Jakarta—Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa sebagai lembaga yang berperan sebagai garda terdepan dalam upaya penanggulangan bencana di Indonesia turut hadir dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana BNPB 2023, pada Kamis (2/3/23), di JIEXPO Kemayoran, Jakarta.
Rakornas BNPB 2023 mengusung tema “Penguatan Resiliensi Berkelanjutan dalam Menghadapi Bencana”. Tema ini diambil dalam rangka membangun kerangka sistem ketahanan bencana (disaster resilience) yang bersifat menyeluruh, yang didukung oleh kapasitas kelembagaan pemerintah, kemitraan lintas pemangku kepentingan, sistem data, ilmu dan teknologi, skema pembiayaan yang beragam, peran serta masyarakat dan kearifan lokal serta kolaborasi dengan komunitas global.
Acara Rakornas BNPB 2023 dibuka dengan simbolis pemukulan kentongan oleh Presiden Joko Widodo didampingi Menko Polhukam Mahfud Md, Menko PMK Muhadjir Effendy, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
Dalam sambutan pembukaan, Jokowi mengingatkan pentingnya identifikasi potensi bencana di setiap daerah. Orientasi pada pencegahan bencana harus diutamakan. BNPB harus aktif mengajak aparat pemerintah untuk ketangguhan bencana.
“Apa yang ditakuti seluruh dunia? Yang mereka takuti adalah perubahan iklim. Indonesia menempati 3 teratas paling rawan bencana, naik 81% frekuensi bencana,” ujarnya.
Siaga dan waspada menjadi kunci utama. Ada tahap pra bencana, tanggap bencana, dan pasca bencana. Tahap pra bencana jauh lebih penting daripada tanggap bencana.
Presiden Joko Widodo juga menyoroti terkait peringatan dini bencana di Indonesia yang masih sering terlambat.“Kita masih terlambat dalam pertama, peringatan dini, kedua mengedukasi masyarakat soal tanggap bencana dan menyiapkan skenario, ketiga tata ruang kontruksi,” lanjutnya.
“Dan yang lebih penting lagi adalah menyiapkan anggaran dan tentunya harus besar,” tegas Jokowi diiringi tepuk tangan audiens.
Selain itu soal bencana hidrologi, Suharyanto selaku Kepala BNPB menyoroti pentingnya sistem peringatan bencana. Ia berkaca dari gempa Cianjur yang berdampak korban jiwa dan infrastruktur signifikan.
“Kami juga mendorong sesar-sesar aktif yang belum teridentifikasi. Belajar dari gempa Cianjur dan gempa Turki telah mengakibatkan korban jiwa dan infrastruktur yang besar. Fasilitas sosial, pendidikan, kesehatan, bagaimana arahan Pak Presiden 2022 lalu, harus jadi fokus perhatian,” ungkapnya.
DMC Dompet Dhuafa sebagai salah satu lembaga penanggulangan bencana di Indonesia turut hadir dalam acara ini. Sebagai bentuk kolaborasi dan komitmen dalam melakukan penanggulangan bencana dengan semangat pemberdayaan.
“Dompet Dhuafa melalui DMC telah mencetak empat Kawasan Tanggap Tangguh Bencana (KTTB): Komunitas di Ciliwung; Desa Kaliurang; Wilayah Pacitan; dan Gunungkidul. Upaya ini merupakan tahapan berkelanjutan dari penanganan respons bencana yang dilakukan DMC Dompet Dhuafa,” Ahmad Shonhaji terang Direktur Layanan Sosial Dakwah dan Budaya Dompet Dhuafa saat menghadiri RAKORNAS BNPB 2023.
“Harapannya masyarakat yang jadi penyintas bencana tidak hanya mendapatkan bantuan saat tanggap darurat saja, tetapi ada follow-up yang berkelanjutan. Ini tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan membutuhkan kolaborasi baik dari pemerintah daerah, maupun juga lembaga filantropi, juga korporat. Ini yang menjadikan masyarakat tangguh dan tanggap terhadap bencana,” lanjut Ahmad Shonhaji.
Arif Rahmadi Haryono selaku Chief Executive Officer DMC Dompet Dhuafa yang baru mengucapkan banyak terima kasih atas pengakuan dan ajakan kolaborasi yang dilakukan BNPB.
“Sebuah kehormatan bagi DMC Dompet Dhuafa mendapat kesempatan untuk bisa hadir di Rakornas BNPB 2023. Kami juga aktivasi booth donasi di event ADEXCO (Asia Disaster Management & Civil Protection Conference & Expo) yang berlangsung dua hari di JIEXPO,” tutur Arif Rahmadi Haryono selaku Chief Executive Officer DMC Dompet Dhuafa. (AMR/ DMC Dompet Dhuafa)