Pesantren Tanggap Bencana: Upaya Lahirkan Potensi Relawan Kebencanaan Jawa Timur

Kab. Malang, Jawa Timur—Seorang bijak, dulu sekali, pernah berkata kalau pengetahuan adalah perkakas untuk mencapai keutamaan hidup. Muara bagi perilaku baik. Termasuk darinya kemaslahatan hidup berasal. Si Bijak itu adalah Sokrates, seorang filsuf yang menyatakan pengetahuan adalah syarat manusia mencapai kebahagiaan.

Pengetahuan yang memadai tentang kebencanaan menjadi salah satunya. Terutama bagi setiap masyarakat Indonesia.

Hal ini mengingat Indonesia berada dalam salah satu kawasan di dunia yang paling ramai akan potensi bencana alam. Sehingga masyarakat Indonesia hidup di tengah ancaman bencana alam yang kerap hadir tak kenal waktu dan tempat. Merenggut materil dan jiwa.

Dengan demikian wawasan terkait kebencanaan punya urgensi tersendiri untuk dimiliki tiap-tiap warga negara Indonesia.

Atas dasar itu, Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa bersama Dompet Dhuafa Jawa Timur dan Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) Jawa Timur mengadakan pelatihan manajemen kebencanaan pada pada Sabtu (2/3/2024) hingga Minggu (3/3/2024) di Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Pelatihan manajemen kebencanaan yang bertajuk Pesantren Tanggap Bencana ini diisi pula oleh rangkaian kegiatan rohani seperti Shalat berjamaah, tadarus dan kuliah tujuh menit setelah ibadah salat Subuh.

Pelatihan ini dihadiri oleh sekitar 30 peserta yang sebagian besar merupakan mahasiswa di perguruan tinggi di sekitar Jawa Timur.

Bertempat di Bumi Maringi Peni, Kecamatan Pujon, pelatihan ini dibagi menjadi dua hari.

Pada hari pertama, Sabtu (2/3/2024) diisi berbagai materi terkait manajemen kebencanaan, seperti strategi komunikasi dalam penanggulangan bencana, manajemen kedaruratan (pencegahan dan penanggulangan kedaruratan), psychological first aid (PFA), P3K, dan social project.

Dalam sesi materi Strategi Komunikasi dalam Penanggulangan Kebencanaan yang diampu langsung oleh Eka Suwandi selaku Plt. Manajer Komunikasi Organisasi DMC Dompet Dhuafa menjelaskan pentingnya aspek komunikasi saat kondisi darurat bencana terjadi.

Lanjutnya, komunikasi adalah bagian dari bantuan dalam konteks kebencanaan karena berfungsi untuk menyiarkan data-data valid terkait kebencanaan ketika terjadinya bencana alam di suatu wilayah.

Data-data tersebut yakni jumlah orang terdampak, penyintas yang bertahan dan selamat, kebutuhan mendesak dan lain sebagainya sangat penting untuk diwartakan segera untuk mengkondisikan bantuan materi dan langkah-langkah penanggulangan bencana selanjutnya.

“Di dalam kebencanaan ada prinsip do no harm, yakni kita tidak boleh memberikan penderitaan lainnya atau memperburuk keadaan penyintas,” ucap Eka dalam pemaparannya.

“Kita tidak bisa sewenang-wenang memberikan bantuan. Perlu terdata jumlah penyintas, apa yang dibutuhkan, dan SDM pemberi bantuan itu sendiri dalam mengcover bantuan tersebut. Agar bantuan yang tersampaikan sesuai porsinya. Sehingga tidak terjadi kondisi-kondisi yang tak diinginkan. Semua itu mensyaratkan strategi komunikasi” lanjut Eka.

Selanjutnya ada materi tentang manajemen kedaruratan—pencegahan dan penanggulangan kedaruratan yang disampaikan oleh Adi ‘Malo’ Sumarna, Staf Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kebencanaan DMC Dompet Dhuafa.

Manajemen kedaruratan bertujuan meminimalisir jumlah orang-orang terdampak, meringankan penderitaan, stabilisasi kondisi korban/pengungsian, mengamankan aset, mencegah kerusakan lebih jauh, menyediakan pelayanan dasar dalam penanganan pasca darurat, meringankan beban masyarakat setempat.

“Dengan manajemen kedaruratan kita tidak hanya hadir ketika respons atau saat bencana terjadi, tetapi kita juga ikut mendampingi saat pra dan pasca. Tujuannya untuk meminimalisir jumlah korban,” ucap Ade Sumarna yang disampaikan langsung kepada peserta pelatihan.

Selain itu para peserta juga belajar praktik pertolongan pertama dalam kondisi darurat dan siklus manajemen bencana serta rencana mempersiapkan proyek-proyek kemanusiaan oleh Ahmad Lukman (Manajer Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kebencanaan DMC Dompet Dhuafa).

Sementara di hari kedua, Minggu (03/03/2024) berlangsung praktik simulasi kebencanaan yang didampingi langsung oleh Ahmad Lukman.

Selain itu peserta juga belajar mengenai langkah-langkah tepat dalam merespons situasi darurat yang bisa menjadi potensi bencana, seperti memadamkan api menggunakan APAR.

Kegiatan ini mendapatkan tanggapan baik dari para peserta yang tak sedikit adalah mahasiswa yang belum pernah mengikuti aksi kerelawanan baik secara soliter maupun komunitas.

“Alhamdulillah banyak hal yang saya pelajari dari acara ini terutama dalam hal penanggulangan bencana. Acaranya sangat seru dan informatif. Saya berterima kasih kepada Dompet Dhuafa dan DMC telah menyelenggarakan acara ini,” ucap Ifa salah satu peserta dari Universitas Brawijaya (Malang).

Kolaborasi antara DMC, Dompet Dhuafa Jatim dan DDV Jatim juga merupakan upaya bersama untuk menggalang potensi relawan di daerah Jawa Timur agar mampu menjadi pegiat pertama dalam penanggulangan bencana di wilayahnya masing-masing.

“Saya senang sekali kegiatan Pesantren Tanggap Bencana bisa terselenggara. Kerja sama antara DMC dan Dompet Dhuafa Jatim ini sangat luar biasa. Ini penting karena bahwa kami dalam penanganan masyarakat terdampak khususnya karena bencana butuh relawan yang benar-benar punya kompetensi untuk bisa menangani masyarakat,” ujar Moch. Rizzqi Aladib, Plt. Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur.

Rizzqi melanjutkan bahwa kegiatan pelatihan ini sangat berarti bagi para potensi relawan di Jawa Timur agar masyarakat mendapatkan bantuan yang tepat, serta menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada DMC Dompet Dhuafa yang melakukan pendampingan dari awal sampai hari terakhir. Semoga kolaborasi ini semakin menguatkan kami sebagai relawan kemanusiaan,” pungkas Rizzqi.

Kawan baik kerja-kerja kemanusiaan adalah tanggung jawab kita bersama. Bukan tugas satu atau dua orang, kami atau mereka.

Oleh sebab itu, melengkapi diri dengan pengetahuan yang baik tentang kebencanaan menjadi piranti penting yang harus kita miliki agar bisa menunaikan kewajiban moral kita untuk membantu sesama saat kondisi yang tidak diharapkan datang menghampiri. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (MAA/DMC Dompet Dhuafa)