Rindu Berbincang dengan Ayah, Sepenggal Kisah Pemudik Asal Purworejo

Cirebon, Jawa Barat – Rizal Sutikno (20) menatap motornya yang sedang diservis oleh tim Pos Mudik Dompet Dhuafa di Cirebon. Sembari menunggu dan berharap bahwa sang motor memang bisa diperbaiki.

Lantaran empat jam pertama perjalanan, dia sudah harus “bertamu” ke bengkel. Setelah itu motornya bisa berjalan beberapa kilometer ke depan. Akantetapi seraya tokoh utama dalam penggalan cerita, dia kembali menemukan ujian yang harus dilalui, motornya kembali tidak menyala.

Layanan servis motor gratis oleh Institut Kemandirian (IK) di Pos Mudik Cirebon Dompet Dhuafa.

Melihat sekitar belum ada batang hidung montir bengkel–dan tempat bengkel yang memang belum terlihat–akhirnya dia mendorong motornya hingga beberapa kilometer ke depan dengan terik matahari dan hiruk-pikuk lalu lintas serta kepulan asap kendaraan yang diguyur ke wajahnnya.

Namun seraya dapat rezeki nomplok, akhirnya dia melihat Pos Mudik Dompet Dhuafa dan memutuskan untuk istirahat sejenak. Barangkali ada keajaiban yang menunggu dia dan memudahkan dia dalam memperbaiki motornya.

Relawan montir Institut Kemandirian (IK) berjibaku ‘mengobati’ sepeda motor para pemudik lebaran di Pos Mudik Cirebon Dompet Dhuafa.

Hal ini terwujud, dia melihat ada konter orang sedang memperbaiki motor, dan tertulis layanan gratis servis motor. Langsung saja bak melihat oase di tengah gurun, dia membawa motornya ke sana.

Layanan service motor gratis oleh Institut Kemandirian (IK) di Pos Mudik Cirebon Dompet Dhuafa.

Dan tidak lama sang montir mengecek dengan seksama kemudian lapor ke Rizal. “Oli, kiprok dan sepulnya kena (masalah) karena panas, sekarang merembet ke bagian aki, harus ganti lagi. Padahal seminggu lalu saya sempat servis. Niat hemat mudik pakai motor tapi kendalanya ada saja. Ya, dinikmati saja,” keluh Rizal membuka obrolan pada Minggu (07/04/2024).

Obrolan pembuka di atas membuat Rizal banyak hal. Mulai bagaimana orang tuanya sangat bangga dengan Rizal karena telah mendapatkan pekerjaan hingga mampu membantu pendidikan adiknya.

Layanan service motor gratis oleh Institut Kemandirian (IK) di Pos Mudik Cirebon Dompet Dhuafa.

“Orang tua senang akhirnya saya dapat kerja. Di Purworejo kami kerja buruh tani. Karena sekarang saya rantau, akan lebih senang kalau kita kumpul, saya pulang,” lanjutnya.

“Baru setahun saya merantau di Tangerang, alhamdulillah dapat kerja di pabrik busa kasur. Tahun lalu saya mudik naik bus, jadi sekarang perdana saya coba mudik pakai motor biar lebih hemat. Motor jadul ini, Mas, beli second hasil kerja, belum punya apa-apa,” tutur Rizal.

Sembari montir memperbaiki motor, Rizal semakin terlihat rindu akan kampung halaman. Bagaimana tidak, dia sangat menanti-nanti akan bertemu dengan ayah. Menurutnya ayah adalah sosok inspiratif dan merupakan panutan Rizal hingga saat ini.

“Yang saya kangenin itu ngobrol sama Bapak,” ungkap Rizal Sutikno (20), salah satu pemudik asal Purworejo, Jawa Tengah.

“Bapak mengajarkan kami untuk sopan dan tanggung jawab. Dia juga pernah bilang, tinto ne isih ning pogo (tintanya masih di atas). Ibarat kita posisi di bawah, punya pulpen, tapi tintanya masih di atas. Jadi belum bisa nulis dan belum ada kertasnya juga, kita raih tintanya itu,” jelasnya, teringat kalimat makna dari sang Bapak.

Selain sosok yang inspiratif, sang ayah saat ini sudah mulai menderita penyakit, mengingat usianya yang sudah tidak muda. Atas kenyataan ini, Rizal yang inisiatif untuk membiayai ketiga adiknya yang masih sekolah.

“Kedua kakak saya perempuan, dulu mereka yang bantu biayai saya sekolah,” aku Rizal.

Di tengah keseruan cerita Rizal, sang montir memberi tahu bahwa motornya telah selesai diperbaiki dan siap digunakan berjalan lagi.

Seketika itu, raut kehidupan mulai memancar di mata Rizal. Seraya pejuang yang siap menghadapi segala macam rintangan.

Rizal lega ada layanan service motor gratis oleh Institut Kemandirian (IK) di Pos Mudik Cirebon Dompet Dhuafa.

Kemudian Rizal menghampiri sang montir untuk memverifikasi bahwa layanan ini berbayar atau gratis, sang montir memberitahu bahwa layanan ini gratis dan tidak dipungut biaya apapun.

Rizal (kiri) menunggangi kuda besinya. Pejuang pulang, melaju menuju yang ia tuju, Minggu (07/04/2024).

Kembali lagi Rizal tersenyum bersemangat, namun sayang ini menandakan akhir perbincangan Rizal dengan tim Dompet Dhuafa. Semoga di lain kesempatan pertemuan ini bisa hadir kembali, saling bertegur sapa dan berbagi pengalaman.

Semoga Rizal dan keluarga serta Rizal-rizal lainnya selalu berada di perlindungan Allah SWT hingga bisa bertemu kembali di kampung halaman tercinta. (DHI/DED/ Dompet Dhuafa)