Taklukan Air dengan Pelatihan Water Rescue

Bogor—Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa Basarnas Special Group (BSG) beri pelatihan water rescue pada acara Training Tanggap Bencana (TTB) 2023 yang diselenggarakan oleh departemen Mitra Pengelola Zakat – Zona Layanan (MPZ-ZL) Dompet Dhuafa pada Sabtu (15/07/2023) di Telaga Saat, Kampung Cibulao, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Water rescue merupakan salah satu hal penting untuk kita pelajari, karena Indonesia sebagai salah Indonesia memiliki 17.499 pulau dengan luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta kilometer persegi yang di antaranya 3,25 juta kilometer persegi adalah lautan sedangkan 2,55 juta kilometer persegi adalah Zona Ekonomi Ekslusif. Hanya seluas 2,01 juta kilometer persegi yang berupa daratan.

Dengan jumlah tersebut Indonesia terbukti memiliki lautan yang luas, oleh karenanya sebagai makhluk yang berpikir sudah sepatutnya kita mempersiapkan kesiapsiagaan terhadap bencana yang ditimbulkan oleh alam itu sendiri.

Air laut semakin tahun semakin naik, karena beberapa faktor yang disebabkan manusia seperti, pemanasan global oleh efek rumah kaca yang mengakibatkan Kutub Utara sedikit demi sedikit mencair dan menyebabkan debit air meningkat signifikan.

Banjir adalah salah satu bencana rutin yang ada di Indonesia, ketika curah hujan meningkat, potensi bencana banjir juga hadir.

Demi meminimalisir bencana banjir kita perlu belajar tentang water rescue, untuk menolong diri sendiri maupun orang lain.

Jika ilmunya sudah dikuasai maka akan sedikit lebih mudah ketika menghadapi bencana banjir dan bencana lainnya yang melibatkan unsur air.

Water rescue menjadi nilai tambah di kegiatan TTB karena menjadi hal yang unik dan diminati, bukan hanya teorinya yang menarik, tetapi praktiknya juga sangat memukau dan menarik.

Water rescue adalah teknik pertolongan yang dilakukan di air atau suatu tindakan penyelamatan secara efektif dan efisien, jika manusia dan segala sesuatu yang berharga berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan di air,” ujar Adi Sumarna selaku staf Humanitarian Academy (HA) DMC Dompet Dhuafa saat menyampaikan teori water rescue.

Pertolongan akan berhasil jika mempunyai ilmu dan mengetahui metodenya, jangan berhenti belajar untuk bisa menolong orang banyak. Di kegiatan TTB ini semua peserta diajarkan begitu banyak ilmu terkait pertolongan pertama di air, mulai dari apa saja hal yang perlu diperhatikan dan diterapkan ketika melaksanakan misi penyelamatan air.

Bukan hanya menambah relasi dan ajang silaturahmi, TTB menjadi tolak ukur penilaian suatu komunitas atau lembaga penanggulangan bencana dalam melakukan respons tanggap darurat. Kebersaman dan kerja sama itu adalah puncak dari keberhasilan suatu organisasi kebencanaan ketika berada di lokasi bencana.

Seseorang relawan atau tim penanggulangan bencana tidak bisa mengandalkan keberanian saja, saat melakukan respons tanggap darurat bencana air. Jika seseorang tidak bisa berenang tetapi bertekad ingin menolong hingga memberanikan diri untuk menyelam, itu adalah suatu tindakan keliru. Beberapa kompetensi penyelamatan di air harus bisa berenang, bisa mengendalikan perahu, harus bisa melakukan teknik pertolongan pertama di air serta penanganan dalam keadaan darurat.

“Menurut saya kegiatan seperti ini harus sering dilakukan karena banyak manfaatnya. Di satu sisi melihat kondisi  di Indonesia yang di mana bencana alam tidak bisa diprediksi lagi. Jalan keluarnya ya, semua pihak yang terlibat di bidang penanggulangan bencana harus bisa mengedukasi terkait water rescue ini. Bencana akan datang kapan saja walaupun tidak diundang dan kepada siapa saja.  maka dari itu kesiapsiagaan harus ditingkatkan dengan cara mengedukasi setiap orang,” pungkas salah satu peserta TTB. (DIN/ DMC Dompet Dhuafa)

Foto diambil oleh Dina, Fadil, Juli/ DMC Dompet Dhuafa