Rayhan: Gempa Bumi Merupakan Hal yang Menakutkan

Bogor—Rayhan (9) salah satu murid MIS Sirojul Falah 01, Kelurahan Bojong Indah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Ia menceritakan pengalamannya menjadi salah satu penyintas gempa bumi pada tahun 2021 lalu.

Saat itu ia bersama keluarga sedang berada di dalam rumah, melakukan aktivitas sehari-harinya, tidak lama gempa bumi mengguncang hingga membuat ia dan keluarga bergegas berlari ke luar rumah. Untungnya tidak ada yang terluka.

“Pernah mengalami kejadian gempa bumi saat saya berusia 7 tahun. Saat gempa terjadi saya langsung keluar dari rumah bersama keluarga,” terang Rayhan.

“Pengalaman yang masih keingat sampai sekarang. Gempa bumi merupakan hal yang saya kurang sukai (dan menakutkan),” lanjutnya.

Namun setelah mendapatkan sosialisasi dan pembekalan oleh tim Humanitarian Academy (HA) Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, ia menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi gempa bumi dan bencana alam lainnya.

DMC Dompet Dhuafa tengah mengadakan sosialisasi dan simulasi bagi puluhan murid MIS Sirojul Falah 01 pada Rabu (31/05/2023). Mulai dari murid jenjang kelas I hingga kelas V. Biasanya para murid hanya belajar tentang mitigasi dan bencana dari buku-buku pelajaran yang tersedia. Namun dengan kegiatan yang diberikan DMC Dompet Dhuafa mampu menambah pengetahuan dan kecakapan para murid dalam menghadapi bencana alam.

“Saya ucapkan terima kasih kepada tim DMC Dompet Dhuafa. Biasanya kita mengetahui tentang bencana hanya dari teori yang ada di buku. Cuman dapat cerita dari buku atau lihat gambar di televisi. Hari ini kita dapat pelajaran khusus dan bagaimana yang harus kita lakukan apabila terjadi bencana, ” aku Marsan selaku Kepala Sekolah MIS Sirojul Falah 01 dalam sambutannya.

Materi demi materi disampaikan oleh Kakak Adi ‘Mallo’ Sumarna dan Kakak Sanadi dari tim HA DMC Dompet Dhuafa. Masing-masing murid belajar dengan menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak.

“Kalau ada gempa lindungi kepala, kalau ada gempa masuk ke kolong meja. Kalau ada gempa hindari kaca, kalau ada gempa hindari jendela,” ujar Adi ‘Mallo’ Sumarna dalam tengah sesi materi.

Selain itu dilanjut dengan materi pemadaman api skala kecil yang dibimbing oleh Kakak Sanadi. Mulai dari api skala kecil yang berasal kebocoran gas hingga pemadaman api menggunakan kain basah.

Pertama Kakak Sanadi berpesan usahakan jangan panik ketika menghadapi kebakaran. Jangan gentar, dan harus yakin kepada diri sendiri. Apabila belum yakin, maka langkah yang harus dilakukan adalah meminta pertolongan kepada orang dewasa yang berada di sekitar.

“Ketika memadamkan api usahakan yakin terhadap diri sendiri. Ketika tidak yakin atau tidak percaya diri, maka segera pergi dan meminta pertolongan kepada orang dewasa untuk memadamkan api,” imbuh Sanadi.

Berkat materi yang disampaikan oleh Kakak Adi dan Kakak Sanadi, para murid menjadi semangat untuk mahir dalam melakukan evakuasi dan percaya diri menghadapi bencana. Terlihat banyak murid yang meminta untuk mencoba memadamkan api secara bergantian. Termasuk Rayhan.

“Tadi saya belajar melakukan penyelamatan diri bencana banjir, gempa bumi dan juga kebakaran,” imbuh Rayhan,

“Dengan adanya pembelajaran ini, saya menjadi tahu menyelamatkan diri (yang benar),” tutup Rayhan.

DMC Dompet Dhuafa akan terus memberikan bimbingan dan pelatihan bagi masyarakat untuk Tangguh Hadapi Bencana. Mulai dari jenjang usia anak kecil hingga lansia. Karena dengan semakin tangguh masyarakat dalam menghadapi bencana, maka akan semakin kecil risiko kerusakan atau kematian atas bencana alam. Saatnya Indonesia Tangguh Hadapi Bencana. (AFP/ DMC Dompet Dhuafa)