Belajar Mengajar di Tengah Ancaman Karhutla

Kubu Raya, Kalimantan Barat—”Sebenarnya kebakaran (hutan dan lahan) ini sudah beberapa kali terjadi, hampir tiap tahun terjadi, namun tahun ini agak lumayan besar, tetapi tidak sebesar tahun 2019. Pada tahun 2019 jauh lebih mendekat ke gedung sekolah. Tahun ini masih mending masih berjarak 20 – 30 meter ke sekolah ditambah ada sekat parit (Sungai),” imbuh Iskandar selaku Kepala Sekolah SMAN 4 Sungai Raya, Desa Arang Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.

SMAN 4 Sungai Raya merupakan salah satu sekolah negeri di wilayah Kubu Raya, Kalimantan Barat. Beberapa prestasi telah diraih oleh SMAN 4 Sungai Raya, di antaranya lomba cerdas cermat, ketangkasan pramuka, dan futsal. Dengan potensi siswa-siswi yang cerdas dan tangguh, sangat penting untuk menjamin hak dan keamanan mereka dalam masa pendidikan mereka.

Namun berdasarkan pantauan visual melalui drone dari Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa terlihat sekeliling sekolah terdapat bekas kebakaran lahan gambut. Warna hitam pekat yang melekat dengan aroma asap melengkapi kehidupan sehari-hari siswa dan jajaran staf dan guru SMAN 4 Sungai Raya.

Bahkan pada Minggu (20/08/2023) api menyala dan membakar lahan di depan sekolah. Jarak titik api dan sekolah sepanjang 20 – 30 meter. Untungnya api tersebut secara cepat dipadamkan oleh relawan penanggulangan bencana.

“Kejadiannya Minggu sore, kita tidak tahu ada kebakaran. Saya pun terjun ke lokasi, saya lihat (karhutla) kemudian saya lapor ke Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), lalu lapor ke Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Alhamdulillah langsung ditanggapi (dipadamkan). Kebakarannya ternyata luar biasa, mulai dari sisi kiri, belakang dan depan. Jadi asapnya bukan main (banyaknya),” pungkasnya.

Ditambah dengan hadirnya parit sungai yang terbentuk sekitar tarhun 2020 menambah perlindungan yang dimiliki pihak sekolah dalam menghalau laju si jago merah tersebut.

Meski begitu, kekhawatiran tetaplah ada di benak seluruh jajaran sekolah hingga murid dan orang tua siswa.

“Luar biasa (takut), sebagai kepala sekolah dan guru, bukan main khawatir kalau sekolah sampai terbakar. Khawatir siswa menjadi tidak bisa belajar dengan baik,” aku Iskandar.

Terhitung akibat peristiwa karhutla yang dekat dengan SMAN 4 Sungai Raya, mereka harus memasuki aktivitas belajar mengajar secara daring: mulai dari Senin (21/08/2023) – Rabu (23/08/2023). Kamis sekolah menetapkan bahwa siswa bisa masuk seperti biasa.

Pihak sekolah mengatakan bahwa untuk pemadaman skala kecil, mereka sudah memiliki selang atau alat untuk pemadaman. Tempo hari, selang mereka digunakan untuk memadamkan kebakaran yang ada di sekitar sekolah oleh relawan Masyarakat Peduli Api (MPA).

Namun dengan begitu, ancaman dan risiko yang ditanggung pihak sekolah tetaplah besar. Mengingat api bisa menjalar dengan cepat tanpa pandang bulu dan mengingat waktu. Bisa jadi api menjalar di waktu siswa-siswi tengah asik belajar.

Terhitung SMAN 4 Sungai Raya telah berdiri selama 10 tahun. Pada tahun pertama sekolah ini berada di wilayah lain, namun memasuki tahun kedua hingga saat ini, mereka berada di Desa Arang Limbung yang dikelilingi lahan gambut yang berpotensi bencana karhutla.

Atas dasar itu DMC dan Respons Darurat Kesehatan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (RDK LKC) Dompet Dhuafa turut membandu aksi pemadaman api dan membuka layanan medis di SMAN 4 Sungai Raya. Layanan medis ini diperuntukan bagi relawan pemadaman, siswa-siswi, jajaran guru/staf hingga masyarakat setempat yang berada di lingkungan sekitar.

Kemudian DMC dan RDK LKC Dompet Dhuafa menyiapkan ruang Safe School. Prinsip kerja Safe School adalah menyaring udara tercemar yang masuk ke dalam kelas, melakukan sirkulasi, menjernihkan dan menyegarkan udara dalam kelas serta mengalirkan udara ke luar kelas.

Semoga dengan ikhtiar kebaikan ini mampu meringankan beban dan mendorong pihak lain agar lebih menaruh perhatian kepada penyintas atau masyarakat yang terancam akibat asap maupun api dari karhutla. Karena Bumi Cuma Satu, Berdaya Sekarang. (Tulis: AFP/ DMC Dompet Dhuafa// Foto: AFP/EWS/ DMC Dompet Dhuafa)