Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan kondisi laut sedang darurat (ocean emergency), pada konferensi yang bertajuk The 2022 UN Ocean Conference di Lisbon, Portugal.
Akibat perubahan iklim, kerusakan keanekaragaman hayati, dan polusi mempengaruhi kondisi laut di dunia. “Sayangnya, kita telah mengabaikan lautan, dan hari ini kita menghadapi apa yang saya sebut sebagai “Darurat Laut,” kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa António Guterres kepada para delegasi pada pembukaan Konferensi.
“Kita harus membalikkan keadaan darurat ini. Laut yang sehat dan produktif sangat penting untuk masa depan kita bersama.”
Bersamaan dengan itu Portugal sebagai tuan rumah konferensi menyerukan kepedulian yang tinggi kepada laut.“Lautan adalah pusat keseimbangan kekuatan geopolitik,” kata Presiden Portugal, Marcelo Rebelo de Sousa dalam sambutan pembukaan.
“Layanan kesehatan, sumber daya ekonomi, energi, mobilitas, migrasi, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan iklim, semua ini hadir baik dalam konteks atau sebagai akibat dari pandemi, perang dan krisis.”sambungnya.
“Kita harus mengejar waktu [yang] telah kita buang dan memberi kesempatan, sekali lagi, sebelum terlambat.”pungkasnya.
Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) 14, kesehatan manusia, pertumbuhan ekonomi yang kuat, dan iklim yang stabil bergantung pada laut yang sehat.