami ready. Hal tersebut dikatakan oleh Professional Officer for DRRTIU dan Head of IOC-UNESCO Ardito M. Kodijat. “Desa Panggarangan menjadi desa pertama di Banten yang mengupayakan indikator Tsunami Ready dan termasuk maju dalam hal pengembangan indikatornya,” jelas Ardito pada Rabu (14/9).
Selanjutnya, Ardito menambahkan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah mencapai kesiapsiagaan masyarakat di daerah rawan tsunami jika sewaktu-waktu terjadi tsunami. “Tujuan utama dari Verifikasi Lapangan ini agar masyarakatnya mencapai kesiapsiagaan, siap dan tanggap terhadap Tsunami. Sertifikat Pengakuan (Certificate for Recognition) Tsunami Ready Community dari Intergovernmental Oceanographic Commission of UNESCO (IOC-UNESCO) ini hanya sebuah pemanis,” ujar Ardito.
DMC Dompet Dhuafa sebagai lembaga penanggulangan bencana juga turut serta dalam kegiatan ini. Sebelumnya DMC Dompet Dhuafa juga pernah melakukan respons tanggap darurat saat terjadi Tsunami Selat Sunda di penghujung tahun 2018 lalu. Mulai dari evakuasi, Dapur Umum, Pos Hangat, dan berbagai layanan lainnya dikerahkan demi membantu masyarakat terdampak tsunami.
“Mulai dari respons tanggap darurat tsunami Selat Sunda hingga gempa bumi dan banjir, kami selalu hadir untuk kawan-kawan kami di wilayah Banten. Adapun kolaborasi ini sangat berarti dalam memperkuat jaringan komunitas ataupun lembaga dalam layanan penanggulangan bencana di Indonesia,”jelas Haryo Mojopahit selaku Chief Executive DMC Dompet Dhuafa melalui pesan singkat.
Demi meningkatkan kesiapsiagaan dan kesadaran masyarakat di pesisir pantai terhadap bencana gempa bumi dan tsunami, Desa Panggarangan yang berada pada wilayah Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten merupakan salah satu komunitas yang diusulkan oleh National Tsunami Ready Board (NTRB) untuk mendapatkan Sertifikat Pengakuan (Certificate for Recognition) Tsunami Ready Community dari Intergovernmental Oceanographic Commission of UNESCO (IOCUNESCO).
Dari hasil verifikasi dokumen terkait indikator Tsunami Ready, Ardito memaparkan bahwa terdapat dua indikator yang giat dikembangkan oleh Desa Panggarangan sehingga menjadi dua poin penting yang dapat diberikan apresiasi.
Selain itu, hadir pula para kolaborator yang juga berkontribusi pada tercapainya indikator-indikator tsunami ready yang menjadi standar penilaian masyarakat siaga tsunami. Kolaborator terdiri dari berbagai organisasi, seperti BMKG, BNPB, BRIN, Uinspire, UMN, ITB, RAPI, ID Flow Stories, BSI Maslahat, Disaster Management Center Dompet Dhuafa, IOF, KidzSmile Foundation, PLN Peduli, Biner Dev, TNI Angkatan Laut Banten, RTBD Panggarangan, Radar Banten, Sky Volunteer, Zenit, PREDIKT, Kodam 3 Siliwangi, dan Surveyor Indonesia.
Camat Panggarangan Ahmad Faidlullah dalam sambutannya menyatakan apresiasinya atas inisiatif dari masyarakat untuk mitigasi bencana. “Saya apresiasi kepada masyarakat bahwa, masyarakat sendiri sudah mau dan itikad baik hadir di sosialisasi, dan ikut dalam rangka persiapan masyarakat untuk menghadapi bencana, khususnya bencana Tsunami,” ucap Ahmad.