Dukung Masyarakat Tangguh Hadapi Bencana, DMC Dompet Dhuafa Gencarkan Simulasi Evakuasi Bencana di HKB 2023

Lamongan, Jawa Timur—Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa gencarkan aksi simulasi evakuasi bencana dalam acara Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2023 di Lamongan pada Selasa (16/05/2023).

HKB merupakan momen bersejarah kesadaran masyarakat Indonesia dengan ditetapkannya UU No.24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. UU ini adalah perangkat hukum pertama yang merubah paradigma Penanggulangan Bencana dari responsif ke preventif (pengelolaan risiko bencana).

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam sambutannya menyebutkan aspek pencegahan merupakan hal yang krusial. Dengan meningkatkan aspek pencegahan berupa peningkatan kapasitas atau perubahan pola hidup yang ramah lingkungan mampu mengurangi risiko dampak yang terjadi akibat bencana alam.

“Aspek pencegahan sebelum terjadi bencana ini sangat penting. Pencegahan ini unsur utamanya adalah kesiapsiagaan. Mulai dari masyarakat, pemda, media, unsur usaha, dan semuanya harus memelihara serta melibatkan kesiapsiagaan tersebut,” ujarnya.

“Bahwa edukasi, sosialisasi, pelatihan dan simulasi kesiapsiagaan bukanlah pelajaran sekali dalam seumur hidup. Tetapi pembelajaran dan upaya seumur hidup. Untuk itu kita harus memastikan bahwa kegiatan-kegiatan ini harus dilakukan setiap tahun,” sambungnya.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto melanjutkan untuk meletakan mind set yang siaga terhadap bencana, ”Karena dengan berlatih kita akan lebih siap dan mampu mengurangi risiko bencana. Ingat, apapun bencana adalah kejadian berulang. Sekali pernah terjadi di masa lalu, maka kemungkinan besar akan terjadi di masa depan,” terangnya.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy juga menuturkan bahwa dengan meletakan kesiapsiagaan bencana dalam skala prioritas mampu memperkecil risiko. Adapun salah satu cara yang dilakukan dengan melakukan integrase terhadap kurikulum pendidikan yang memenuhi aspek mitigatif terhadap bencana alam.

“Siap siaga bencana itu kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh dan terukur dengan tepat, maka (dampak) bencana itu bisa diperkecil risikonya,” jelasnya.

“Untuk siap siaga bencana jangan dilakukan secara umum. Tetapi betul-betul sudah spesifik (menyesuaikan dengan) jenis bencananya apa, jika ingin berbicara soal bantaran sungai Solo, maka itu sudah pasti berbicara banjir, jadi penyadarannya dan edukasinya serta konsientasinya yang ada di masyarakat itu soal banjir, begitu juga dengan kurikulum yang ada di sekolah tentang banjir dengan segala keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki untuk tanggap bencana,” imbuhnya.

Pernyataan Muhadjir Effendy diperkuat dengan paparan yang dilakukan oleh Adhy Karyono selaku Sekda Jawa Timur. Bahwa setiap tahun wilayah Lamongan selalu mengalami banjir akibat limpahan Sungai Bengawan Solo. Meski demikian melalui Indeks Risiko Bencana (IRB) wilayah Jawa Timur dalam kurun 5 tahun terakhir mengalami penurunan dalam dampak risiko yang ditimbulkan oleh bencana alam.

“Di mana setiap tahun Lamongan selalu banjir akibat DAS Sungai Bengawan Solo. Kalau melihat dari indeks risiko bencana Indonesia, terutama Jawa Timur, alhamdulillah selama 5 tahun terakhir terus menurun. Seperti tahun 2022 kemarin. Di tahun 2021 dengan poin 117,26 poin turun lagi di tahun 2022 menjadi 108,69 poin,” pungkasnya.

“Ini menunjukkan bahwa upaya kami pemerintah Provinsi Jawa Timur beserta Pemerintah Kabupaten/Kota dan masyarakat betul-betul memprioritaskan bahwa penanggulangan bencana menjadi prioritas yang sangat penting. Dan juga menunjukkan bahwa kami terus memperbaiki sistem mekanisme kesiapsiagaan pencegahan bencana dan juga bagaimana SOP simulasi di lapangan,” tambahnya.

Melihat kenyataan di atas DMC Dompet Dhuafa turut andil dalam menggemakan semangat kesiapsiagaan bencana di Indonesia. DMC Dompet Dhuafa melakukan simulasi evakuasi pasien luka akibat terluka dari bencana alam yang terjadi. Sebelumnya para warga akan melakukan evakuasi mandiri seusai kentongan dibunyikan, kemudian bagi warga yang berperan sebagai warga yang terluka akan dilarikan ke rumah sakit setempat sesuai dengan SOP evakuasi penanggulangan bencana.

Selain itu DMC Dompet Dhuafa bersama para pegiat kemanusiaan yang memberikan pemberdayaan dan penanggulangan bencana banjir di wilayah sungai melakukan sarasehan menguak kerentanan dan intervensi yang dilakukan dalam mencegah banjir dari luapan sungai.

DMC Dompet Dhuafa memiliki program Kawasan Tanggap Tangguh Bencana (KTTB) di Sungai Ciliwung yang berada di wilayah Condet, Jakarta. DMC Dompet Dhuafa secara rutin melakukan penannggulangan bencana berupa bersih-bersih sampah dari sungai, penanaman pohon hingga peningkatan kapasitas evakuasi mandiri bagi warga sekitar.

“Beberapa tahun terakhir dengan berbagai macam faktor muncul permasalahan-permasalahan yang menyebabkan sungai Ciliwung itu dianggap sebagai sumber permasalahan. Tentu ini menjadi titik tolak bagi DMC Dompet Dhuafa untuk tergerak mencoba mengembalikan atau restorasi peradaban sungai itu sendiri. Sekali lagi, manusia, alam, dan lainnya tidak boleh diputus koneksinya. Kalau ada satu yang diputus atau terputus maka akan ada masalah,” ungkap Arif Rahmadi Haryono selaku Chief Executive Officer DMC Dompet Dhuafa.

“Sungai Ciliwung ini menjadi barometer banjir. Jadi kalau misalnya permukaan air semakin tinggi, itu menjadi sebuah peringatan kita bersama untuk siap siaga bencana. Tujuan kami adalah mengembalikan peradaban Ciliwung agar antar manusia, sungai, tumbuhan, hewan, dan alam bisa menjadi ekosistem yang saling mendukung untuk mengurangi risiko bencana,” aku Arif.

Hari ini adalah puncak peringatan HKB 2023. Ini menjadi sebuah rangkaian acara yang diselenggarakan oleh teman-teman BNPB terkait kolaborasi Dompet Dhuafa untuk meningkatkan kepedulian dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Pada tahun ini tema yang diambil adalah kesiapsiagaan pada masyarakat di wilayah sungai. Di tahun ini DMC Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan BNPB untuk turut meningkatkan awareness dan kepedulian masyarakat terhadap isu kebencanaan di wilayah sungai dengan dimulai simulasi bencana, edukasi, dan literasi.

Turut hadir dalam agenda tersebut, antara lain Anggota Komisi 8 DPR RI Ina Ammania, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, perwakilan dari kementerian dan lembaga terkait, Kepala BPBD di 34 Provinsi, perwakilan NGO/INGO, perwakilan sejumlah lembaga usaha, serta para Bupati dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo yang hadir secara daring.

Karena Bumi Cuma Satu, Saatnya Indonesia Berdaya Hadapi Bencana. Masyarakat tangguh hadapi bencana, Siap untuk Selamat. (AMR/AFP/DMC Dompet Dhuafa)